Berita Terpopuler
Kisah Sejoli 'Manusia Langka' di Bali, 6 Tahun Pacaran Berujung Pelaminan, Cerita Cintanya Menyentuh
Kisah sejoli 'manusia langka' di Bali menyentuh publik, menikah sebar 120 undangan, tapi tamu yang hadir 1000 orang!
Penulis: galuh palupi
Editor: Mohammad Rifan Aditya
Dua sejoli ini bisa bertemu karena Budiarsa mengelola sebuah yayasan difabel yang tak mau ia sebutkan namanya.
Yayasan tersebut membuatnya bertemu dengan Dayu hampir setiap hari.
Melihat Dayu yang penyabar, rasa cinta mulai tumbuh di hati Budiarsa.
Mereka kemudian merajut asmara, pacaran hingga 6 tahun lamanya.
“Kami pacaran selama 6 tahun. Dalam masa pacaran, tidak ada keromantisan. Tapi, kalau satu pihak tidak ada atau tidak bertemu karena sakit, rasa kehilangan sangat besar. Dengan pertimbangan matang, akhirnya kami pun memutuskan untuk menikah,” ujarnya sumringah.
• Jadi Trending di Play Store, Mainkan Game Dilan 1991, Kisah Cinta Dilan dan Milea Bikin Baper
Budiarsa mengakui awalnya banyak orang yang sangsi dan berpikir pernikahan mereka hal yang mustahil.
Namun Budiarsa yakin Tuhan akan memberikan jalan untuk niat baik tersebut.
“Kalau lama pacaran, kami takut akan terlambat mengambil keputusan. Kami coba berpikir positif, mudah-mudahan Tuhan memberikan kami jalan. Kehidupan ini adalah drama, salah satu drama terbesar adalah pernikahan. Kami yakin Tuhan akan memberikan jalan terbaik,” ujarnya.
Keyakinan mereka untuk menikah akhirnya terlaksana dengan baik.
Meski memiliki kondisi tidak biasa, pernikahan mereka digelar seperti pernikahan pada umumnya.
• 3 Artis Kisah Cintanya Seperti Luna Maya, Pacaran Lama Tapi Tak Menikah, Kini Dapat Jodoh Terbaik
Mulai dari prewedding, ritual ala Hindu, resepsi, bahkan ia juga diberikan voucer bulan madu di sebuah hotel di Ubud.
Namun karena kondisi fisik kedua calon pengantin tak normal, prosesi prewedding yang mengambil lokasi di tiga tempat, memakan waktu tiga hari.
“Sesi fotonya tiga lokasi, di Kebun Raya Bedugul, Pantai Melasti, dan Desa Wisata Penglipuran. Karena kondisi kami seperti ini, dan jaraknya jauh, satu lokasi satu hari, sehingga sesi foto menghabiskan waktu tiga hari. Pemotretannya gratis karena ada yang membantu, cuma pakaiannya saja yang sewa,” ujarnya.
(TribunStyle.com/Galuh Palupi)