Berita Terpopuler
POPULER 800 Orang Tewas dalam Sehari di Itali, Kenapa Corona Begitu Mematikan di Eropa?
Parah! Italia 800 Tewas Sehari, Disusul Spanyol & Prancis, Ahli Bongkar Sebab Corona Eropa Mematikan
Penulis: Dhimas Yanuar Nur Rochmat
Editor: Suli Hanna
TRIBUNSTYLE.COM - Darurat virus corona di Eropa, Italia 800 tewas dalam sehari, disusul Spanyol & Prancis, ahli dari China beberkan penyebabnya.
Darurat virus corona di Eropa hingga kini menjadi salah satu perhatian dunia.
Bahkan jumlah kasus baru virus corona di Eropa terus meningkat dan tak kunjung bisa dikendalikan.
Hal ini dibuktikan dengan rataan kematian pasien virus corona Covid-19 di Italia yaitu satu setiap dua menit.
Angka-angka tersebut menunjukkan 793 telah meninggal pada hari Sabtu (21/3/2020), atau rata-rata 33 kematian per jam.
Angka tersebut yang bukan hanya angka melainkan manusia yang kehilangan nyawa, menandai peningkatan kematian terbesar dalam periode 24 jam.
• Italia Lockdown, Warga Memainkan Musik dan Bernyanyi Bersama di Balkon Rumah Masing-Masing
• Benarkah Golongan Darah Berpengaruh pada Tingkat Keparahan Infeksi Virus Corona? Ini Penjelasannya

Jumlah keseluruhan korban sekarang di Italia mencapai 4.825 jiwa.
Angka ini tentu melebihi China, tempat virus corona pertama kali ditemukan di Wuhan
Lalu di Inggris sendiri Perdana Menteri Inggris, Boris Johnson, memperingatkan Inggris juga dalam bahaya.
Korban tewas di Inggris virus corona, dilansir dari Mirror, telah mencapai 233 jiwa.
Dan ia mengumumkan bahwa kejadian ini persis sama dengan kematian di Italia dua minggu lalu.
Prancis sendiri juga telah melaporkan 112 kematian cirus corona dalam 24 jam terakhir, dengan total 562.
Lalu negara Spanyol dengan catatan terinfeksi 25.496 jiwa, dengan angka kematian 1.381jiwa.
Peringatan dan penyebab dibeberkan dokter ahli dari China

Sejumlah dokter di China sebelumnya telah mengungkapkan kekhawatirannya terhadap benua Eropa, dan bisa saja membuat kesalahan seperti di Wuhan.
Di Wuhan, saat awal wabah virus corona merebak, masih kurang pemahaman tentang penyakit dan peralatan pelindung yang tak memadai.
Hal ini menyebabkan ribuan petugas kesehatan terinfeksi saat merawat pasien positif Covid-19.
"Rekan-rekan Eropa kami tertular penyakit saat bertugas dan proporsinya sangat mirip dengan situasi sebelumnya di Wuhan," kata Wu Dong, seorang profesor di Rumah Sakit Peking Union Medical College Hospital, seperti dikutip dari Bloomberg, Jumat (20/3/2020), lansir dari Kompas.com.
"Kita perlu melindungi staf medis," kata Wu, yang berbicara kepada para jurnalis di Beijing, Senin (16/3/2020), bersama tiga dokter top China lainnya.
• Mengenal Avigan, Obat Virus Corona yang Dikembangkan Perusahaan Jepang, Fujifilm Toyama Chemical
• Termasuk Paulo Maldini, Ini Deretan Bintang Bola Dilanda Duka Positif Corona, Penyebabnya Misterius
Banyaknya petugas medis yang terinfeksi kini menjadi krisis baru bagi negara-negara Barat di tengah melonjaknya kasus infeksi.
Di Italia, maupun di Benua Amerika, Amerika Serikat, serta negara-negara lainnya melaporkan kekurangan pasokan alat pelindung.
Sementara, banyak pasien yang membutuhkan perawatan mereka.
Sifat virus yang sangat menular menunjukkan tanda-tanda penularan yang tidak biasa.
Direktur Unit Perawatan Intensif di Peking Union Medical College Hospital Du Bin menyebutkan, dokter THT di Wuhan memiliki tingkat infeksi yang lebih tinggi dibandingkan rekan-rekan lainnya di rumah sakit yang sama.

"Interpretasi pribadi saya adalah dokter-dokter ini memiliki kotak yang sangat dekat dengan pasien. Itulah alasan utama mereka mudah terinfeksi," kata Du.
"Sangat penting untuk mendidik dan melatih dokter tentang cara melindungi diri mereka sendiri," lanjut dia.
Tak seperti SARS, virus corona hanya menyebabkan gejala ringan atau bahkan tidak menunjukkan gejala sama sekali pada tubuh pasien.
• Terjebak di Italia Saat Wabah Corona, Asmara Abigail Beri Pesan Kepada Rakyat Indonesia untuk Bijak
• Pemakaman Korban Corona di Beberapa Negara, Italia Disiarkan Langsung, Irlandia Mayat Pakai Masker
Artinya, pasien tersebut secara tak sadar bisa menyebarkan virus ke orang lain.
Menurut para dokter, pemberian tes asam nukleat yang mengidentifikasi urutan genetik virus dalam sampel pasien merupakan hal yang sangat penting.
"Uji, uji, dan uji," kata Du.
Pengujian telah menjadi barometer penting bagi pemerintah berbagai negara di dunia dan sistem perawatan kesehatan.
Pemerintah AS menghadapi kemarahan publik karena lambatnya peluncuran tes.
Sementara, negara-negara seperti Indonesia dan India dikritik karena tidak melakukan pengujian massal.
Korea Selatan, yang memiliki jumlah kasus terbesar kedua di Asia, telah mengendalikan wabahnya sebagian besar melalui pengujian puluhan ribu orang setiap hari. (Tribunstyle/Dhimas Yanuar).
• Orang Dengan Gejala Virus Corona di Italia Bakal Didakwa Pasal Pembunuhan Jika Tidak Karantina Diri
• Ada 368 Orang Meninggal dalam Sehari di Italia, Rekor Jumlah Korban Corona Harian Terbanyak