Suka Berbohong Ternyata Termasuk Penyakit Kejiwaan, Begini Penjelasannya
Seringkali orang berbohong karena mereka mencoba mengendalikan situasi dan menggunakan pengaruh.
Editor: Amirul Muttaqin
Sayangnya, para korban justru cenderung meragukan diri sendiri.
Ini mungkin terjadi karena kebohongan yang dilakukan pembohong patologis meningkat tanpa disadari.
Dengan kata lain, ketika satu kebohongan kecil dimulai kebohongan-kebohongan lain muncul untuk menutupinya.
"Jika seseorang berbohong, jangan mencoba dan membuat alasan tentang hal itu," kata Orloff.
"Sebuah kebohongan adalah kebohongan. Dan jika Anda mengungkapkannya kepada orang itu dan mereka mengatakan itu salahmu, atau tidak terjadi, maka ada sesuatu yang sangat salah terjadi," tambahnya.
Tidak Selalu Jahat
Linda Blair, seorang psikolog, menyebut bahwa pembohong patologis hanya terlalu impulsif untuk berkata jujur.
Skala impulsif reflektif sebenarnya telah tertanam dalam gen manusia.
Sangat sulit untuk seseorang yang sangat impulsif untuk berpikir sebelum melakukan sesuatu.
"Jika Anda adalah seorang yang impulsif, sangat sulit untuk menghentikan kebiasaan itu. Namun jika Anda memiliki perasaan yang sangat buruk di dalam diri (karena berbohong) Anda harus menyelesaikan masalah sekarang," kata Blair.
"Jadi ketika sampai di kepalamu, kau hanya mengatakannya. Itu tidak berarti kau harus berbohong, tapi sedikit lebih sulit bagimu untuk berhenti berbohong, lebih dari itu untuk seseorang yang lebih reflektif," imbuhnya.
Kebohongan patologis dan narsisisme tidak identik, mereka kadang-kadang berjalan seiring.
Dalam kasus lain, pembohong patologis mungkin tidak memiliki kapasitas untuk menghentikan diri mereka sendiri.
Blair mengatakan, mereka hanya perlu belajar mengendalikan dorongan dan kompulsi mereka.
Kebohongan mereka tidak selalu datang dari tempat yang buruk.