Tsunami Tanjung Lesung
Logika Sederhana Staf BMKG Soal Tsunami Banten & Lampung: Menjaring Ayam dengan Perangkap Gajah
Logika sederhana staf Badan Meteorologi dan Geofisika (BMKG) soal tsunami di perairan Selat Sunda: menjaring ayam dengan perangkap gajah.
Penulis: Irsan Yamananda
Editor: Desi Kris
TRIBUNSTYLE.COM - Logika sederhana staf Badan Meteorologi dan Geofisika (BMKG) soal tsunami di perairan Selat Sunda: menjaring ayam dengan perangkap gajah.
Hingga hari Selasa (25/12/2018) pukul 13.00 WIB, Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mencatat korban meninggal mencapai angka 429 orang.
Jumlah tersebut mencakup daerah Kabupaten Serang, Pandeglang, Lampung Selatan, Pesawaran, dan Tanggamus.
Dari kelima kabupaten tersebut, Kabupaten Pandeglang menjadi daerah paling parah terdampak tsunami.
Data korban meninggal dunia di wilayah tersebut adalah yang paling banyak, yakni 290 jiwa.
Mengutip dari Kompas.com, "Kalau dilihat dari tingkat kerusakan, Pandeglang paling parah, 290 orang meninggal dunia. Lampung selatan 108 orang, Kabupaten Serang 29 orang, Pesawaran dan Tanggamus masing-masing 1 orang," kata Kepala Pusat Data, Informasi dan Hubungan Masyarakat BNPB Sutopo Purwo Nugroho di kantor BNPB, Utan Kayu, Jakarta Timur, Selasa (25/12/2018).
Selain korban meninggal, tercatat 1.485 korban luka dan 154 dinyatakan hilang.
Sebanyak 16.802 orang juga masih mengungsi di sejumlah daerah.
Menanggapi hal ini, salah satu staf BMKG pemilik akun Facebook Priyobudi Priyo mengunggah tulisan berupa logika sederhana.
Dia memberi judul tulisan tersebut 'Menjaring Ayam dengan Perangkap Gajah'.
Bahkan, tulisan ini sampai diunggah ulang oleh akun Instagram resmi @infobmkg.
Berikut tulisan lengkapnya:
"MENJARING AYAM DENGAN PERANGKAP GAJAH (Pelajaran dari peristiwa tsunami selat sunda)
Gempabumi tektonik, gunungapi atau longsor adalah bencana geologi yang memiliki karakter berbeda. Tetapi ketiganya dapat menyebabkan tsunami yang merusak.
Gempabumi dapat menyebabkan tsunami jika kekuatannya cukup besar umumnya magnitudo 7 ke atas atau jika ukuran patahannya sebesar kira-kira 50x10 km persegi dengan pergeseran sekitar 1 meter atau lebih.