Ramadhan 2019
Lafal Niat Itikaf Lengkap, Arab, Latin, Artinya, Jadi Syarat Sah Itikaf di 10 Hari Terakhir Ramadhan
Lafal niat Itikaf lengkap Arab, latin, terjemahan, penting jadi syarat Itikaf untuk meraih kemuliaan malam Lailatul Qadar.
Penulis: Salma Fenty Irlanda
Editor: Melia Istighfaroh
Tindakan Rasulullah itu merupakan bukti pentingnya ibadah itikaf.
Kesungguhan Rasulullah untuk mengerjakan ibadah yang satu ini juga bisa menjadi motivasi untukmu melakukan hal yang sama.
Kedua, diam di dalam masjid dan meninggalkan perbuatan-perbuatan yang tidak boleh dilakukan oleh orang yang sedang beritikaf.
Sebagaimana firman Allah SWT “…Tetapi, jangan kamu campuri mereka, ketika kamu beri’tikaf dalam masjid.” (QS Al-Baqarah: 187).
Orang yang melakukan itikaf harus muslim, berakal, suci dari hadas besar (ada pendapat yang mengatakan bahwa hadas kecil juga membatalkan itikaf), dan harus di masjid.
Sunnahan itikaf terdapat dalam beberapa hadis, di antaranya:
Pertama, Abdullah bin Umar berkata bahwa Rasulullah SAW itikaf sepuluh hari terakhir bulan Ramadan.”
(HR Bukhari).
Kedua, ‘Aisyah berkata bahwa Rasulullah SAW melakukan itikaf sesudah tanggal dua puluh Ramadan hingga beliau meninggal dunia. (HR Bukhari dan Muslim).
Ketiga, Ubay bin Ka’ab dan Aisyah mengatakan bahwa Rasulullah beritikaf pada sepuluh hari terakhir di bulan Ramadan, hinggal Allah menjemputnya (wafat). (HR. Bukhari Muslim).
Maksud dari beberapa hadis di atas bahwa tiap bulan Ramadhan akan berakhir, terutama sepuluh hari menjelang Ramadan berakhir, Rasulullah SAW selalu itikaf di masjid.
• Masuk 10 Hari Terakhir Ramadhan 1440 H, Adakah Tuntunan Melaksanakan Salat Lailatul Qadar?
Itikaf ini hukumnya sunah dan tidak harus pada bulan Ramadhan, boleh dilakukan pada bulan apa saja, yang penting orang yang melakukannya memahami apa itu itikaf.
I’tikaf harus dilakukan di masjid dan dianggap sah bila memenuhi rukun-rukun sebagai berikut :
1. Niat Mendekatkan Diri kepada Allah.
2. Berdiam di Masjid
3. Islam dan suci, serta sudah akil baligh.