Breaking News:

Kisah Sedih Mahasiswa Penerima Beasiswa Bidikmisi, Ada yang Makan Nasi Campur Air Garam

Sebab bukan cerita aneh jika penerima beasiswa Bidikmisi kesulitan makan.

AnakUntad.com
Beasiswa Bidikmisi. 

TRIBUNSTYLE.COM - Iman Taufik Ramadhan dan Sajidin tampak lahap menyantap makan siangnya. Menu kali ini, ada nasi, ikan, telur, dan sayur.

“Enak ini, ikannya juga jauh lebih besar,” ujar Iman, mahasiswa semester 3 Ilmu Peternakan Unpad mengomentari keberadaan Kantin Saridhona di Unpad Jatinangor, Senin (25/3/2019).

Keberadaan kantin ini bagi mahasiswa penerima Bidikmisi seperti dirinya merupakan angin segar. Karena mahasiswa bisa makan sepuasnya, bayar seikhlasnya di segala situasi.

Sebab bukan cerita aneh jika penerima beasiswa Bidikmisi kesulitan makan. Ini dikarenakan uang saku sebesar Rp 650.000 per bulan tersebut kerap telat cair.

Daftar 10 PTN Terima Siswa Bidikmisi Terbanyak, Sebanyak 26.217 Orang Bidikmisi Lolos SNMPTN 2019!

“Telatnya satu bulan. Tapi kemarin ada senior yang telatnya sampai 2 bulan,” tutur Iman.

Bagi mahasiswa yang masih mendapatkan dana dari orangtua keterlambatan ini tidak jadi soal.

Namun hal itu jarang terjadi, karena penerima beasiswa Bidikmisi rata-rata berasal dari keluarga tidak mampu dari berbagai daerah.

Banyak orangtua melepas dan memberikan kepercayaan penuh kepada sang anak untuk menjalankan kuliahnya begitu diterima kuliah dengan bantuan dana Bidikmisi.

Syarat dan Jadwal Pendaftaran Bidikmisi 2019, Punya Orang Tua PNS Masih Bisa Daftar

Karenanya, ketika uang beasiswa telat cair, para mahasiswa ini harus memutar otak agar tetap bisa bertahan.

“Kalau saya beli telur (satu) kemudian digoreng dan dibagi tiga. Masing-masing untuk makan pagi, siang, dan malam,” ungkap Iman sambil tertawa.

Ia masih terbilang beruntung. Sebab beberapa orang temannya mengalami hal lebih sulit. Ada yang sengaja main ke rumah temannya yang tinggal di Bandung untuk menumpang makan.

Ada pula yang membuat air putih dicampur garam dan petcin sebagai kuah campuran nasi. Bahkan ada juga yang memilih menahan lapar.

Sebagai ketua angkatan, Iman kerap mendengarkan keluh kesah teman-temannya. Salah satunya di saat beasiswa telat cair.

“Ada juga yang putus kuliah karena orangtua sakit kanker kemudian meninggal. Jadi dia harus bekerja untuk membantu keuangan keluarga,” kata mahasiswa asal Sukabumi ini menjelaskan.

Mahasiswa penerima Bidikmisi lainnya, Sajidin, mengungkapkan hal serupa. Ia harus berhemat untuk menyiasati saat beasiswa telat cair.

Halaman
12
Sumber: Kompas.com
Tags:
mahasiswaBIDIKMISIIman Taufik RamadhanSajidin
Rekomendasi untuk Anda
AA

BERITA TERKINI

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved