4 Hal 'Haram' Dalam Bermedia Sosial, dari Mengeluh Hingga Terhasut Hoaks
Banyak kebiasaan buruk yang dilakukan orang dalam bersosial media. Kebiasaan ini dapat menyebabkan kita lupa dengan kewajiban kita di dunia nyata.
Penulis: Anggie Irfansyah
Editor: Irsan Yamananda
Tanyakan pada diri sendiri: "Apakah saya benar-benar perlu tahu apa yang dimakan seorang artis saat ini?"
- Coba rencanakan liburan ke suatu tempat dan mengurangi penggunaan internet
Yap dengan mengurangi update atau mengunggah setiap saat ketika liburan, mungkin bisa saja mengurangi konsumsi sosial media Anda.
Semoga bisa mengontrol kembali kehidupanmu, bukan sosial media yang mengontrol hidupmu. (Tribunstyle/Dhimas Yanuar).
Fitur 'Likes' di Instagram Bakal Hilang di Amerika Serikat, Demi Kesehatan Mental Pengguna
Aplikasi media sosial Instagram selalu memiliki perubahan-perubahan dalam performanya.
Ada beberapa fitur yang hilang, dan ada juga fitur yang ditambahkan.
Kabar terbaru tentang fitur Instagram 'likes' akan dihapus sudah terdengar di awal tahun 2019.
Tribunstyle.com merangkum dari berbagai sumber, pasalnya baru bulan lalu Instagram menghapus fitur tab 'following'.
Fitur 'following' pada instagram pasalnya digunakan untuk melihat aktivitas akun followers dan following yang diikuti.
Bukan hanya itu saja, Instagram juga telah mengeluarkan fitur 'dark mode'.

Sejak isu penghapusan fitur 'likes', banyaknya tanggapan masyarakat Indonesia yang sudah membicarakan masalah ini.
Selain itu, banyak juga yang mempertanyakan kapan rencana fitur tersebut direalisasikan secara resmi.
Ternyata, rencana penghapusan fitur 'likes' akan diterapkan minggu depan di wilayah Amerika Serikat.
CEO Instagram Adam Mosseri diwawancarai saat acara WIRED25 Summit, di San Francisco menyampaikan penghapusan fitur 'likes' pada Instagram.
Adam Mosseri mengatakan bahwa fitur 'likes' sebenarnya tidak benar-benar dihilangkan, melainkan disembunyikan.

Jadi, pemilik akun masih bisa melihat siapa saja yang 'menyukai' postingan di akun pribadi, tetapi orang lain tidak akan bisa melihatnya lagi.
Untuk uji coba rencana penghapusan 'likes' ini sudah dilakukan di beberapa negara, seperti Brazil, Jepang, dan Kanada.
Menurut Adam Mosseri, diberlakukannya keputusan ini demi kesehatan mental anak-anak muda.
Dengan mengurangi tekanan di lingkungan Instagram, sehingga kompetisi di dalam Instagram akan berkurang.
Dalam akun media sosial Twitter WIRED (@WIRED) CEO Instagram Adam Mosseri mengumumkan untuk memulai menghilangkan fitur likes di Instagram di wilayah Amerika mulai minggu depan.
Ini adalah langkah terbaru dalam pencarian Instagram untuk menjadi tempat teraman di internet.
"Ini tentang anak-anak muda.
Idenya untuk mencoba dan mengurangi tekanan Instagram, mengurangi kompetisi, memberikan orang-orang ruang untuk fokus berkoneksi dengan orang-orang yang mereka cintai dan menginspirasi mereka," jelas Adam Mosseri di WIRED.
Ada banyak pro dan kontra penghapusan fitur 'likes' di Instagram ini.
Diantara orang-orang yang mendukung rencana perubahan ini, tentu saja ada orang-orang yang bermasalah dengan hilangnya fitur 'likes' di Instagram.
Untuk para creator dan influencer fitur 'likes' sendiri memiliki manfaat yang cukup besar dalam akun sosial medianya.
Respon pengguna Instagram lainnya yang menganggap bahwa keputusan untuk menghapus fitur 'likes' akan membawa dampak positif bagi kesehatan mental para penggunanya.
Disisi lain, para creator dan influencer harus menerima bila ada perubahan dalam engagement.
Menurut Adam Mosseri, media sosial Instagram akan terus memantau bagaimana penggunanya beraksi setelah fitur likes disembunyikan.
"Kami harus melihat bagaimana ini memengaruhi perasaan orang terhadap platform, cara mereka menggunakannya, termasuk bagaimana hal ini akan memengaruhi ekosistem para creators.
Instagram bukan cuma platform media sosial yang bermain di ranah likes, komentar, dan metrik lainnya.
Facebook, Twitter, dan YouTube berada di antara perusahaan-perusahaan teknologi besar yang bermain dengan fitur-fitur ini," katanya Adam Mosseri dalam WIRED.
Beberapa hasil studi menjelaskan bahwa perubahan ini tentunya mendapat dampak positif dan negatif.
Seorang netizen ada yang mengungkapkan bahwa hasil studinya menemukan Instagram kini merupakan sebuah lingkungan online yang toxic.
Bahkan bisa mengarahkan penggunanya memiliki anxiety, depresi, memunculkan bullying, hingga memengaruhi kualitas tidur di kalangan pengguna di usia belia.
Fitur 'likes' di Instagram dengan segala pro dan kontra, juga bisa saja menjadi salah satu faktor sekaligus tekanan untuk membangun persona dan mengakumulasi pengaruh serta kekuasaan media sosial. (TribunStyle.com/Anggia)