Virus Corona
UPDATE Corona Nasional 13 April 2020, Jawa Timur Lonjakan Pasien Covid-19 Terbanyak, Ada 119 Kasus
Jawa Timur menjadi provinsi dengan penambahan pasien virus corona terbanyak, yaitu 119 kasus.
Editor: Ika Putri Bramasti
Beberapa peneliti menyebut bahwa virus corona dapat menghancurkan sistem kekebalan tubuh seperti HIV.
Padahal, sistem kekebalan tubuh adalah 'senjata' untuk melawan virus ini.
Dilansir dari South China Morning Post, tim peneliti dari Shanghai dan New York menyatakan bahwa covid-19 dapat menyerang sistem kekebalan manusia.
Hal itu dikhawatirkan akan menyebabkan kerusakan yang sama seperti HIV.
Limfosit T yang juga dikenal sebagai sel T, memiliki peran penting dalam mengidentifikasi dan menghilangkan partikel asing dari dalam tubuh.
Para ilmuwan mengungkapkan bahwa covid-19 menyerang sel T ini sama seperti HIV.
Gen virus disebut memasuki sel T dan mengambilnya sebagai sandera, menonaktifkan fungsinya melindungi manusia.
Seorang dokter, yang bekerja di rumah sakit umum merawat pasien covid-19 di Beijing, mengatakan penemuan itu menambahkan bukti terkait kekhawatiran para peneliti.
Virus corona kadang-kadang bisa berperilaku seperti beberapa virus terkenal yang secara langsung menyerang sistem kekebalan.
• Seberapa Sering Buang Air Besar Ternyata Bisa Jadi Indikasi Kamu Terinfeksi Virus Corona
Para peneliti melakukan percobaan yang sama dengan sindrom pernafasan akut yang parah, atau Sars dan menemukan bahwa virus Sars tidak memiliki kemampuan untuk menginfeksi sel T.
“Semakin banyak orang membandingkannya dengan HIV,” kata dokter yang meminta untuk tidak menyebutkan namanya karena isu ini dianggap sensitif.
Pada bulan Februari, Chen Yongwen dan rekan-rekannya di Institute of Immunology PLA merilis sebuah laporan klinis yang mengungkapkan bahwa jumlah sel T dapat turun secara signifikan pada pasien Covid-19, terutama bagi para lansia atau mereka yang memerlukan perawatan intensif.
Semakin rendah jumlah sel T, semakin tinggi risiko kematian.
Pengamatan ini kemudian dikonfirmasi oleh pemeriksaan otopsi pada lebih dari 20 pasien, yang sistem kekebalannya hampir sepenuhnya hancur.
Seorang dokter mengatakan bahwa pasien covid-19 mengalami kerusakan pada organ dalam mirip dengan kombinasi Sars dan Aids.

Menurut penelitian baru, ada perbedaan utama antara Sars-CoV-2 dan HIV.
HIV dapat bereplikasi dalam sel T dan mengubahnya menjadi ladang demi menghasilkan lebih banyak salinan untuk menginfeksi sel lain.
Namun, mereka tidak mengamati adanya pertumbuhan virus corona setelah memasuki sel-T, menunjukkan bahwa virus dan sel-T mungkin akan mati bersama.
Studi ini memunculkan beberapa pertanyaan baru.
Virus corona berada di dalam tubuh pasien selama beberapa minggu tanpa menimbulkan gejala apapun.
Informasi terkait bagaimana virus ini berinteraksi dengan sel T pada pasien masih belum terlalu jelas.
Beberapa pasien yang sakit kritis juga mengalami kondisi di mana sistem kekebalan tubuh bereaksi berlebihan dan menyerang sel-sel sehat.
Meskipun demikian, pemicu dari virus corona sendiri masih belum diketahui hingga saat ini(TribunStyle.com/Tiara Susma)