Viral Hari Ini
Viral Pasangan Suami Istri Bantu Kakek Tua yang Ngompol di Celana, Tidak Ada Taksi yang Mengantar
Seorang pasangan suami istri membantu seorang kakek yang berusia 81 tahun untuk mengantarkan pulang ke rumahnya.
Penulis: Anggia Desty
Editor: Amirul Muttaqin
Viral seorang kakek tua melambaikan tangan untuk mencari taksi.
Namun, tidak ada taksi yang mau berhenti untuknya.
Dipertemukan dengan pasangan suami istri, kakek tersebut dibantu pulang ke rumahnya dalam kondisi kencing di celana.
TRIBUNSTYLE.COM - Melihat seorang kakek tua melambaikan tangan di tempat pemberhentian taksi di jalan Tunku Abdul Rahman, Kuala Lumpur.
Ketika seorang wanita yang sedang menunggu kereta di tepi jalan dengan suaminya yang sedang mengurus pajak melihat lelaki tua menggunakan tongkat.
Wanita tersebut bernama Fatin Nabila Zulbrynur mengatakan bahwa kakek tua yang berada di Kuala Lumpur tersebut mencoba untuk mendapatkan bantuan.
Namun, tidak ada taksi yang berhenti.
Dikutip dari laman mstar, Kakek tua ini ingin naik taksi ke stasiun LRT terdekat untuk pulang ke rumahnya di Petaling Jaya, Selangor, Malaysia.
Simpati dengan kakek tua tersebut, Fatin Nabila Zulbrynur dan suaminya mencoba membantu lelaki yang ia kenal bernama Ahmad yang berusia 81 tahun.
Kejadian tersebut terjadi pada Jumat (27/9/2019) malam hari.
• Viral Pemuda 22 Tahun Penyandang Disabilitas Rela Sehari Makan Sekali, Kerja Keras Buat Keluarga!
• Viral, Bermodal 30 Juta Bisa Selenggarakan Pesta Pernikahan Sederhana, Intip 5 Caranya!
Fatin Nabila Zulbrynur dalam wawancaranya berkata, "Kasihan paman itu, sedih melihat celana paman tersebut basah.
Mungkin ia tidak merasakannya saat kencing di celana karena ia juga sudah tua.
"Kami menawarkan tumpangan ke stasiun LRT. Jadi kami harus meletakkan pad di kursi.
Tetapi kami tidak tega melihatnya karena ia tidak ingin menyinggung perasaannya.

"Jadi, kami biarkan saja paman duduk di tempat duduk belakang.
Sementara itu, suaminya mengantarkan kakek tua dengan tongkatnya untuk berjalan ke dalam stasiun dan membeli tiket.
Fatin Nabila Zulbrynur yang berasal dari Shah Alam, Selangor, Malaysia kesal dengan supir taksi yang tidak mau membawa kakek tua itu.
"Sebelumnya, kami mencegat sebuah taksi di stasiun LRT, dan kami beritahu supir taksi tersebut mengenai kakek tua yang terkencing di celana.
Fatin Nabila Zulbrynur dan suaminya menyanggupi membayar biaya lebih apabila mau mengantar sang kakek sampai rumah.
Supir taksi terus berbicara dan pergi, kami berpikir untuk memesan layanan online, tetapi pada saat itu kami fikir ada yang salah.
Jadi kami membatalkan keinginan itu."
Fatin Nabila Zulbrynur yang juga menjadi pemandu wisata menjelaskan ia dan suami mempunyai urusan lain yang tidak dapat ditinggalkan ketika itu.
Jadi, mereka tidak dapat mengantarkan kakek tua itu pulang.
Dan pada waktu itu, arus lalu lintas padat, mereka coba sebaik mungkin untuk menyelesaikan masalah paman Ahmad.
Fatin Nabila Zulbrynur menambahkan, "Kami terpaksa membiarkan mobil diletakkan di tepi jalan karena ingin mengantar paman sampai ke kereta."
"Sampai di stasiun, ketika pintu kereta dibuka, ramai orang-orang berebut keluar masuk.
Saya dan suami mengantarkan kakek tersebut masuk.
"Kami mengantarkan hingga ke stasiun berikutnya di Pasar Seni, dan berpesan kepada penumpang lain untuk tolong lihat kakek ini turun di Stasiun Taman Bahagia," katanya yang juga memberikan sedikit uang untuk kakek tersebut.
Fatin Nabila Zulbrynur mendapatkan kabar apabila sang kakek yang berasal dari Melaka memberi tahu melalui telepon bahwa ia selamat pulang ke rumah di Sungai Way, Petaling Jaya.
"Paman Ahmad ini orang yang ramah, ia banyak bercerita.
Kasihan, karena ia tinggal seorang diri, belum menikah dan tidak ada anak atau siapapun yang menjaga.
Katanya, adik-adik lainnya ada di Melaka.
Kakek tersebut juga bercerita bahwa, "Rumah dia kotor dan bau. Tidak ada tempat tidur, tidur pun di kursi.
Atap rumahnya juga bocor.
Mendengar cerita tersebut, insyaAllah kami akan datang menjenguknya," katanya. (Tribunstyle.com/Anggia)
Viral Pemuda 22 Tahun Penyandang Disabilitas Rela Sehari Makan Sekali, Kerja Keras Buat Keluarga!
Kisah viral hari ini, memiliki keterbatasan, tidak menyurutkan semangat Muhammad Helmi Firdaus Abdul Halid (22).
Muhammad Helmi bekerja secara kontrak sebagai juru kunci dan pembersih toilet umum untuk menghidupi keluarganya, terutama untuk ibunya yang menderita sakit jantung dan gagal ginjal.
Simak kisah perjuangan hidup, Muhammad Helmi Firdaus Abdul Halid.
TRIBUNSTYLE.COM - Kisah inspiratif datang dari sosok bernama Muhammad Helmi Firdaus Abdul Halid (22).
Pria di usia muda ini harus menjadi tulang punggung keluarga untuk mencari nafkah keluarga.
Ia memiliki keterbatasan fisik karena Muhammad Helmi Firdaus Abdul Halid menderita suatu penyakit bernama Hydrocephalus.
Hydrocephalus merupakan suatu kondisi yang menyebabkan penumpukan cairan di rongga-rongga jauh di dalam otak.
Dikutip dari laman worldofbuz, Muhammad Helmi bekerja secara kontrak sebagai penjaga dan pembersih toilet umum di Puchong Perdana, Selangor, Malaysia selama empat tahun.

Ia meninggalkan rumah pada pukul 5 pagi, mendorong kursi rodanya sejauh 4 km ke stasiun LRT Bandar Kinrara.
"Saya mengambil kaleng dan besi tua yang bisa dijual, dalam perjalanan ke dan dari tempat kerja," katanya kepada MyMetro.
Muhammad Helmi biasanya bekerja sekitar pukul 7.30 pagi dan akan berakhir sekitar pukul 6 sore.
Meskipun pada beberapa hari akan lebih melelahkan daripada yang lain, dalam hal ini ia hanya akan menghabiskan malam di gudang di seberang toilet umum.
Ia pernah mengalami hal tidak mengenakan ketika ia pernah dirampok dan dipukuli oleh orang-orang karena beranggapan bahwa ia memiliki uang dalam tas alatnya yang ia bawa setiap hari.
Ketika diwawancarai ia mengatakan, “Saya biasa meninggalkan rumah saya pada jam 4 pagi, tetapi setelah saya dirampok dan dipukuli, saya tidak lagi berani keluar secepat itu.
Karena kejadian itu, kursi roda saya rusak dan saya harus menggunakan tabungan saya untuk membeli yang baru,” ungkapnya.
Dia menghasilkan sekitar RM600 (Rp 2 juta-an) hingga RM850 (2,8 juta) sebulan bila ia berhasil mengambil lebih banyak kaleng dan besi tua.
Hasil jerih payahnya semua uang itu diserahkan kepada ibunya untuk kebutuhan sehari-hari keluarganya.
“Meskipun kami juga menerima RM400 (Rp 1,3 juta) sebulan dari Departemen Kesejahteraan Sosial, itu tidak cukup.
Terkadang, saya makan satu kali sehari. Ketika sakuku kosong, aku hanya akan minum air," ungkapnya.
Ibu Muhammad Helmi biasa membantu dengan menjual kuih (kue) tetapi karena banyak komplikasi dengan jantung dan ginjalnya, ia terpaksa berhenti.
Saudara laki-laki Helmi di sisi lain memiliki autisme dan tidak dapat bekerja.
Karena kondisi keluarganya, ia mendorong dirinya lebih keras untuk mendapatkan sebanyak yang ia bisa.
“Karena ibu saya didiagnosis menderita penyakit jantung dan ginjal awal tahun ini dan memerlukan perawatan bulanan di rumah sakit, saya harus bekerja lebih keras,” kata Muhammad Helmi.
Muhammad Helmi adalah sesosok pemuda tangguh dan tidak pernah mengeluh meskipun ia dipaksa bekerja keras untuk mempertahankan kehidupan bagi keluarga.
“Helmi adalah anak yang keras kepala.
Jika dia ingin mencari nafkah untuk membantu keluarga, dia akan melakukannya terlepas dari tantangan apa pun yang dia hadapi.
Dia tidak berharap simpati dari masyarakat umum untuk menaruh makanan di atas meja untuk keluarga.
Bahkan ketika dia dirampok dan diganggu, dia tidak memberi tahu saya karena dia tidak ingin saya khawatir,” kata Ibu Muhammad Helmi.

Kisah Muhammad Helmi benar-benar merupakan inspirasi bagi kita semua.
Mengingat kesulitan yang harus ia hadapi dengan keterbatasan yang ia miliki.
Kisah tentang mengapa kita harus benar-benar bersyukur dan menghargai kehidupan yang kita miliki.
Bahkan ketika kita mengalami hari yang buruk atau menghadapi rintangan yang tinggi, karena selalu ada seseorang di luar sana yang mengalami kesulitan lebih. (Tribunstyle.com/Anggia)