Kasus Mutilasi
Psikiater Ungkap Sugeng & Korban Mutilasi di Malang Ada Hubungan Asmara, Punya 3 Istri di Masa Lalu
Berdasarkan hasil pemeriksaan psikiater, Sugeng dan korban memiliki hubungan asmara. Lebih jelas, pelaku Sugeng memiliki keinginan untuk punya istri.
Penulis: Salma Fenty Irlanda
Editor: Dimas Setiawan Hutomo
Kata Luthfi, Sugeng juga sering berinteraksi dengan anak-anak kecil.
Dia suka menyapa anak-anak, dan anak-anak di sini juga tidak ada yang takut sama Sugeng karena sering diajak bercanda.
Lutfhi mengaku, bahwa di setiap tulisan yang Sugeng tulis di tembok seperti ada kata-kata dendam.
"Entah itu dendam dengan warga, keluarganya, atau merasa seperti dikucilkan setelah diusir warga," terangnya.
Luthfi yang juga pedagang di Pasar Besar Kota Malang ini, sudah menduga jika pelakunya Sugeng ketika melihat tulisan pelaku mutilasi.
Menurut Luthfi, font yang ditulis itu, dan kata-katanya mirip dengan yang ditulis Sugeng.
"Saya sudah menduga kalau pelakunya itu Sugeng. Karena setiap hari kalau saya ke masjid pasti melewati rumah yang ditinggali Sugeng. Jadi saya tahu persis," ucapnya.
Di rumah yang kini ditinggali Sugeng itu juga terdapat beberapa tulisan yang dibuat oleh Sugeng.

Sedikitnya ada dua tulisan besar dan beberapa tulisan kecil yang di tulis di tembok putih itu.
Sejumlah tulisan itu bertuliskan:
"Dendam sang arwah, Sugeng Angga Santoso"
"Besok kalau aku mati, pembalasannya lebih kejam"
Rumah yang ditinggali Sugeng itu merupakan rumah kosong dan Sugeng biasa tidur di samping rumah tersebut.
Karena dianggap memiliki gangguan kejiwaan, pihak kepolisian rencananya akan memberikan pendampingan terhadap Sugeng.
Kapolres Malang Kota AKBP Asfuri mengatakan, Sugeng nantinya akan didampingi dokter maupun psikiater.
• Tak Cuma Mutilasi Pasar Besar Malang, Sugeng Pernah Dipolisikan di Masa Lalu, Gagal karena Masuk RSJ