Breaking News:

Pilpres 2019

STOP PROVOKASI! Ini Bentuk 'Hukuman' dari Facebook & WhatsApp Bagi Grup Penyebar Hoaks Pilpres 2019

STOP PROVOKASI! Ini Bentuk 'Hukuman' dari Facebook & WhatsApp Bagi Grup Penyebar Hoaks Pilpres 2019

Business Insider
Facebook 

TRIBUNSTYLE.COM -  Facebook rupanya tidak tinggal diam dengan tensi peningkatan penyebaran berita atau kabar  palsu alias hoaks / hoax jelang Pemilu Presiden / Pilpres 17 April 2019.

Facebook sedang menyiapkan sebuah 'sanksi' atau hukuman bagi grup-grup Facebook disinyalir aktif menebar kabar hoaks atau informasi keliru demi memenangkan jagoannya dengan cara menjatuhkan kandidat Calon Presiden / Capres lawan jagoannya di kontes Pilpres 2019.

Tegasnya Facebook menindak penebar hoaks sejalan dengan sinyalemen dari Menteri Komunikasi dan Informatika Rudiantara yang menyebut penyebaran informasi bohong alias hoaks meningkat 14 kali lipat jelang Pemilu serentak 17 April 2019, setidaknya dari kurun waktu Agustus 2018 hingga April 2019 ini.

 Lantas apa bentuk 'hukuman' yang sedang disiapkan Facebook?

VIDEO Bukti Mobil Esemka Bukan Hoaks / Fiktif, Lihat Rekaman Merangkai Mesinnya di Pabrik Boyolali

CARA BARU Deteksi Gambar/ Foto Hoaks Marak Beredar Jelang Pilpres 2019, Pakai Fitur WhatsApp Ini

Yang pasti, Facebook sendiri tak ingin reputasinya jatuh karena sering dikomplain sebagai platform media sosial favorit bagi penebar hoaks Pemilu 2019.

Mengutip Kompas.com, upaya Facebook terbaru adalah menyasar laman grup-grup Facebook yang kerap membagikan hoaks dan informasi keliru, terlebih menjelang musim pemilu di berbagai negara.

Laman grup yang ketahuan rajin menyebar hoaks akan "dihukum", dengan membatasi sebaran informasinya di lini masa Facebook.

Perubahan itu cukup penting, untuk mencegah hoaks yang tersebar lebih luas, setidaknya di platform Facebook.

Jejaring sosial raksasa tersebut juga akan menyortir urutan berita, mulai dari yang sangat penting secara umum hingga berita populer.

Cara ini kurang lebih sama dengan yang dilakukan Google dalam memberikan hasil pencarian.

Apabila situs sering ditautkan ke situs lain, sistem akan menganggap sumber tersebut terpercaya.

Cara ini disebut akan memudahkan Facebook untuk memberitahu penggunanya apakah penerbit yang merilis berita adalah sumber terpercaya atau tidak.

Facebook juga melakukan beberapa perubahan untuk cek fakta berita dengan menyertakan "Trust Indicators" dari The Trust Project, sebuah konsorsium dari penerbit berita yang mengawal faktualitas berita online.

Tak cuma di linimasa, Facebook juga melakukan beberapa perubahan di Messenger.

Beberapa fitur WhatsApp yang digunakan untuk mengurangi sebaran hoaks mulai digulirkan ke Messenger.

Halaman
123
Sumber: TribunStyle.com
Tags:
FacebookWhatsApphoakshoaxRudi AntaraPilpres 2019calon presiden
Rekomendasi untuk Anda
AA

BERITA TERKINI

berita POPULER

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved