Virus Corona
80 Ruang Pendingin Membludak, Nasib Jenazah Korban Corona di Amerika Terpaksa Ditempatkan di Parit
Kamar mayat penuh, ruang pendingian membludak, Pemerintah Amerika Serikat terpaksa tempatkan jenazah korban corona di parit.
Editor: Monalisa
TRIBUNSTYLE.COM - Ikut terdampak virus corona, Amerika Serikat kini bingung cara menguburkan jenazah korban Covid-19.
Menjadi negara dengan jumlah korban positif virus corona tertinggi membuat masalah baru bagi Amerika Serikat.
Kini Pemerintah Amerika Serikat tak punya pilihan untuk menyimpan jenazah korban Covid-19 selain di parit taman.
Meski terdengar tak manusiawi, namun itulah kenyataan kondisi memperihatinkan Negara Amerika Serikat di tengah pandemi virus corona ini.
Pilihan itu terpaksa dipilih lantaran New York mengklaim mereka sudah kekurangan kamar mayat.
Tak hanya itu ruang pendingin mayat pun sudah mencapai batas kapasitasnya untuk menyimpan jenazah korban virus corona.
• Mengira Hari Kematiannya Tiba, Pasien Corona Sebut Nafas Seperti Dicabut & Takut Amalnya Tak Cukup
• Bikin Terkejut! Bill Gates Prediksi Pandemi Corona Baru Berakhir Tahun Depan, Ternyata Ini Alasannya

Kini Pemerintah Amerika tengah mempersiapkan lahan parit taman sebagai tempat meletakkan peti mati.
Parit akan digali untuk 10 peti mati secara berjejer," ujar Mark Levine dalam kicauannya di Twitter, seperti dikutip Sky News Senin (6/4/2020).
Levine menerangkan, proses pemakaman jenazah korban covid-19 di taman itu akan dilakukan sesuai prosedur dan bersifat sementara.
"Tapi, saya yakin ini momen yang sangat sulit bagi warga New York untuk memahaminya," lanjut Levine dalam pernyataannya itu.
Kamar mayat rumah sakit, yang biasanya menampung 15 jasad, telah penuh.
Jadi, 80 lemari pendingin dilaporkan mulai dikerahkan. Tetapi lemari pendingin juga mulai mendekati kapasitasnya.
• Menyayat Hati! Begini Kondisi Kuburan Masal Korban Corona, Hanya Tampak Nisan Putih Sederhana
Sementara rumah duka kewalahan dengan dinas pemakaman kota tak bisa dengan cepat menguburkan korban.
Levine mengatakan, petugas rumah duka sampai kewalahan tidak hanya karena jumlah kematian di rumah sakit mengalami peningkatan.
"Pada momen sebelum krisis, rata-rata kami menerima kabar adanya 20-25 kematian di rumah seluruh New York City," papar Levine.
Kini, sejak Virus Corona menyebar, Levine menuturkan bahwa pemerintah kota mendapatkan laporan 200-215 korban meninggal.