Breaking News:

Bayi 40 Hari Meninggal Dunia Setelah Tersedak Pisang, Kini Penyesalan Sang Ibunda Sudah Terlambat

Suapi bayinya yang berumur 40 hari dengan pisang, ibu muda asal Jakarta harus kehilangan nyawa sang anak. Simak penyebabnya.

Editor: Monalisa
Enfa A+ Indonesia
MPASI 

TRIBUNSTYLE.COM - Yuni, tak menyangka jika suapannya kepada salah satu bayi kembarnya justru berujung malapetaka.

Berawal dari ketidaktahuannya, ibu muda bernama Yuni asal Jakarta Barat ini harus kehilangan salah satu bayi kembarnya.

Bayi kembar Yuni berinisial AH ini baru berusia 40 hari.

AH diketahui meninggal dunia setelah tersedak pisang yang disuapkan oleh ibunya sendiri.

Yuni tak menyangka, itu adalah suapannya yang terkahir untuk sang anak, namun harus berujung kematian.

Viral Dokter Divonis Terinfeksi HIV Setelah Operasi Lebih dari 3000 Pasien, Kena 4 Kali Paparan

Dulu Ditelantarkan Orangtuanya di Bawah Jembatan, Bayi Ini Sekarang Jadi Anak Pejabat Negeri

Bayi AH meninggal dunia karena tersedak pisang terjadi pada Minggu (8/12/2019) dini hari setelah dibawa ke puskesmas Kebon Jeruk, Jakarta Barat.

Bayi meninggal tersedak pisang AH dimakamkan di TPU kawasan Kedoya Utara, Kebon Jeruk, usai divisum di Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM) untuk memastikan penyebab kematiannya.

Yuni Sari (27) selaku ibu kandung AH masih sangat terpukul lantaran harus kehilangan salah satu bayi kembarnya akibat kelalaiannya.

Makanan Pendamping ASI (MPASI)
Makanan Pendamping ASI (MPASI) (Tribun Kaltim - Tribunnews.com)

"Saya baru ini aja suapin dia pisang pas Sabtu malam sekitar jam 19.30 WIB dan dia juga doyan pas saya suapin," kata Yuni didampingi sang suami, Husaeni (34) saat ditemui di tempat tinggal orangtuanya di kawasan Kedoya Selatan, Kebon Jeruk, Jakarta Barat, Senin (9/12/2019).

Yuni mengaku tak menyangka bahwa keputusannya yang memberikan pisang kepada sang anak yang baru berusia 40 hari bakal berujung petaka.

Yuni didampingi sang suami saat menceritakan kronologi meninggalnya sang anak.
Tersedak Pisang yang Disuapkan Ibunya, Satu Bayi Kembar 40 Hari Meninggal, Ini Penyesalan sang Ibu. Yuni didampingi sang suami saat menceritakan kronologi meninggalnya sang anak. (TribunJakarta.com/Elga Hikari Putra)

Pasalnya, tak hanya AH yang ia berikan pisang, namun adik kembar AH juga ia berikan pisang.

Adapun Yuni mengaku porsi pisang yang diberikan kepada AH hanya dua suap sendok bayi.

"Adiknya itu enggak apa-apa, cuma kakaknya aja yang tersedak mungkin memang sudah takdirnya," kata Yuni yang menyebut kondisi fisik AH memang lebih kecil dibanding sang adik

Akibat kejadian ini, Yuni pun sempat menjalani pemeriksaan di Mapolsek Kebon Jeruk.

"Dia kemarin diperiksa ditanyain kronologinya, memang benar anak saya itu meninggalnya karena tersedak pisang, bukan karena aniaya atau apa," kata Husaeni.

Kapolsek Kebon Jeruk, AKP Erick Sitepu menyebut pihaknya telah memeriksa kedua orangtua dari bayi berusia 40 hari berinisial AH yang meninggal dunia lantaran tersedak pisang.

