Tsunami Tanjung Lesung
Logika Sederhana Staf BMKG Soal Tsunami Banten & Lampung: Menjaring Ayam dengan Perangkap Gajah
Logika sederhana staf Badan Meteorologi dan Geofisika (BMKG) soal tsunami di perairan Selat Sunda: menjaring ayam dengan perangkap gajah.
Penulis: Irsan Yamananda
Editor: Desi Kris
Dengan dimensi pergerakan sebesar itu sinyal gempa ini sangat mudah ditangkap dengan alat seismograf meskipun pada jarak yang cukup jauh. Selanjutnya kita sebut gempabumi tektonik ini sebagai gajah. Saat ini BMKG sudah memiliki perangkap gajah yang ukuran jaringnya kira-kira 100×100km2.
Tsunami Selat Sunda disebabkan oleh erupsi gunungapi yang diikuti longsor. Ukuran erupsi gunungapi ini jika dikonversi menjadi kekuatan gempa adalah gempa magnitudo 3.
Begitupun longsor yang terjadi jika dikuantifikasi dalam skala gempa hanya sekitar magnitudo 2. Ukuran ini sangat jauh lebih kecil dari gempabumi tektonik magnitudo 7. Selanjutnya kita sebut gunungapi dan longsor ini adalah ayam dan anak ayam.
Tentu sangat sulit menangkap ayam dan anaknya ini dengan menggunakan perangkap gajah yang dimiliki BMKG. Selain itu BMKG hanya disuruh menangkap gajah. Karena dampak kerusakan yang ditimbulkan gajah ini sangat besar jika dia datang.
Untuk menangkap ayam ini diperlukan ukuran jaring yang lebih kecil sekitar 1 hingga 3 km persegi. Dan saat ini yang diberi wewenang untuk menangkap ayam adalah PVMBG. Pihak PVMBGpun saat ini dalam kondisi yang terbatas untuk menangkap ayam-ayam tersebut.
Tulisan ini tidak untuk saling menyalahkan. Justru mendorong pemerintah untuk terus mengembangkan jaring ayam di PVMBG atau membangun kolaborasi BMKG-PVMBG untuk mengelola jaring gajah dan ayam sekaligus."
(Tribunstyle/ Irsan Yamananda)
Yuk Like Facebook dan Subscribe YouTube Channel TribunStyle.com: