Virus Corona
Memang Mematikan, Tapi Virus Corona Amat Lemah Oleh 5 Bahan Ini, Tak Hanya Sabun dan Disinfektan
Covid-19 semakin merebak khususnya di Indonesia, ingatlah 5 kelemahan melawan virus corona, tak hanya sabun dan disinfektan saja.
Penulis: Heradhyta Amalia
Editor: Agung Budi Santoso
Ada virus corona yang menyebabkan SARS, MERS, dan sekarang jenis yang baru ditemukan yakni yang mengakibatkan Covid-19.
Perbedaan pada masing-masing pun memang ada, sehingga masih butuh lebih banyak penelitian.
Akan tetapi, sejauh ini bahwa secara umum karakter keluarga coronavirus cukup mirip, yaitu dianggap lemah apabila dihadapkan dengan bahan disinfektan.
Merujuk pada hasil penelitian, virus corona penyebab SARS dan MERS bisa bertahan di permukaan benda seperti metal, kaca, atau plastik hingga beberapa hari.
Meski sejauh ini belum ada penelitian mengenai ketahanan virus penyebab Covid-19 di permukaan, tapi diduga hasilnya tak akan jauh berbeda dari satu rumpun sesama virus corona lainnya.
Kabar baiknya, virus tersebut dianggap bisa mati dengan bahan disinfektan seperti alkohol dengan kadar 60-70%, hidrogen peroksida 0,5%, atau sodium hipoklorit 0,1% dalam waktu 1 menit.
Sehingga masyakarat diimbau untuk rajin membersihkan permukaan benda yang sering disentuh seperti telepon genggam, gagang pintu, dan meja kerja menggunkaan bahan disinfektan.
• Darah Pasien Sembuh dari Virus Corona Ternyata Bisa Dipakai Sebagai Vaksin Darurat, Begini Caranya
• Wajib Dikurangi! Inilah 6 Jenis Makanan & Minuman yang Bisa Turunkan Sistem Imun Saat Pandemi Corona
3. Akan lemah di suhu panas
Memang sejauh ini belum ada penelitian yang menyebut bahwa virus penyebab Covid-19 lemah terhadap panas.
Akan tetapi, virus corona penyebab penyakit SARS telah terbukti bisa melemah pada suhu yang panas.
Berdasarkan data yang dikeluarkan oleh badan kesehatan dunia, World Health Organization (WHO), virus penyebab SARS sendiri bisa terbunuh pada suhu 56°C.
4. Tak mampu bertahan lama di permukaan

Virus corona memang bisa bertahan beberapa hari di permukaan.
Namun, seiring berjalannya waktu, virus ini tak lagi cukup kuat untuk bisa menimbulkan infeksi kepada seseorang.
Melihat kondisi tersebut, baik WHO maupun Kementerian Kesehatan RI tak melarang pengiriman paket antar negara karena risiko penularan melalui media pengiriman paket tersebut dianggap sangat rendah.