Virus Corona
Curhat Pilu Putri dari Dokter yang Meninggal Corona: Ayah Sesak Sendirian, Meninggal Tanpa Keluarga
Leonita Triwachyuni curhat mengenai pentingnya tetap tinggal di rumah selama berlangsungnya pandemi global Covid-19.
Editor: Ika Putri Bramasti
yang kondisinya masih baik? ga bisa liat apa2, aku ga tahu gimana menderitanya papaku selain dari telepon kemarin malam. pintu disini juga berlapis-lapis jadi gak keliatan papa lagi apa, papa lagi diapain.
foto dimakamkan? foto jenazah dimandikan? semuga gak kami lakukan, bahkan sekedar memilih pemakaman yang diinginkan (dan sudah dibeli) papaku aja ga bisa.
Dia berharap apa yang dialaminya dapat menjadi pelajaran bagi masyarakat untuk patuh pada anjuran pemerintah, dengan tetap berdiam diri di rumah agar bisa memutus mata rantai penyebaran virus saluran infeksi pernafasan tersebut di Indonesia.
Persatuan Besar Ikatan Dokter Indonesia (PB-IDI) umumkan sudah ada tujuh dokter yang meninggal dalam menjalankan tugasnya selama pandemi virus corona (Covid-19) di Indonesia.
Tujuh nama dokter tersebut adalah:
1. dr. Hadio Ali, SpS,
2. dr. Djoko Judodjoko Sp.B,
3. dr. Laurentius P. Sp.Kj,
4. dr. Adi Mirsaputra SpTHT,
5. dr. Ucok Martin SpP,
6. dr. Tony D. Silitonga, dan
7. Prof. Dr. dr. Bambang Sutrisna, MSHC.

Ketua Umum PB IDI Daeng M Faqih menyebutkan hanya dr.Tony D Silitonga saja yang meninggal bukan karena terpapar Covid-19.
Di hari-hari terakhirnya ia sibuk mempersiapkan fasilitas kesehatan khsusnya di wilayah Bandung Barat agar siap terhadap ancaman Covid-19 dan juga memberikan edukasi secara luas kepada masyarakat untuk mencegah Covid-19.

"Yang karena gangguan jantung akibat kecapekan dr. Toni D. Silitonga, beliau kecapekan melaksanakan tugas di Dinkes Bandung sebagai PIC penanganan Covid-19 di daerahnya," ungkap Daeng kepada Tribunnews.com, Senin (23/3/2030).