Kisah Desa Pemulung di Malaysia, Didiami 200 Keluarga Pemulung dan Memakan Sisa Makanan Dari Sampah
Simak sebuah kisah dari desa pemulung di Malaysia, didiami lebih dari 200 keluarga pemulung dan memungut sisa makanan dari sampah.
Penulis: Dhimas Yanuar Nur Rochmat
Editor: Melia Istighfaroh
"Tapi aku tidak tahu bagaimana lagi cara menjaga keluargaku untuk tetap hidup," katanya.
Mencari makanan yang layak, anggota keluarga yang tinggal di dekat pusat pembuangan sampah Batu Gajah ini mencari barang-barang yang bisa diselamatkan.
"Di sini, kami menemukan barang-barang seperti botol, kaleng aluminium dan logam untuk dijual," kata pria paruh baya yang tidak ingin disebutkan namanya.
"Pada hari yang baik, kita bisa mendapatkan sekitar RM20 (Rp 70 ribu) dari menjual botol plastik dan kaleng."
Di dekatnya, dua anak lelaki yang bersemangat - Damisah Amit, 10, dan Cabang Hasbi, 11.
• VIRAL VIDEO Pemotor Diserang Begal di Gandaria, Kunci Motor Pria Ini Nyaris Dicabut Begal, Dramatis!
• Viral Driver Ojol Gratiskan Antar Jemput Anak Sekolah, Dijuluki Pahlawan tanpa Jubah Siapa Dia?
• Remaja Akhiri Hidup Setelah Gunakan Fitur Instagram Vote, Bukan Pertama Kalinya Kejadian
Mereka berdua terlihat berlarian di sekitar TPA itu sekaligus mengumpulkan kaleng dan barang-barang daur ulang lainnya.
Ditanya mengapa mereka begitu bersemangat, mereka berkata jika mereka bisa mendapatkan lebih banyak uang dari menjual sampah, mereka mungkin memiliki kesempatan untuk membeli pakaian baru.
"Kami berusaha bekerja lebih dari biasanya karena kami berharap mendapatkan uang tambahan untuk Hari Raya," kata Damisah.
Anggota parlemen Sandakan baru Vivian Wong, ketika dihubungi, mengatakan dia perlu waktu untuk memahami seluruh situasi sebelum berkomentar lebih lanjut.
"Kami akan mencoba mencari solusi terbaik untuk semua orang," katanya.
Tempat pembuangan sampah ini terletak tidak terlalu jauh dari kawasan kota Sandakan, Sabah, Malaysia.
Menurut Dewan Kota Sandakan, orang-orang ini disarankan untuk tinggal di tempat lain.
Departemen Imigrasi setempat telah melakukan operasi rutin untuk menangkap imigran ilegal.
Dipelajari bahwa banyak orang akan kembali sementara beberapa adalah pendatang baru ke situs TPA itu dan akan menetap di sana, hidup dari tangan ke mulut bagi para pemulung ini. (Tribunstyle/Dhimas Yanuar).
Like dan Subscribe Ya!