Breaking News:

Sempat Tak Sadar Jika Dirinya Tertembak, Razan Najjar Menangis dan Ucapkan Kata-kata Terakhirnya

Namun, Razan justru ditembak di dadanya dengan peluru tajam, satu peluru menembus lubang di bagian belakang rompi.

Editor: Diah Ana Pratiwi
Tribunnews.com
Razan Najjar 

"Kemudian seorang sniper menembakkan satu tembakan, yang langsung mengenai Razan, Fragmen peluru juga melukai tiga anggota lain dari tim kami.

"Razan pada mulanya tidak menyadari dia telah ditembak, tetapi kemudian dia mulai menangis, 'Punggungku, punggungku!' dan kemudian dia jatuh ke tanah.

"Itu sangat jelas dari seragam kami, rompi kami dan tas medis, siapa kami," tambahnya.

"Tidak ada pemrotes lain di sekitar, hanya kami." tutupnya.

***

Sebelum menjadi korban penembakan Razan sempat mengungkapkan apa yang kini dirasakannya sebagai anggota medis.

Menurutnya hal itu adalah tugas dan tanggung jawabnya untuk hadir dalam proses dan membantu korban yang terluka.

"Tentara Israel berniat untuk menembak sebanyak yang mereka bisa," katanya pada saat itu. 

"Ini gila dan aku akan malu jika aku tidak ada di sana untuk bangsaku." tambahnya melansir dari New York Times.

Penargetan terhadap anggota paramedis nampaknya juga bukanlah kebetulan semata dalam kesaksian yang diungkapkan Kementrian Kesehatan Palestina mengatakan bahwa :

"Satu tim paramedis mengenakan jas medis putih berusaha untuk mengevakuasi yang terluka".

"Tim paramedis mengangkat tangan mereka, menekankan bahwa mereka tidak menimbulkan bahaya bagi pasukan bersenjata," kata kementerian kesehatan.

"Segera, pasukan dari pendudukan Israel menembakkan peluru hidup, memukul Razan Najjar di dada, dan melukai beberapa paramedis lainnya."

Foto pemakaman Razan al-Najjar
Foto pemakaman Razan al-Najjar (The Star)

Mohammed al-Hissi, direktur tim medis darurat Bulan Sabit Merah, mengatakan kepada Al Jazeera bahwa mereka mencoba mengobati Razan segera setelah dia ditembak sebelum akhirnya dia dipindahkan ke Rumah Sakit Eropa di Khan Younis.

"Penargetan Razan bukan pelanggaran pertama dalam pekerjaan kami sebagai tenaga medis di lapangan, dan itu mungkin tidak akan menjadi yang terakhir," katanya.

Halaman
123
Sumber: Intisari
Tags:
Razan NajjarPalestinaNew York Times
Rekomendasi untuk Anda
AA

BERITA TERKINI

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved