Viral Hari Ini
Viral Pasangan Suami Istri Bantu Kakek Tua yang Ngompol di Celana, Tidak Ada Taksi yang Mengantar
Seorang pasangan suami istri membantu seorang kakek yang berusia 81 tahun untuk mengantarkan pulang ke rumahnya.
Penulis: Anggia Desty
Editor: Amirul Muttaqin
"Saya mengambil kaleng dan besi tua yang bisa dijual, dalam perjalanan ke dan dari tempat kerja," katanya kepada MyMetro.
Muhammad Helmi biasanya bekerja sekitar pukul 7.30 pagi dan akan berakhir sekitar pukul 6 sore.
Meskipun pada beberapa hari akan lebih melelahkan daripada yang lain, dalam hal ini ia hanya akan menghabiskan malam di gudang di seberang toilet umum.
Ia pernah mengalami hal tidak mengenakan ketika ia pernah dirampok dan dipukuli oleh orang-orang karena beranggapan bahwa ia memiliki uang dalam tas alatnya yang ia bawa setiap hari.
Ketika diwawancarai ia mengatakan, “Saya biasa meninggalkan rumah saya pada jam 4 pagi, tetapi setelah saya dirampok dan dipukuli, saya tidak lagi berani keluar secepat itu.
Karena kejadian itu, kursi roda saya rusak dan saya harus menggunakan tabungan saya untuk membeli yang baru,” ungkapnya.
Dia menghasilkan sekitar RM600 (Rp 2 juta-an) hingga RM850 (2,8 juta) sebulan bila ia berhasil mengambil lebih banyak kaleng dan besi tua.
Hasil jerih payahnya semua uang itu diserahkan kepada ibunya untuk kebutuhan sehari-hari keluarganya.
“Meskipun kami juga menerima RM400 (Rp 1,3 juta) sebulan dari Departemen Kesejahteraan Sosial, itu tidak cukup.
Terkadang, saya makan satu kali sehari. Ketika sakuku kosong, aku hanya akan minum air," ungkapnya.
Ibu Muhammad Helmi biasa membantu dengan menjual kuih (kue) tetapi karena banyak komplikasi dengan jantung dan ginjalnya, ia terpaksa berhenti.
Saudara laki-laki Helmi di sisi lain memiliki autisme dan tidak dapat bekerja.
Karena kondisi keluarganya, ia mendorong dirinya lebih keras untuk mendapatkan sebanyak yang ia bisa.
“Karena ibu saya didiagnosis menderita penyakit jantung dan ginjal awal tahun ini dan memerlukan perawatan bulanan di rumah sakit, saya harus bekerja lebih keras,” kata Muhammad Helmi.
Muhammad Helmi adalah sesosok pemuda tangguh dan tidak pernah mengeluh meskipun ia dipaksa bekerja keras untuk mempertahankan kehidupan bagi keluarga.
“Helmi adalah anak yang keras kepala.
Jika dia ingin mencari nafkah untuk membantu keluarga, dia akan melakukannya terlepas dari tantangan apa pun yang dia hadapi.
Dia tidak berharap simpati dari masyarakat umum untuk menaruh makanan di atas meja untuk keluarga.
Bahkan ketika dia dirampok dan diganggu, dia tidak memberi tahu saya karena dia tidak ingin saya khawatir,” kata Ibu Muhammad Helmi.

Kisah Muhammad Helmi benar-benar merupakan inspirasi bagi kita semua.
Mengingat kesulitan yang harus ia hadapi dengan keterbatasan yang ia miliki.
Kisah tentang mengapa kita harus benar-benar bersyukur dan menghargai kehidupan yang kita miliki.
Bahkan ketika kita mengalami hari yang buruk atau menghadapi rintangan yang tinggi, karena selalu ada seseorang di luar sana yang mengalami kesulitan lebih. (Tribunstyle.com/Anggia)