Kasus Mutilasi
Tak Cuma Mutilasi Pasar Besar Malang, Sugeng Pernah Dipolisikan di Masa Lalu, Gagal karena Masuk RSJ
Menurut penuturan Narko, tetangga Sugeng, pada 2011 silam, Sugeng pernah dilaporkan ke polisi karena hampir membakar rumahnya.
Penulis: Salma Fenty Irlanda
Editor: Melia Istighfaroh
TRIBUNSTYLE.COM - Sebelum ditangkap karena kasus mutilasi Pasar Besar Malang, Sugeng juga pernah dilaporkan ke polisi karena hampir membakar rumah tetangganya.
Seiring ditangkapnya Sugeng, pelaku mutilasi terhadap sosok wanita tanpa identitas yang ditemukan di Pasar Besar, Malang, masa lalunya perlahan tersingkap.
Menurut penuturan Narko, tetangga Sugeng, pada 2011 silam, Sugeng pernah dilaporkan ke polisi karena hampir membakar rumahnya.
Akan tetapi, ia tidak jadi ditangkap karena pernah masuk Rumah Sakit Jiwa (RSJ) Lawang.
• Tak Hanya Sugeng, Warga Sebut Kelainan Jiwa Juga Dialami Keluarga Pelaku Mutilasi Pasar Besar Malang
Karena itulah, polisi enggan menangkap Sugeng.
"geng ini kalau berbicara sama orang normal modelnya seperti orang gila. Tapi, kalau pihak Rumah Sakit Jiwa yang mengajak berbicara dia kayak orang normal. Itu yang membuat RSJ tidak membawanya," terang Narko, dikutip TribunStyle.com dari Surya.co.id, Jumat (17/5/2019).
Tidak hanya itu, di mata tetangga, Sugeng memang sering menuliskan tulisan aneh.
Salah satunya dengan menyebut nama Tuhan dan beberapa nama keluarganya.

"Keluarga Sugeng ini banyak, namun kebanyakan memiliki kelainan juga. Seperti yang dialami Sutoyo, kakak Sugeng yang sudah tidak mau tau lagi dengan tetangga kanan kiri," jelas Muhammad Luthfi, Ketua RW 06 Kelurahan Jodipan.
Kata Luthfi, Sugeng juga sering berinteraksi dengan anak-anak kecil.
Dia suka menyapa anak-anak, dan anak-anak di sini juga tidak ada yang takut sama Sugeng karena sering diajak bercanda.
Lutfhi mengaku, bahwa di setiap tulisan yang Sugeng tulis di tembok seperti ada kata-kata dendam.
• TERUNGKAP Cara Sugeng Tato Telapak Kaki Korban Mutilasi Pasar Besar Malang, Pakai Jarum & Palu
"Entah itu dendam dengan warga, keluarganya, atau merasa seperti dikucilkan setelah diusir warga," terangnya.

Luthfi yang juga pedagang di Pasar Besar Kota Malang ini, sudah menduga jika pelakunya Sugeng ketika melihat tulisan pelaku mutilasi.
Menurut Luthfi, font yang ditulis itu, dan kata-katanya mirip dengan yang ditulis Sugeng.