Breaking News:

Virus Corona

Mirisnya Wabah Corona di Italia: Meski sudah Lockdown 2 Minggu, Korban Meninggal Tembus 10.000 Jiwa

Fakta dan potret mirisnya wabah virus corona Italia meski sudah lockdown selama 2 minggu lebih, korban meninggal tembus 10.000 jiwa.

ANDREAS SOLARO / AFP
Warga Italia bernyanyi, melambaikan tangan, dan bertepuk tangan di sebelah spanduk bertuliskan "Forza ragazzi #andratuttobene, restiamo a casa" (Ayo, teman-teman #semuaakanbaikbaiksaja, tinggal di rumah saja), saat flash mob "Una canzone per l'Italia" ( Lagu untuk Italia) di distrik Magliana di Roma pada 15 Maret 2020. 

Kerja para medis di Italia semakin berat dalam satu bulan terakhir, ketika kasus infeksi virus corona di negara itu bertambah banyak.

Seperti laporan yang telah ditulis di atas, angka kematian di Italia semakin tinggi.

Dokter dan perawat bekerja secara bergantian untuk mengelola rumah sakit yang dipenuhi pasien dan seringkali mengorbankan kesejahteraan psikologis mereka sendiri.

Sebagai ahli anestesi yang terlatih dalam memberikan penghilang rasa sakit dan mengelola resusitasi, Gregoria Spagnolin, mengatakan, ia merasa tak siap untuk melihat kenyataan yang terjadi selama wabah Covid-19.

"Menerima kematian seorang pasien kanker metastasis lebih mudah daripada menerima kematian seorang pasien berusia 30 tahun. Sekarang, ini adalah rutinitas sehari-hari," kata Spagnolin, dikutip dari The Independent, Sabtu (28/3/2020).

Dalam satu hari, ia menyaksikan kematian secara terus menerus, yang biasanya terjadi dalam rentang waktu satu bulan.

"Hal yang paling sulit untuk diproses secara emosional adalah bagaimana orang-orang ini mati. Mereka sendirian," katanya.

POPULER Ahli Ungkap Potensi 130 Juta Penduduk Indonesia Kena Corona sebelum Lebaran jika Abaikan Ini

Doni Monardo Beberkan 3 Bagian Tubuh yang Mudah Disusupi Corona, Kuncinya Ada di Tangan & Wajah

Seorang perawat merangkul rekannya di tengah pekerjaan mereka di Rumah Sakit Cremona, tenggara Milan, Lombardy, Italia, Minggu (15/3/2020). Selama diberlakukannya lockdown di Italia terkait meledaknya penyebaran virus corona di negara tersebut, sosok para tenaga medis banjir dukungan atas dedikasi mereka yang menjadi pahlawan dalam menangani serbuan pasien corona.
Seorang perawat merangkul rekannya di tengah pekerjaan mereka di Rumah Sakit Cremona, tenggara Milan, Lombardy, Italia, Minggu (15/3/2020). Selama diberlakukannya lockdown di Italia terkait meledaknya penyebaran virus corona di negara tersebut, sosok para tenaga medis banjir dukungan atas dedikasi mereka yang menjadi pahlawan dalam menangani serbuan pasien corona. (AFP/PAOLO MIRANDA)

Pasien Covid-19 yang dirawat di rumah sakit mengikuti protokal isolasi dan kontrol infeksi yang ketat, sehingga kunjungan keluarga menjadi hal mustahil.

Kadang-kadang, ia melanggar aturan rumah sakit demi memberi kesempatan terakhir pasien untuk mengucapkan selamat tinggal kepada keluarganya melalui telepon pribadinya yang telah dibungkus dengan plastik.

"Secara teori ini tak diperbolehkan, tapi itu satu-satunya hal manusiawi yang bisa dilakukan," jelas dia.

Tenaga medis bekerja di bawah tekanan yang sangat besar, termasuk tingginya risiko infeksi dengan minimnya alat perlindungan diri.

Bahkan dilaporkan lebih dari 5.000 operator sanitasi telah terbukti positif terinfeksi virus corona.

Menurut sebuah penelitian yang diterbitkan di jurnal imliah The Lancet, hal itu berpotensi besar menyebabkan stres, gelisah, dan depresi.

Spagnolin mengatakan, komitmen terhadap pekerjaannya melupakan risiko psikologis jangka panjang yang mengintainya.

"Ketika Anda berperang, Anda tidak menyadari apa yang Anda rasakan. Kamu hanya bertarung," papar Spagnolin.

Halaman
123
Sumber: TribunStyle.com
Tags:
Italiavirus coronalockdownCovid-19
Rekomendasi untuk Anda
AA

BERITA TERKINI

berita POPULER

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved