Hari Pendidikan Nasional
5 Fakta Ki Hadjar Dewantara, Bapak Pendidikan Nasional dengan Semboyan Tut Wuri Handayani
Hari Pendidikan Nasional diperingati 2 Mei merujuk pada kelahiran Ki Hadjar Dewantara, ini 5 fakta tentangnya, penggagas tut wuri handayani.
Penulis: Gigih Panggayuh Utomo
Editor: Dhimas Yanuar
Ia sempat bekerja sebagai wartawan di beberapa surat kabar, antara lain Sediotomo, Midden Java, De Expres, Oetoesan Hindia, Kaoem Moeda, Tjahaja Timoer, dan Poesara.
.jpg)
3. Pendiri Taman Siswa
Ki Hadjar Dewantara sempat diasingkan di Belanda bersama kedua rekannya, Douwes Dekker dan Tjipto Mangoenkoesoemo.
Ketiga tokoh yang dikenal dengan sebutan Tiga Serangkai itu diasingkan karena protes dan tulisan pedas terhadap pemerintahan Hindia Belanda.
Pada masa pengasingan di Belanda, banyak pengaruh yang mendasarinya mengembangkan sistem pendidikan.
Ki Hadjar kembali ke Indonesia pada bulan September 1919 dan segera bergabung ke sekolah binaan saudaranya.
Pada 3 Juli 1922, ia mendirikan Nationaal Onderwijs Instituut Tamansiswa atau Perguruan Nasional Tamansiswa.
Pada tahun ini pula ia mengganti namanya dari Soewardi menjadi Ki Hadjar Dewantara.
Gelar Raden Mas pada nama aslinya ia lepas agar bisa bebas dekat dengan rakyat baik fisik maupun jiwa.

4. Semboyan Terkenal
Semboyan dalam sistem pendidikan yang dipakainya hingga kini sangat dikenal di kalangan pendidikan Indonesia.
Secara utuh, semboyan itu dalam bahasa Jawa berbunyi 'ing ngarsa sung tuladha, ing madya mangun karsa, tut wuri handayani'.
Jika diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia kira-kira bunyinya adalah 'di depan memberi contoh, di tengah memberi semangat, di belakang memberi dorongan'.
Kalimat terakhir, 'tut wuri handayani' menjadi slogan di logo Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Indonesia hingga kini.

5. Diangkat jadi Menteri Pendidikan