5 Manfaat Buah Ciplukan yang Sering Dianggap Tanaman Hama, Bisa Turunkan Berat Badan dan Kolesterol
Buah ciplukan yang banyak dianggap sebagai gulma yang tumbuh liar di persawahan indonesia ternyata memiliki banyak manfaat untuk tubuh.
Penulis: Anggie Irfansyah
Editor: Irsan Yamananda
Antioksidan yang tinggi dapat membantu melawan radikal bebas.
Selain itu, ciplukan memberi nutrisi yang ideal untuk berbagai jenis penyakit.
Kandungan karoten dan senyawa polifenol ditemukan dalam buah ciplukan, sehingga buah ini sangat baik untuk menangkal radikal bebas dan melindungi tubuh dari kanker.
- Menjaga kesehatan ginjal

Buah ciplukan juga memiliki manfaat untuk menjaga kesehatan ginjal.
Buah ini dipercaya sebagai obat deuretik yang membantu menghilangkan racun melalui rangsangan untuk buang air kecil.
Ciplukan juga bisa membantu membuang kelebihan lemak, garam, dan racun dari sistem limfatik yang akan menjaga kinerja ginjal lebih baik.
- Menjaga kesehatan mata

Buah ciplukan mengandung karotenoid yang tinggi, hal ini sangat bermanfaat untuk menjaga kesehatan mata.
Karotenoid bisa mencegah terjadinya katarak dan memperlambat degenersi makula, dan menjaga pengelihatan tetap tajam dan mata tetap sehat. (TribunStyle.com/Anggie)

Manfaat Buah Ceplukan yang dulu di campakan, Kini Diburu dan harganya Selangit !
TRIBUNKALTIM.CO – Tidak semua orang tau apa itu buah ceplukan yang memiliki khasiat yang luar biasa bagi kesehatan kita, Dulu buah ceplukan banyak sekali kita jumpai di pinggir- pinggir jalan tapi sekarang sedikit susah untuk mencari buah mungil ini , Apalagi Dulu buah ceplukan hanya dibiarkan saja. Namun kini mulai diburu. Tak berlebihan karena harganya selangit.
Di Brunei sebijinya bisa dihargai Rp10 ribu. Sementara di mal di kota besar di Jakarta sekilonya mencapai Rp500 ribu.
Di Indonesia ceplukan ini bisa dijumpai di banyak daerah. Tanaman ini tumbuh liar di lahan kosong, pekarangan rumah, atau tempat lain yang tanahnya tidak becek, baik di dataran rendah maupun tinggi.
Di Bali dikenal dengan ciciplukan, sedangkan di Madura dikenal dengan nyor-nyoran. Lain lagi di Jawa Barat (cecenetan), di Jawa Tengah (ceplukan), dan masih banyak lagi nama daerah lainnya.
Terna semusim yang tingginya hanya 10-80 cm ini bukan tanaman asli Indonesia. Tanaman ini berasal dari Amerika tropika.
Ia didatangkan oleh orang Spanyol pada zaman penjajahan abad XVII, ketika orang VOC masih merajalela bersaing dengan orang Spanyol dan Portugis menjajah bangsa kita.