Breaking News:

UPDATE Corona Nasional 1 April: Pasien Sembuh 22 Orang, Kali Pertama Melebihi Jumlah yang Meninggal

UPDATE Corona Nasional: Kali pertama di RI, tambahan pasien corona sembuh melebihi jumlah yang meninggal.

Editor: Suli Hanna
Kolase TribunStyle, Kompas TV/Imron-Chandra, Unsplash/Viktor Forgacs
Achmad Yurianto (kiri), dan Ilustrasi Virus Corona (kanan) 

TRIBUNSTYLE.COM - Berikut update corona nasional 1 April 2020.

Untuk kali pertamanya, jumlah pasien yang sembuh melebihi angka pasien yang meninggal.

Kabar baik ini disampaikan juru bicara pemerintah untuk penanganan virus corona.

Pada Rabu (1/4/2020), Achmad Yurianto, menyampaikan pasien sembuh bertambah 22 orang.

Sementara pasien yang meninggal adalah 21 orang.

BAGAIMANA 300 Siswa Sekolah Polisi Setukpa Sukabumi Positif Corona? Terungkap Sebabnya, Berawal Sini

Miris, Pemakaman Korban Corona Ditolak Warga Sejumlah Daerah di Indonesia, Mana Saja?

Coronavirus.
Coronavirus. (Freepik)

"Kasus sembuh bertambah 22 orang, sehingga total menjadi 103 orang," kata Yuri dalam konferesi pers di Graha BNPB, Jakarta, Rabu (1/4/2020).

Diketahui, data Selasa (31/3/2020) menunjukkan, pasien Covid-19 yang dinyatakan sembuh berjumlah 81 orang.

Yuri melanjutkan bahwa penambahan pasien positif virus corona juga terjadi di Indonesia, yakni berjumlah 149 orang.

Dengan demikian, total pasien positif Covid-19 per Jumat ini mencapai 1.677 orang.

Selain itu, penambahan juga terjadi pada jumlah pasien corona yang meninggal dunia sebanyak 21 kasus. Dengan demikian, total pasien yang meninggal sebanyak 157 orang. (Kompas.com/ Fitria Chusna Farisa)

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "UPDATE 1 April: Pasien Covid-19 Sembuh 103 Orang, Bertambah 22".

Ilustrasi petugas medis, garda terdepan penanganan pandemi corona.
Ilustrasi petugas medis, garda terdepan penanganan pandemi corona. (AFP/Paolo Miranda)

Pandemi Corona Akan Reda Akhir Mei? Alumni Matematika UI Bikin 3 Skenario, Bisa Jika Ini Dilakukan

Selain memantau update terbaru tentang pasien terinfeksi, sembuh, dan meninggal akibat corona, masyarakat tentunya bertanya-tanya kapan pandemi ini akan berakhir.

Hingga saat ini, puncak maupun akhir wabah COVID-19 masih samar-samar.

Sementara itu, jumlah pasien yang positif dan meninggal akibat virus corona di Indonesia terus bertambah.

Berbagai macam prediksi bermunculan dari beberapa peneliti dan akademisi.

Beberapa alumni Departemen Matematika Universitas Indonesia (UI) mencoba memprediksikan kapan badai corona mereda.

Mereka menggunakan sebuah model sederhana yang dikembangkan dengan model SIRU.

 Disinfektan dan Hand Sanitizer Langka, Ciu dan Arak Sitaan Jadi Solusi Perangi Corona

 Heboh Wanita Positif Corona Kabur & Lempari Petugas dengan Batu, Ternyata Juga Mengidap Penyakit Ini

Analisis itu dibuat oleh Barry Mikhael Cavin, Rahmat Al Kafi, Yoshua Yonatan Hamonangan, dan Imanuel M. Rustijono.

Dilansir dari Tribunnews, Barry mengatakan simulasi tersebut dibuat dengan mencari referensi dari sebuah grup yang memang melakukan studi tentang COVID-19 di China.

"Jadi mereka melakukan pemodelan matematika tentang kasus-kasus di China, dimana China itu kan kurvanya udah selesai ya, jadi mereka studinya udah lebih established lah, modelnya udah baik gitu," terang Barry saat dihubungi Tribunnews.com, Selasa (31/3/2020).

Sementara data yang digunakan untuk simulasi adalah data kasus kumulatif di Indonesia sejak 2-29 Maret 2020 yang dipublikasikan situs kawalcovid19.id.

"Jadi kami coba pakai metode mereka untuk diimplementasikan ke data yang kita punya sekarang di Indonesia, tambahnya.

Hasil perhitungan itu telah dipublikasikan melalui akun Instagram resmi Ikatan Alumni (Iluni) Departemen Matematika Universitas Indonesia dan bisa diunduh secara bebas.

