Kerendahan Hati BJ Habibie Diungkap Mahasiswa yang Kuliah di Jerman, Tak Segan Menyapa & Berkenalan

Naufal yang masih tak menyangka disapa oleh BJ Habibie pun tak bisa berkata banyak.

Hingga akhirnya BJ Habibie lah yang aktif mengajaknya ngobrol dan bertanya-tanya mengenai kuliahnya.

"Mendadak saya kehilangan kemampuan untuk berbicara. Beliaulah yang aktif mencari topik dan mulai bertanya-tanya mengenai studi saya, kenapa studi di Jerman, dan tantangan-tantangan yang saya hadapi di sini."

• Terbaring Lemah, BJ Habibie Beri Pelukan untuk Xanana Gusmao, Cium Kening Haru Tanda Perpisahan

Tak hanya itu, BJ Habibie juga sempat menceritakan kisah hidup dan perjuangannya.

Tentu saja suami Ainun ini juga memberikan pesan padanya sebagai seorang mahasiswa.

"Beliau juga menceritakan kisah hidup dan perjuangan beliau. Tak lupa memberikan pesan-pesan kepada saya sebagai pelajar."

Menurut Naufal, BJ Habibie yang akrab disapa Eyang ini memiliki aura yang cukup mengintimidasinya.

• Jarang Disorot, Farrah Habibie Cucu BJ Habibie yang Jago 3 Bahasa dan Disebut Mirip Ainun Habibie

Kendati demikian, aura tersebut berkurang lantaran BJ Habibie selalu tersenyum dan menghadirkan tawanya.

"Eyang memiliki aura yang saya rasa cukup mengintimidasi, namun semua itu terasa berkurang dengan senyuman dan tawa beliau."

Sempat tak bisa berkata-kata, Naufal pun memberanikan diri untuk meminta foto bersama BJ Habibie.

Dalam foto yang diunggah Naufal, tampak dirinya dan BJ Habibie berpose di minimarket tempat mereka bertemu.

• Keinginan BJ Habibie yang Belum Terwujud Diungkap Putranya, Ilham Akbar Habibie: Itu Cita-cita Bapak

Dengan gaya pakaian khasnya yang selalu mengenakan syal dan topi, BJ habibie memamerkan senyum sumringahnya.

Mendengar kabar meninggalnya Presiden ketiga Republik Indonesia ini, Naufal langsung teringat momen pertemuannya dengan BJ Habibie.

Ternyata pertemuan mereka baru berlangsung sepuluh bulan yang lalu.

• 5 Momen Manis BJ Habibie bersama Reza Rahadian, BCL, Denny Sumargo, Joshua Suherman & Maudy Ayunda

"Kemarin, ketika mendengar kabar kepulangan beliau, pikiran saya terlontar kembali ke sepuluh bulan silam ketika saya bertemu beliau dan otak saya berusaha memutar kembali percakapan kami sore itu di toko Asia."