Hari Raya Nyepi
Perayaan Hari Raya Nyepi 2020, Tradisi Arak Ogoh-ogoh Ditiadakan Karena Wabah Virus Corona
Umat Hindu di Indonesia merayakan Hari Raya Nyepi pada Rabu 25 Maret 2020, namun tahun ini tak ada tradisi arak ogoh-ogoh karena wabah coronavirus.
Penulis: Heradhyta Amalia
Editor: Amirul Muttaqin
Karena mengingat di tengah wabah ini sangat harus waspada demi kepentingan bersama.
"Ini untuk kepentingan Bali, kepentingan bersama," lanjutnya.
Mengingat juga kasus pasien yang dinyatakan positif corona sudah ada 6 kasus di Bali, yang dua diantaranya telah meninggal yakni WNA.
Sebelumnya juga, upacara melasti dilakukan di beberapa tempat yang dianggap bisa menyucikan.
Proses melasti biasa dilakukan di tempat-tempat yang dianggap bisa menyucikan.
Misalnya pantai, danau, beji (sumber air), dan campuhan (muara beberapa sungai).
Selama prosesi melasti, umat Hindu mengarak benda-benda sakral dari pura (pratima) sebagai bagian dari penyucian sebelum melaksanakan Catur Brata Penyepian selama 24 jam saat Nyepi.
Catur Brata Penyepian merupakan empat pantangan yang tidak boleh dilakukan pada saat Nyepi yaitu tidak bekerja (amati karya), tidak menyalakan api (amati geni), tidak bepergian (amati lelungan), dan tidak bersenang-senang (amati lelanguan).
Proses itu dimulai pukul 6 pagi dan selesai 24 jam kemudian.
Sehari sebelum melakukan Nyepi, warga mengarak ogoh-ogoh di sekitar rumah mereka, terutama di perempatan desa.
Di Denpasar, misalnya, pawai ogoh-ogoh yang dipusatkan di perempatan Catur Muka, nol kilometer Denpasar, akan menjadi agenda yang dipenuhi ribuan orang.
Adapun melasti biasanya diikuti ribuan orang dengan berjalan kaki menuju pantai.
Namun, perayaan yang biasanya mewah itu dipastikan tidak akan terjadi setelah adanya larangan oleh gubernur Bali yang ditujukan untuk membantu mengatasi wabah virus corona (Covid-19).
(TribunStyle.com/Heradhyta Amalia)
5 Fakta Unik Hari Raya Nyepi yang Belum Banyak Diketahui, dari Hotel Murah hingga Bandara Ditutup