Grafik banyaknya kasus virus corona per hari di Indonesia.
Grafik banyaknya kasus virus corona per hari di Indonesia. (Instagram @ilunimathui)

Simulasi Tiga Kelompok Populasi

Terdapat empat kelompok populasi dalam simulasi ini, yaitu sebagai berikut.

1. Infected (I), yaitu individu yang terinfeksi namun belum menunjukkan gejala;

2. Reported (R), yaitu masyarakat yang terkonfirmasi positif COVID-19;

3. Unreported (U), yaitu individu-individu yang terinfeksi COVID-19 namun tidak melapor karena tidak merasakan gejala yang berat ataupun karena alasan lain.

 Kisah Unik Pangeran Charles Karantina Saat Positif Corona, Ternyata Kedatangan Tamu Istimewa

 Banyak Rakyat Sengsara Karena Corona, Jokowi Gratiskan Tarif Listrik 450 VA, Diskon 50% untuk 900 VA

Prediksi Kapan Badai Virus Corona Berakhir

Perhitungan yang dilakukan para alumni matematika UI itu merujuk pada kebijakan tegas dalam mengurangi interaksi antarmanusia.

Dalam hal ini adalah kebijakan jaga jarak sosial atau physical distancing yang dilakukan per 1 April 2020.

Grafik perhitungan model SIRU alumni UI.
Grafik perhitungan model SIRU alumni matematika UI. (Instagram @ilunimathui)

- Skenario 1

Skenario pertama berlaku jika per 1 April 2020 tidak ada kebijakan signifikan dan tegas dalam mengurangi interaksi antarmanusia.

Dengan kata lain, kegiatan berjalan seperti biasa tanpa ada langkah pencegahan.

Puncak pandemi terjadi pada 4 Juni 2020 dengan 11.318 kasus baru dan akumulasi kasus positif mencapai angka ratusan ribu.

Pandemi diperkirakan mereda pada akhir Agustus hingga awal September 2020.

- Skenario 2

Skenario kedua berlaku jika per 1 April 2020, kebijakan sudah ada namun kurang tegas dan kurang strategis dalam mengurangi interaksi antarmanusia.

Kondisi ini adalah ketika masyarakat tidak disiplin mengimplementasikan jaga jarak fisil atau physical distancing sebagaimana telah diimbau oleh pemerintah Indonesia.

Dengan skenario ini diperkirakan puncak pandemik akan terjadi pada 2 Mei 2020 dengan 1.490 kasus baru dan akumulasi kasus positif mencapai 60.000.

Pandemi akan berakhir pada akhir Juni hingga awal Juli 2020.

Skenario kedua ini adalah yang paling mungkin terjadi jika kondisi di Indonesia tetap seperti saat ini (kebijakan yang kurang tegas dan masyarakat tidak disiplin).

- Skenario 3

Skenario terakhir berlaku jika per 1 April 2020 diberlakukan kebijakan tegas dan strategis dalam mengurangi interaksi antarmanusia.

Kondisi yang dimaksud adalah ketika masyarakat disiplin mengimplementasikan jaga jarak sosial.

Jika kenario ketiga ini terjadi, diprediksikan puncak pandemi COVID-19 akan terjadi pada 16 April 2020 dengan jumlah 546 kasus baru dan akumulasi kasus positif mencapai 17.000.

Kemudian akhir pandemi akan terjadi pada akhir Mei 2020 hingga awal Juni 2020.

Grafik perhitungan model SIRU alumni matematika UI.
Grafik perhitungan model SIRU alumni matematika UI. (Instageam @ilunimathui)

Kebijakan Pemerintah dan Kedisiplinan Masyarakat Sangat Menentukan

Dilansir dari dokumen hasil perhitungan alumni matematika UI tersebut, implementasi physical distancing atau jaga jarak fisik harus lebih disiplin dilakukan.

Selain ketegasan dari pemerintah, kedisiplinan masyarakat dalam menjalankan kebijakan yang berlaku sangat dibutuhkan.

Sebaiknya penduduk di zona merah tidak mudik dahulu untuk meminimalisir risiko penularan besar-besaran ke daerah lain.

Hal ini sangat berpengaruh dalam akumulasi kasus positif COVID-19 dan mencegah skenario 1 dan 2 terjadi.

Model ini masih sangat dinamis, bergantung pada kebijakan-kebijakan pemerintah dan keseriusan masyarakat dalam mengentaskan Indonesia dari pandemi corona. (TribunStyle.com/Gigih Panggayuh)

 Mudik Hindari Corona, Pria di Wonogiri Pergoki Istri Selingkuh dengan Kades, Warga Nekat Ikat Pelaku

 Penuh Haru, Detri Warmanto Akhirnya Bertemu Anak setelah 14 Hari Isolasi, Berjarak dan hanya 2 Menit

Sumber: Kompas.com
Tags:
coronaCovid-19Indonesia
Rekomendasi untuk Anda
AA

BERITA TERKINI

berita POPULER

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved