Sutopo Purwo Nugroho Meninggal Dunia
Sebelum Meninggal, Sutopo Purwo Nugroho Pernah Bisikkan Kata-kata Ini ke Telinga Agus Yudhoyono
Sebelum meninggal dunia, mendiang Sutopo Purwo Nugroho pernah membisikkan sesuatu ke telinga putra sulung SBY, Agus Harimurti Yudhoyono.
Penulis: Salma Fenty Irlanda
Editor: Irsan Yamananda
TRIBUNSTYLE.COM - Sebelum meninggal dunia, Minggu (7/7/2019) karena sakit kanker paru-paru yang dideritanya, mendiang Sutopo Purwo Nugroho pernah membisikkan sesuatu ke telinga putra sulung Susilo Bambang Yudhoyono Agus Harimurti Yudhoyono (AHY).
Momen tersebut diunggah almarhum Sutopo Purwo Nugroho melalui Instagramnya @sutopopurwo pada 18 Mei 2019 silam.
Kenangan tersebut kembali diunggah AHY Senin (8/7/2019) di hari Sutopo Purwo Nugroho dimakamkan.
Sutopo Purwo Nugroho sendiri menuliskan apa yang ia katakan pada AHY kala itu.
"Berbisik dengan Agus Harimurti Yudhoyono AHY. Bukan membicarakan koalisi partai.
Bukan juga soal hasil pemilu dan politik.
• Impiannya Diwujudkan Najwa Shihab, Putra Sutopo Purwo Ceritakan Sang Ayah Sosok Penggemar Beratnya
Tapi saling berkabar tentang sakit kanker.
Alhamdulillah, sudah 3 bulan ini Ibu Ani SBY dirawat di RS NUS Singapore, kondisi beliau makin membaik.
Sudah diperbolehkan jalan keluar rumah sakit menikmati suasana di luar.
Apa yang saya medsos dan sampaikan ke media agar Ibu Ani tetap semangat, mengatur pola makan dan lainnya sampai ke beliau.
Keluarga SBY menyampaikan terima kasih, begitu kata AHY.
Bagi saya pribadi sebagai sesama penderita kanker telah merasakan begitu sakitnya fisik dan psikis sakit kanker itu.
Merasa senang jika ada survivor yang makin membaik.
• Pemakaman Jenazah Sutopo BNPB di Boyolali, Berikut Sejumlah Viral Fakta dan Kesaksian Penggali Kubur
Kita harus selalu berusaha menjadi orang baik.
Tak ada artinya jika sehat tapi berbuat jahat dan tidak baik untuk sesama.
Sebab kekuasaan dan semua perbuatan jahat itu tidak akan membawa kebaikan kita di akherat kelak.
Justru membawa azab yang mengerikan," tulis Sutopo.
Memori tersebut kembali diunggah oleh AHY melalui Instagramnya @agusyudhoyono.
Ia mengungkapkan rasa terima kasihnya pada Sutopo yang tak lelah mengabdi meski sakit parah.
"Terima kasih atas segala jasa dan pengabdianmu selama hidup, bahkan selama masa sakitmu.
Semangatmu untuk tetap bekerja dengan tulus, walaupun menahan rasa sakit, akan selamanya menginspirasi kami.
Selamat jalan Pak Sutopo... Semoga kini engkau tenang dan bahagia di sisi terbaik Allah SWT.
Dan semoga keluarga tercinta yang ditinggalkan, diberikan kekuatan dan kesabaran di dalam menghadapi takdir Tuhan Yang Maha Kuasa," tulis Agus sembari mengunggah potretnya bersama Sutopo.
Cerita Penggali Kubur Sutopo
Cerita penggali kubur Sutopo Purwo Nugroho soal kondisi tanah makam yang tak biasanya, mendadak mudah digali, cuma butuh waktu 2 jam.
Ada kisah menarik yang dialami oleh penggali makam Kepala Pusat Data Informasi dan Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Sutopo Purwo Nugroho yang dimakamkan hari ini, Senin (8/7/2019).
Sosok penggali kubur, Suwarto (56) mengaku tidak membutuhkan waktu lama untuk menggali tanah untuk makam Sutopo Purwo Nugroho.
Suwarto yang menjadi Ketua Tim Penggali Kubur di TPU Sasonolayu mengaku hanya membutuhkan waktu 2 jam untuk menggali kubur selebar 1,5mx2,5m dengan kedalaman 1,5 meter lebih tersebut.

Padahal, biasanya butuh waktu sekitar 4 jam, hingga seharian lebih untuk menggali makam di TPU Sasonoloyo, Jalan Perintis Kemerdekaan, Boyolali, Jawa Tengah karena tekstur tanahnya yang keras dan berbatu.
• Kesaksian Menyentuh Petugas Pengangkat Jenazah Sutopo, Sama Sekali Gak Berat, Enteng Banget
"Biasanya 4 jam lebih, bahkan ada yang seharian," terang Suwarto, dikutip TribunStyle.com dari TribunSolo.com, Senin (8/7/2019).
"Makam Pak Sutopo mudah digali hanya 2 jam lebih," tambahnya.
Lebih lanjut, pria yang akrab disapa Pak Warto tersebut mengatakan tekstur tanah di TPU Sasonoloyo sangat keras.
"Bentuknya padas, banyak batu besar saat menggali, tapi makam Pak Sutopo hanya kerikil kecil, Alhamdulillah cepat," terang dia.
Hal senada juga dijelaskan Suparno.
Pria 71 tahun yang ikut menggali tanah peristirahatan terakhir untuk Sutopo itu menuturkan, penggalian tanah sangat mudah.
"Ya mungkin karena kebaikan Pak Sutopo semasa hidup, bermanfaat untuk banyak orang di Indonesia," tuturnya.

"Tanahnya itu gembur (tidak keras), jadinya menggalinya mudah banget," papar dia menekankan.
Jenazah Sutopo Purwo Nugroho sendiri telah tiba di rumah duka di Boyolali, Jawa Tengah sekitar pukul 07.27 WIB pagi.
Kedatangan jenazah diiringi isak tangis sang istri, Retno Utami.
Kedatangan Jenazah di rumah Sutopo di sambut oleh pelayat, Badan Penanggulanagan Bencana Daerah (BPBD) atau relawan BPBD dari berbagai daerah , TNI, dan Polri.
• Kesaksian Penggali Kubur Sutopo BNPB, Akui Tak Perlu Lama Menggali, Mungkin karena Kebaikan Beliau
Jajaran TNI dan BPBD sudah mulai berbaris di sepanjang jalan masuk rumah ketika jenazah Sutopo tiba untuk memberikan penghormatan.
Sebagai bentuk penghormatan para pelayat menyolatkan jenazah di rumah duka.
Prosesi persemayaman dilakukan pukul 08.00 EIB.
Setelah itu, pada pukul 09.30 WIB, jenazah Sutopo Purwo Nugroho dimakamkan di TPU Sasonoloyo.
Seperti diketahui, Sutopo Purwo Nugroho meninggal dunia setelah berjuang melawan penyakit kanker paru-paru.
Kabar Sutopo Purwo Nugroho meninggal dunia kali pertama disampaikan oleh istrinya melalu Kepala Bidang Humas BNPB Rosita.

"Pak Sutopo meninggal dunia saat sedang menjalani pengobatan penyakit kanker yang dideritanya di St Stamford Modern Cancer Hospital, Guangzhou, China, sejak 15 Juni 2019 yang lalu. Kanker yang dideritanya telah menyebar ke tulang dan beberapa organ vital tubuh," kata Rita dalam keterangannya yang diterima Tribunnews.com pada Minggu (7/7/2019) pagi.
Rita mengatakan, sejak Sutopo divonis kanker Desember akhir 2017, Sutopo masih terus gigih dalam melakukan upaya pengobatan maupun dalam menginformasikan berbagai kejadian bencana yang terjadi di Indonesia selama 2018 hingga pertengahan 2019.
• Deretan Tokoh Beri Ucapan Duka Mendalam Atas Meninggalnya Sutopo Purwo Nugroho
Bahkan Sutopo masih sempat melakukan konferensi pers secara bersinambungan pada saat terjadi bencana gempabumi Lombok dan gempabumi Palu ditengah rasa sakit yang menderanya.
"Kami, kita semua merasa kehilangan Pak Sutopo. Sosok yang terdepan dan gigih dalam menyampaikan informasi bencana di Indonesia. Semoga amal ibadah almarhum selama hidupnya diterima di sisi Allah SWT dan bagi keluarga yang ditinggalkan agar tabah dan sabar dalam menghadapi musibah ini," pungkasnya. (TribunStyle.com / Salma Fenty)

Sutopo Purwo Nugroho Berwasiat Soal Tempat Pemakaman Sebelum Wafat, Keluarga Ambil Keputusan Lain
Sebelum Sutopo Purwo Nugroho meninggal dunia, dia tinggalkan wasiat soal lokasi pemakaman, tapi keluarga ambil keputusan lain.
Sutopo Purwo Nugroho sempat mengungkapkan wasiatnya soal lokasi pemakaman jenazahnya kepada sang istri, Retno Utami Yulianingsih melalui Sekretaris Sutopo Purwo Nugroho, Fitri.
Sebelum meninggal dunia, Sutopo Purwo Nugroho ingin dimakamkan di Tempat Pemakaman Umum (TPU) Pondok Rangon, Jakarta Timur.
Akan tetapi, wasiat Sutopo Purwo Nugroho tersebut bertentangan dengan keinginan kedua orangtuanya yang ingin ia dimakaman di kampung halamannya di Boyolali, Jawa Tengah.
"Pak Topo pernah bilang, inginnya (dimakamkan) di Pondok Ranggon, tapi orangtuanya ingin (dimakamkan) di Boyolali," ujar Fitri pada Minggu (7/7/2019).
• Jadwal Pemakaman & Serah Terima Jenazah Sutopo Purwo Nugroho, Dimakamkan di Tanah Kelahiran Boyolali
Sementara itu, setelah sempat melalui rembuk keluarga, jenazah Sutopo Purwo Nugroho dimakamkan di Boyolali, Jawa Tengah.

Jenazah Sutopo Purwo Nugroho dimakamkan di Tempat Pemakaman Umum (TPU) Sasono Layu, Kabupaten Boyolali, Jawa Tengah, Senin (8/7/2019).

Lokasi pemakaman Sutopo Purwo Nugroho ini hanya berjarak sekitar 500 meter dari rumah duka di Surodadi, RT 007/RW 009, Siswodipuran, Boyolali, Jawa Tengah.
• Sutopo Purwo Meninggal, Sempat Pamit & Unggah Permintaan Maaf untuk Orangtua hingga Warga Indonesia
Hari Minggu (7/7/2019), staf berangkat ke Boyolali untuk menyiapkan segala sesuatu terkait pemakaman.
Kepala BNPB Letjen Doni Monardo memerintahkan para staf BNPB terkait agar mengikuti perkembangan kepulangan jenazah.
Ia memerintahkan agar penerimaan jenazah di Tanah Air dan proses pemakaman menggunakan tradisi kedinasan BNPB, yang melibatkan unsur BPBD Boyolali dan Jawa Tengah.
"Sebab Pak Topo adalah pahlawan kemanusiaan yang telah ikut membesarkan nama BNPB sejak dibentuk tahun 2008," tutur Doni, dikutip TribunStyle.com dari Tribunnews.com, Minggu (7/7/2019).

"Pak Topo juga telah mengharumkan nama Indonesia dalam sejumlah karyanya antara lain Penghargaan tertinggi yang diterima Pemerintah RI di Baku Azerbaijan dari PBB di Bidang Inovasi Kebencanaan melalui Petabencana."
• Tetap Bekerja Meski Sakit Kanker Paru-paru, Begini Perjuangan Sutopo Mencari Pekerjaan
Sutopo tiba Minggu malam sekitar pukul 20.30 WIB di Bandara Soekarno Hatta.
Setibanya di Jakarta, jenazah Sutopo disemayamkan di rumah duka di Raffles Hill I-6 No 15 Cibubur.
Keesokan hari, Senin 8 Juli 2019 pukul 05.20 dari Bandara Soetta diberangkatkan ke Bandara Adi Sumarno Solo, Jateng.
Dan Selanjutnya dimakamkan di Boyolali.
Seperti diketahui, Sutopo Purwo Nugroho meninggal dunia setelah berjuang melawan penyakit kanker paru-paru.
Kabar Sutopo Purwo Nugroho meninggal dunia kali pertama disampaikan oleh istrinya melalui Kepala Bidang Humas BNPB Rosita.

"Pak Sutopo meninggal dunia saat sedang menjalani pengobatan penyakit kanker yang dideritanya di St Stamford Modern Cancer Hospital, Guangzhou, China, sejak 15 Juni 2019 yang lalu. Kanker yang dideritanya telah menyebar ke tulang dan beberapa organ vital tubuh," kata Rita dalam keterangannya yang diterima Tribunnews.com pada Minggu (7/7/2019) pagi.
Rita mengatakan, sejak Sutopo divonis kanker Desember akhir 2017, Sutopo masih terus gigih dalam melakukan upaya pengobatan maupun dalam menginformasikan berbagai kejadian bencana yang terjadi di Indonesia selama 2018 hingga pertengahan 2019.
• Deretan Tokoh Beri Ucapan Duka Mendalam Atas Meninggalnya Sutopo Purwo Nugroho
Bahkan Sutopo masih sempat melakukan konferensi pers secara bersinambungan pada saat terjadi bencana gempabumi Lombok dan gempabumi Palu ditengah rasa sakit yang menderanya.
"Kami, kita semua merasa kehilangan Pak Sutopo. Sosok yang terdepan dan gigih dalam menyampaikan informasi bencana di Indonesia. Semoga amal ibadah almarhum selama hidupnya diterima di sisi Allah SWT dan bagi keluarga yang ditinggalkan agar tabah dan sabar dalam menghadapi musibah ini," pungkasnya. (TribunStyle.com / Salma Fenty)