Pensiun dari Sepak Bola, 6 Pemain Ini Banting Setir Profesi, dari Jadi Driver Ojol hingga Presiden
Pemain sepak bola akan pensiun di umur 30-40 tahun, setelah pensiun para pemain sepakbola memilih profesi yang lain seperti 7 mantan pesepakbola ini.
Penulis: Anggie Irfansyah
Editor: Delta Lidina Putri
Pemain sepak bola umumnya pensiun di umur 30-40 tahun.
Setelah pensiun, para pemain sepakbola terkadang menyibukkan diri tetap di bidang sepak bola.
Namun ada pula yang banting setir ke bidang lain, 6 mantan pemain sepak bola ini misalnya.
TRIBUNSTYLE.COM - Menjadi pemain sepak bola merupakan profesi yang menjanjikan dari segi penghasilan.
Terlebih, di masa kini, olahraga yang telah menjadi industri yang sangat besar.
Namun, karier pemain sepak bola mau tidak mau dibatasi oleh usia yang semakin menua.
Biasanya usia produktif pemain sepakbola adalah 20 tahun hingga 30an tahun.
Pada umumnya, pemain sepak bola profesional akan gantung sepatu mengakhiri kariernya di usia 35 hingga 40 tahun.
• 5 Pemain Bola Tercantik di Piala Dunia Wanita 2019, Selain Cantik Juga Ciamik Olah Si Kulit Bundar
• 5 Fakta Claudio Martinez dari Pemain Bola, Alih Profesi Jadi Artis hingga Terjebak Narkoba
Selanjutnya, mereka tinggal memikirkan akan menyibukkan diri dengan cara apa.
Selain menjadi pelatih sepak bola, ternyata ada banyak profesi yang digeluti oleh pemain sepak bola setelah mereka pensiun.
Beberapa pesepak bola yang pensiun bahkan memilih karier yang di luar dugaan, yang tak berbau sepak bola.
Dihimpun dari berbagai sumber, ada 6 pemain bola yang memilih banting setir ke luar dari dunia sepak bola setelah pensiun.
1. George Weah

Mantan pemain bintang AC Milan, George Weah ini memiliki profesi yang sangat jauh dari karir sepakbolanya.
Setelah gantung sepatu, dirinya memilih untuk terjun ke dunia politik di negara asalnya, Liberia, Afrika Barat.
Selama bertahun-tahun George Weah menekuni karier politiknya.
Meskipun sempat mengalami pasang-surut dalam berpolitik, George Weah akhirnya terpilih menjadi Presiden Liberia padaJanuari 2018.
2. Amirul Syafieq

Usia bukanlah menjadi faktor utama berakhirnya karier profesional, namun juga bisa karena cedera parah.
Hal ini dialami oleh pemain asal Malaysia, Amirul Syafieq.
Amirul Syafieq cukup dikenal di kalangan pecinta sepak bola Malaysia.
Pria ini gantung sepatu karena mengalami cedera hamstring yang parah.
Memutuskan untuk berhenti bermain, Amirul Syafieq memilih menjadi tukang ojek online dan tukang mengantarkan makanan.
Pada awalnya ia tidak percaya diri dengan profesi barunya itu tetapi lama kelamaan ia mulai menikmati pekerjaan barunya.
3. Alexander Pulalo

Mantan pemain Persib ini juga memiliki pekerjaan lain setelah gantung sepatu.
Dirinya memilih menjadi sopir di perusahaan televisi swasta nasional.
Profesinya itu ia mulai tahun 2011 hingga 2016 lalu.
4. Wahyu Wiji Astanto

Mantan pemain Persiba Bantul ini pernah menjadi pemain Timnas Indonesia sebagai bek.
Setelah dirinya gantung sepatu, ia menekuni dunia bisnis dengan menjadi peternak ikan dan burung sebagai penunjang hidup.
Wahyu ini memikili 11 kolam ikan dan beromzet hingga puluhan juta rupiah.
5. Phil Mulryne

Mantan gelandang MU pada masa 1996-1999 yang pernah merasakan dilatih oleh Sir Alex Ferguson ini memilih pensiun pada 2008 lalu.
Pria asal Irlandia ini sekarang nampak lebih religius.
Pada 2017, Phil Mulryne menjadi perbincangan hangat lantaran keputusannya menjadi seorang Pastur.
6. Richard Eckersley

Richard Eckersley pernah merumput bersama Manchester United bersama Wayne Rooney dan Cristiano Ronaldo.
Pemain yang berposisi jadi bek ini bermain di musim 2007 hingga 2008, lantas dia memutuskan pensiun tahun 2016.
Setelah pensiun, Eckersley dan istrinya membuka sebuah toko ramah lingkungan yang mengharuskan pengunjungnya membawa keranjang sendiri dari rumah dan membeli bahan makanan tanpa kemasan. (TribunStyle.com/Anggie Irfansyah)

Wahyu Wijiastanto Lahir dari Sepakbola Tarkam
Ada banyak cerita kisah sukses pemain-pemain bintang dunia yang lahir dari sepakbola jalanan.
Mereka lahir dan besar sebelum berkarier di klub sepakbola profesional justru bukan dari akademi sepakbola yang biasanya punya program latihan terstruktur.
Di Indonesia istilah sepakbola jalanan mungkin kurang akrab.
Lebih akrabnya disebut turnamen antar kampung atau biasa disingkat "tarkam".
Tarkam kerap dianggap sebagai wahana awal mengasah mental sebelum terjun ke level profesional.
Ada banyak juga pemain Indonesia bahkan mayoritas lahir dari tarkam sebelum mereka jadi pemain bintang.
Tak terkecuali Wahyu Wijiastanto.
Pemain terbaik Divisi Utama musim 2010/2011 itu tak pernah melupakan jika dia besar dan berkarier di sepak bola profesional bermula dari Tarkaman.
Setelah sukses jadi bagian skuad Timnas Indonesia sudah terwujud, pemain asal Karanganyar, Jawa Tengah itu mengaku rindu ingin menjajal lagi bermain Tarkam.
Dia tak lupa dengan asalnya sebagai pemain yang pernah malang melintang di kampung-kampung.
"Saat ada waktu luang saya ingin sekali bisa merasakan bermain di Tarkam lagi. Ada banyak kesan yang saya dapat dari ajang itu. Dari situlah saya bisa dengan mantap memutuskan sepak bola adalah sumber hidup saya," kata Tanto
Saking akrabnya dengan sepakbola tradisional itu, Tanto sempat mendapat predikat sebagai bintang Tarkam di kawasan tempat tinggalnya di Karanganyar, Jawa Tengah.
Postur tubuh yang menjulang serta keberanian melakukan duel keras membuatnya laris manis dan sering disewa klub sepakbola amatir.
Tanto yang saat itu masih duduk di bangku SMA mendapat bayaran Rp75 ribu dalam setiap pertandingan. Dari hasil itulah dia bisa membiayai studi sampai tingkat SMA.
"Kalau tim yang mengambil saya bisa masuk final biasanya honornya dinaikkan menjadi Rp100 ribu."
"Lumayan dalam satu pertandingan bisa mendapat upah sebesar itu."
"Belum lagi nanti di hari berbeda masih ada job Tarkam dari klub lain."
"Motivasi tambahan saya menerima job itu karena ingin melatih kemandirian," kata mantan bek tengah Persis Solo itu.(Tribunnews.com/cen)
Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul Wahyu Wijiastanto Lahir dari Sepakbola Tarkam