Berdasarkan hasil pemeriksaan, kata Erick, ibunda korban yaitu Yuni Sari (27) mengaku tak tahu bahwa bayi berusia 40 hari belum boleh memakan selain Air Susu Ibu (ASI).

"Itu bayi 40 hari sama ibunya dicoba dikasih makan pisang, dia (ibunya) enggak tahu kalau umur 40 hari itu, bayi pencernaannya belum boleh makan selain ASI.

Koma 23 Hari, Ibu Ini Akhirnya Bangun Setelah Mencium Aroma Tubuh Bayi Kecilnya

VIRAL! Sudah Bertunangan, Wanita Ini Nambah 3 Pacar, Saat Hamil 4 Pria Sepakat Besarkan Bayi Bersama

Karena ketidaktahuan itu, akhirnya bayinya meninggal," kata Erick saat dikonfirmasi, Senin (9/12/2019)..

Berdasarkan hasil visum di Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM) penyebab kematian korban lantaran ada potongan pisang yang menyangkut di pernafasan korban.

"Sudah visum di dokter, di tubuh korban kami enggak temukan luka atau bekas kekerasan. Jadi memang murni karena ketidaktahuan ibunya itu," kata Erick.

Lantaran murni kelalaian dan tak menemukan adanya bekas kekerasan di tubuh korban, maka polisi tak menahan Yuni atas kasus meninggalnya sang anak.

"Kalau ditahan karena kelalaian itu undang-undangnya apa," kata Erick.

Melansir nakita.grid.id, pemberian makanan pendamping ASI alias MPASI dilakukan setelah bayi berusia enam bulan.

Pemberian MPASI ini dilakukan sambil terus memberikan ASI kepada bayi.

Pemberian ASI ini baiknya terus dilakukan hingga Si Kecil berusia 2 tahun.

Dalam memberikan MPASI, pemberian makanan yang tepat serta optimal sangatlah penting untuk kelangsungan hidup serta tumbuh kembang bayi dan anak sejak usia 0 hingga 2 tahun.

Tapi hingga sekarang banyak Moms yang khawatir bahwa bayinya akan kelaparan jika hanya diberikan ASI.

Sehingga tak sedikit Mama yang justru memberikan MPASI sebelum si kecil berusia enam bulan.

Selain merenggut nyawa bayi seperti kasus bayi Yuni, ini bahaya lain pemberian MPASI terlalu dini:

1. Bayi lebih rentan terkena berbagai penyakit

Saat bayi menerima asupan lain selain ASI, maka akan membuat imunitasnya berkurang.

Pemberian MPASI dini berisiko membuka pintu gerbang masuknya berbagai jenis kuman, belum lagi jika MPASI tidak disajikan secara higienis.

Banyak penelitian yang menyatakan pemberian ASI eksklusif melindungi bayi dari berbagai penyakit seperti penyakit pernafasan, infeksi telinga dan penyakit saluran pencernaan yang umum diderita anak-anak, seperti diare.

2. Berbagai reaksi akibat sistem pencernaan bayi belum siap

Bila MPASI diberikan sebelum sistem pencernaan bayi siap untuk menerimanya, maka makanan tersebut tidak dapat dicerna dengan baik dan bisa menimbulkan berbagai reaksi seperti diare, sembelit/konstipasi, timbulnya gas, dan sebagainya.

Selain itu, tubuh bayi juga belum memiliki protein pencernaan yang lengkap.

Berbagai enzim seperti amylase, enzim yang diproduksi pankreas belum cukup ketika bayi belum berusia 6 bulan.

Begitu pula dengan enzim perncerna karbohidrat (maltase, sukrase), dan lipase serta bile salts untuk mencerna lemak.

3. Bayi berisiko menderita alergi makanan

Memperpanjang pemberian ASI eksklusif menurunkan angka terjadinya alergi makanan.

