Virus Corona
Sementara Indonesia Baru Berkutat dengan Corona, Wuhan Kini Bisa Bernapas Lega, Bagaimana Caranya?
Inilah cara Wuhan bertahan dari pandemi virus corona, pemerintah terapkan sistem zonasi pembagian wilayah dalam kisi-kisi.
Penulis: Vega Dhini Lestari
Editor: Amirul Muttaqin
TRIBUNSTYLE.COM - Pandemi virus corona yang melanda berbagai penjuru dunia kini sudah masuk ke Indonesia.
Sejak akhir Februari lalu, virus corona mulai terdeteksi di Indonesia dan hingga kini masih terus menelan korban.
Kini pemerintah Tanah Air sedang menggalakkan social distancing atau physical distancing dan menutup sejumlah fasilitas umum.
Sementara Indonesia sedang berkutat dengan virus corona, Wuhan di Provinsi Hubei Tiongkok.
Seperti yang diketahui, Wuhan diduga adalah kota pertama tempat virus corona "menginvasi".

• 5 Cara Mengendalikan Kecemasan yang Berlebihan di Tengah Pandemi Virus Corona
Bahkan Kota Wuhan juga menjadi yang pertama kali melakukan lockdown agar penyebaran virus corona tidak semakin meluas.
Selama kurang lebih empat bulan berjuang melawan virus corona, kini Kota Wuhan telah bisa bernapas lega.
Seperti dilansir dari KOMPASTV, pemerintah Tiongkok berencana membuka lockdwon Wuhan pada 8 April 2020 mendatang.
Sejak 25 Maret 2020 lalu, secara perlahan lockdown di Wuhan dibuka oleh pemerintah.
Bahkan di media sosial banyak beredar video petugas medis di Wuhan yang berjejer sambil satu persatu melepas masker yang selama ini setia menemani mereka melawan pandemi virus corona.
Lalu, bagaimana Wuhan bertahan dari pandemi virus corona ini?
Melansir dari SCMP, pemerintah Tiongkok telah menerapkan sistem membagi kota menjadi zona-zona dengan blok dan komunitas terpisah.
Di setiap zona akan ada pengontrol yang ditugaskan sebagai manajer sosial.
Pengontrol tersebut bertanggung jawab untuk melaporkan kondisi penduduk setempat kepada pemerintah daerah.
Mereka juga akan memantau semua kegiatan di lingkungan yang ditugaskan itu, serta memberi bantuan kepada orang lanjut usia dan penyandang disabilitas.

Proyek yang diberi nama China National Grid ini pertama kali diuji coba di distrik Dongcheng Beijing pada 2004 silam.
Sistem ini telah ada selama beberapa tahun, tetapi tidak pernah dianggap serius sampai virus corona mewabah.
Di Wuhan sendiri, ada 13.000 zona dan 8.700 pekerja yang masing-masing mengelola 300 hingga 500 rumah tangga.
Selama virus corona mewabah, banyak sukarelawan yang bergabung untuk membantu mereka membeli makanan dan obat-obatan, bahkan barang-barang penting lainnya.
• 5 Cara Menyikapi Physical Distancing di Tengah Pandemi Virus Corona dengan Bijak

Para petugas itu juga mengumpulkan data kesehatan penduduk seperti suhu tubuh.
Mereka juga intens melakukan komunikasi dengan penduduk setempat melalui aplikasi pesan singkat.
Dengan berjalannya sistem ini, Wuhan berhasil bertahan.
Hal ini karena sejak 11 Februari lalu, komite pengendalian dan pencegahan epidemi Wuhan telah memerintahkan semua area perumahan membatasi pergerakannya dengan memanfaatkan sistem zonasi itu. (TribunStyle/Vega)
• Update Virus Corona di Jakarta dan Deretan Kelurahan dengan Kasus Terbanyak
• Termakan Hoaks & Takut Tertular Virus Corona, 30 Orang di Turki Tewas Tenggak Alkohol Murni