Virus Corona
Virus Corona Disebut Lebih Mudah Menyerang Pria Ketimbang Wanita, Ternyata Begini Penjelasan Ahli
Inilah penjelasan para ahli mengapa jumlah pasien terpapar virus corona lebih banyak menyerang laki-laki ketimbang perempuan.
Editor: Monalisa
Kaum wanita memproduksi sistem imun yang kuat setelah vaksinasi dan telah menambahkan respon memori imunnya.
Hal itu kemudian mampu melindungi perempuan dewasa dari patogen yang telah memapar mereka sejak kanak-kanak.
• MERUSAK Paru-paru, Benarkah Virus Corona Bisa Bisa Kambuh Lagi pada Pasien Sembuh? Lihat Faktanya
Dr. Janin Clayton, direktur penelitian Kesehatan Wanita dan Lembaga Kesehatan Nasional juga menguatkan hal tersebut. Menurutnya, ada sesuatu hal yang membuat sistem imun wanita lebih subur.
Namun sepertinya kaum wanita juga harus menerima kenyataan adanya kerentanan mereka terhadap penyakit autoimun.
Penyakit autoimun seperti rheumatoid, arthritis dan lupus banyak menyerang wanita karena kekebalan mereka bergeser menjadi penyerangan terhadap organ dan jaringan tubuh mereka sendiri.
Untuk itu, menurut Dr. Clayton, sebanyak 80 persen wanita memiliki penyakit autoimun.
Meski alasan tentang sistem imun wanita lebih kuat masih dalam penelitian awal, sebuah hipotesis mengatakan adanya kemungkinan pemberian antibodi dari seorang ibu kepada anak perempuannya melalui ASI mempengaruhi sistem imunnya.
Anak perempuan yang menyusu ASI dari sang ibu menyerap antibodi dari ibunya membantunya melawan berbagai penyakit di saat sistem imunnya masih berkembang.

2. Faktor Biologis
Faktor biologis juga bisa menjadi alasan, termasuk hormon estrogen wanita yang memainkan peran dalam imunitas.
Dan kenyataan bahwa wanita membawa dua kromosom yang memuat gen terkait kekebalan tubuh.
Sedangkan pria hanya membawa satu kromosom.
Penelitian ini diambil dari percobaan dua ekor tikus, satu jantan dan satu lagi betina.
Hasil percobaan menunjukkan bahwa tikus jantan lebih rentan menghadapi virus corona dibandingkan tikus betina, dengan perbedaan usia keduanya.
Tikus jantan mengembangkan virus dalam paparan rendah memiliki respon kekebalan tubuh yang lebih rendah.