Usia 4-6 bulan kondisi usus bayi masih “terbuka”, antibodi (sIgA) dari ASI bertugas melapisi organ pencernaan bayi serta memberikan kekebalan pasif, mengurangi terjadinya penyakit dan reaksi alergi sebelum penutupan usus terjadi.

Nah, bayi mulai memproduksi antibodi sendiri dan penutupan usus terjadi saat bayi berusia 6 bulan.

4. Bayi berisiko mengalami obesitas atau kegemukan

Pemberian MPASI dini sering dihubungkan dengan meningkatnya kandungan lemak dan berat badan pada anak-anak.

5. Produksi ASI Mama dapat berkurang

Semakin banyak makanan padat yang diterima bayi, maka dapat berpotensi bayi akan mengurangi permintaan untuk menyusu.

Bayi yang makan makanan padat pada usia yang lebih muda cenderung lebih cepat disapih.

6. Persentasi keberhasilan KB atau pengaturan kehamilan alami menurun

Pemberian ASI eksklusif sangat efektif untuk mencegah kehamilan secara alami.

Saat MPASI sudah diberikan maka bayi tidak lagi menyusu secara eksklusif sehingga persentasi keberhasilan KB akan menurun.

Nah, jika bayi mendapatkan MPASI sebelum berusia enam bulan, maka bayi berisiko tidak mendapatkan nutrisi optimal seperti ASI.

7. Bayi berisiko mengalami Invaginasi usus atau intususepsi

Invaginasi usus/intususepsi merupakan suatu keadaan di mana suatu segmen usus masuk ke dalam bagian usus lainnya.

Sehingga kondisi tersebut membuat berbagai masalah kesehatan serius dan bila tidak segera ditangani dapat menyebabkan kematian.

Walau penyebab pasti penyakit ini belum diketahui, namun penyebab yang paling kuat karena pemberian MPASI yang terlalu cepat.

Tak hanya pemberian MPASI dini yang berbahaya pada bayi, pemberian MPASI yang lewat dari enam bulan juga dapat membahayakan kesehatan si kecil.

Berikut ini adalah bahayanya pemberian MPASI lewat dari enam bulan:

1. Bila kebutuhan energi bayi tidak terpenuhi maka bayi akan berhenti bertumbuh atau tidak tumbuh dengan optimal.

Semakin besar kebutuhan energi bayi, maka ASI saja tak cukup sehingga harus dipenuhi dengan pemberian MPASI.

2. Bayi berisiko mengalami kekurangan zat besi dan menderita ADB (Anemia Defisiensi Besi).

Saat bayi berusia enam bulan maka kebutuhan zat besinya perlu dipenuhi dari MPASI.

Bila tidak maka bayi akan berisiko menderita Anemia Defisiensi Besi (ADB).

3. Kebutuhan makronutrien dan mikronutrien lainnya yang tidak terpenuhi dapat mengakibatkan bayi menderita malnutrisi dan defisiensi berbagai mikronutrien.

4. Terhambatnya perkembangan fungsi motorik oral bayi.

5. Bayi berpotensi di kemudian hari menolak berbagai macam jenis makanan.

Jadi Moms, MPASI penting diberikan, tapi pemberiannya harus tepat.

Jangan kelewat dini.

Juga jangan sampai baru diberikan setelah lewat 6 bulan.

Artikel ini telah tayang di tribun-medan.com dengan judul Tersedak Pisang yang Disuapkan Ibunya, Satu Bayi Kembar 40 Hari Meninggal, Ini Penyesalan sang Ibu

Baca Juga:

VIRAL! Sebut Terima Karma Karena Sering Siksa Hewan, Pria Ini Dapati Bayinya Bernafas Seperti Anjing

Viral Bayi Baru Lahir Dibuang di Restoran Cepat Saji, Pelayan Langsung Lakukan Tindakan Tak Terduga

Sumber: TribunStyle.com
Tags:
tersedak pisangbayiibupisangmeninggal
Rekomendasi untuk Anda
AA

BERITA TERKINI

berita POPULER

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved