Berita Terpopuler
POPULER Diminta Putus Hubungan, Soekarno Beri Jawaban Tak Terduga, Ratna Sari Dewi Nyaris Bunuh Diri
Saat diminta putus cinta dengan Ratna Sari Dewi, respon Soekarno sungguh di luar dugaan. Sementara Naoko Nemoto nyaris bunuh diri ditinggal Bung Karno
Editor: Suli Hanna
TRIBUNSTYLE.COM - Soekarno alias Bung Karno memang sangat mencinta Naoko Nemoto atau Ratna Sari Dewi, namun di sisi lain hubungan asmara presiden pertama Indonesia dengan gadis Jepang itu sangat mengkhawatirkan secara politis.
Hal ini disebabkan karena Indonesia sedang konfrontasi dengan Malaysia pada saat itu. Soekarno pun memberi jawaban tak terduga ketika disuruh putus hubungan dengan Ratna Sari Dewi alias Naoko Nemoto, meski berakibat nyaris bunuh diri di pihak Ratna Sari Dewi.
Soekarno memang memiliki beberapa istri, namun yang biasa dikenal publik adalah Fatmawati.
Di sisi lain, ada satu lagi istri Soekarno yang kerap diperbincangkan publik karena kecantikannya.
Salah satu istri Soekarno yang terkenal akan kecantikannya itu adalah Ratna Sari Dewi Soekarno.
Gadis bernama asli Naoko Nemoto ini sempat dianggap banyak orang memanfaatkan Bung Karno demi memperlancar bisnis para konglomerat Jepang.
• Kisah Cinta Soekarno Bersama 9 Istri, Romantis pada Ratna Sari Dewi, Tanpa Cinta pada Oetari Tjokro

Namun, siapa sangka kisah cinta Bung Karno ini begitu dramatis, karena cinta Naoko ke Putra Sang Fajar begitu besar.
Naoko lahir di Tokyo 6 Februari 1940, dari keluarga miskin.
Awalnya ia bekerja sebagai agen asuransi, sebelum menjadi seorang entertainer.
Pada 16 Juni 1959, Naoko mengisi acara di hotel Imperial, Tokyo, guna menyambut kedatangan tamu negara.
Di sanalah Bung Karno pertama kali bertemu Naoko, dan jatuh hati.
Setelah pertemuan itu, keduanya rutin saling berkirim surat cinta.
• Intip 7 Pesona Remaja Cucu Presiden RI dari Cucu BJ Habibie, Megawati Soekarnoputri, hingga Soeharto
Setiap Soekarno berkunjung ke Jepang untuk membicarakan rampasan perang, ia selalu menemui Naoko.
Hubungan Bung Karno dengan Naoko ini rupanya mengkhawatirkan sejumlah pihak.
Dalam kisah yang ditulis Julius Pour di buku Kisah Istimewa Bung Karno, ABRI sangat khawatir dengan kisah cinta Bung Karno ini.
Sebab, secara politis dampaknya sangat merugikan.
Pasalnya, saat itu musuh pemerintah mencoba memanfaatkan situasi itu untuk menjelek-jelekkan nama dan kelakuan Bung Karno.
Apalagi saat itu Indonesia sedang melancarkan Konfrontasi Malaysia.
Pimpinan ABRI lantas mengirim dua perwiranya, Ahmad Yani dan Soenarso untuk menyusul Bung Karno yang kala itu tengah berada di Jepang menemui Naoko.
Setibanya di hotel tempat Soekarno menginap, Ahmad Yani dan Soenarso sempat berdebat tentang siapa yang harus berbicara kepada Bung Karno dan mengajaknya pulang.
Keduanya takut jika sang Presiden marah.
• Curhat Pilu Anak Soekarno dari Ratna Sari Dewi, Sang Ayah Meninggal di Hari Pertama Mereka Bertemu

Sebenarnya Soenarso sudah bersiap menerima kemurkaan Sang Presiden.
Ternyata jawaban Bung Karno sungguh tak disangka. “Lha, cara untuk memutuskan (Nemoto) bagaimana?” .
“Gampang, Pak. Sekarang saja Bapak kembali ke Jakarta, tanpa memberitahu siapa pun, kecuali protokol pemerintah Jepang,” saran Soenarso. Nasihat itu langsung dijalankan Bung Karno.
Sore itu juga, dia dan rombongannya terbang ke Jakarta.
Mencoba Bunuh Diri
Malam hari setelah Soekarno pergi, ternyata Naoko datang ke hotel.
Dia terkejut karena Bung Karno sudah pulang, tanpa pamit.
Perasaannya campur aduk, antara sedih karena ditinggal kekasih dan harga diri yang terhina.
Dalam kesedihan, Naoko akhirnya mengambil jalan pintas, yakni mencoba harakiri.
Beruntung nyawanya bisa diselamatkan oleh pihak hotel yang langsung membawanya ke rumah sakit.
“Ketika berita bunuh diri tadi sampai di Jakarta, kami sendiri juga bingung, disampaikan tidak kepada Bung Karno,” kenang Soenarso tentang kisah cinta Bung Karno ini.
Namun kabar itu akhirnya sampai ke Bung Karno juga.
Reaksinya bisa ditebak. Sebagai pria yang bertanggung jawab, Soekarno langsung terbang ke Jepang tanpa peduli nasihat apa pun.

Setelah peristiwa itu tak ada satu pihak pun yang bisa menghalangi jalinan cinta Bung Karno ke Naoko.
Bung Karno akhirnya menikahi Naoko dengan hukum Islam pada 3 Maret 1962.
Ini ibarat kebahagiaan tapi juga musibah bagi Naoko. Di satu sisi ia merasa bahagia, tapi juga sedih akan peristiwa yang dialami keluarganya di Jepang.
Kabarnya, ibu Naoko langsung terkena serangan jantung dan meninggal dunia begitu mendengar anaknya menikah dengan Soekarno dan berganti agama.
Sementara kakaknya, usai sang ibu meninggal, bunuh diri dengan karena merasa nama keluarganya tercemar.
Dia terhina karena adiknya menjadi “selir” dari presiden negara miskin seperti Indonesia.
Dari perkawinannya dengan Bung Karno, lahir seorang putri yang diberi nama Kartika Soekarnoputri.
Artikel ini pernah tayang sebelumnya di Intisari Online dengan judul, "Diperingatkan 'Ribuan Kali', Mengapa Bung Karno Tetap Nekat Nikahi Naoko Nemoto?