Potensi Gempa & Tsunami Hebat di Selatan Jawa, BMKG: Risiko Menumpang Hidup di Batas Lempeng
Dikabarkan, gempa besar itu mencapai magnitudo 8,8 dan tsunami di Yogyakarta bakal setinggi 20 meter.
Editor: Delta Lidina Putri
Kepala Pusat Inovasi Kementerian Dalam Negeri, Safrizal ZA, menambahkan kegiatan itu akan dilengkapi dengan latihan dan simulasi untuk mengurangi risiko korban jiwa dan harta benda jika terjadi bencana.
"Jika Early Warning System (EWS) berbunyi, apa yang harus dilakukan? Kemana harus menghindarkan diri? Layanan fasilitas apa yang harus dimiliki daerah tertentu? Ini yang akan disimulasikan," ujarnya.
Sementara, Kepala Pusat Gempa Bumi dan Tsunami BMKG, Rahmat Triyono, menyebut BMKG akan mensosialisasikan tiga level peringatan tsunami pada kegiatan ini.
Tahun depan, kegiatan serupa juga akan dilakukan di Pulau Sumatera, mulai dari Aceh hingga Padang.
Perlu dilakukan berulang
Pengamat Gempa, Herry Harjono, yang merupakan mantan Kepala Pusat Penelitian Geoteknologi Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), mengatakan program tersebut penting untuk meningkatkan kesiapsiagaan warga.
Namun, ia menekankan, kegiatan edukasi tidak bisa hanya dilakukan satu kali, tapi harus dilakukan berulang-ulang secara mandiri oleh warga, khususnya di tingkat RT dan RW.
"Masyarakat di desa harus paham, bisa latihan sendiri," ujarnya.
Ia mengapresiasi kegiatan ini meski instrumen deteksi gempa di Indonesia, seperti sejumlah buoy, tidak beroperasi karena rusak.
"Sementara buoy rusak, kan kita harus tetap berusaha untuk bisa selamat?" ujar Herry.
Pada bulan April lalu, Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) memasang sebuah buoy pada kawasan Gunung Anak Krakatau.
Buoy ini adalah satu-satunya buoy yang beroperasi saat ini.
Herry mengatakan pemasangan buoy juga alat pendeteksi tsunami lain penting untuk terus dilakukan untuk mengumpulkan data dan mengevaluasi bencana-bencana yang terjadi.
"Mestinya, karena kita (Indonesia) tempatnya gempa, gunung api, tsunami, longsor, harusnya kita jadi bangsa 'jagoan' di situ," ujarnya.