Heboh Siswa SMAN 2 Malang Lengserkan Kepala Sekolah, Begini Kata Pengamat Pendidikan, Tak Terduga!
Kepemimpinan kepala sekolah yang baik didasarkan kepada pengaruh bukan prioritas terhadap kekuasaan atau kekuatan.
Penulis: Verlandy Donny Fermansah
Editor: Verlandy Donny Fermansah
TRIBUNSTYLE.COM - Pengamat pendidikan Kota Malang, Prof Zainuddin Maliki, menganalisis hebohnya aksi demonstrasi siswa SMAN 2 Malang menuntut mundur sang kepala sekolah.
Berikut ini analisis pengamat pendidikan Zainuddin seperti dilansir Tribunstyle.com dari Surya Malang, Jumat (6/4/2018).
Menurut Zainuddin ini menjadi tindakan penyelesaian masalah non konvensional.
Menurutnya permasalahan itu dapat diselesaikan dengan dialog atau musyawarah.
Jika memang tak menemukan jalan keluar, demo bisa menjadi solusi.
Demo SMAN 2 Malang itu menunjukkan kepada semua instansi pendidikan bahwa sekolah harus memiliki kepemimpinan yang baik.
Kepemimpinan yang baik didasarkan kepada pengaruh bukan prioritas terhadap kekuasaan atau kekuatan.
Artinya kepala sekolah memang dipilih menjadi pemimpin yang dinilai memiliki posisi penting di mata guru, siswa, dan steakholder lain.
Pengaruh itu dicapai dengan kharisma hingga kemampuan dalam berinteraksi dan komunikasi dengan baik.
Hal itu sama dengan pemimpin umat, kepala sekolah bisa menggerakkan potensi siswa dan guru.
Kalau sudah punya potensi itu, dia tidak perlu menggunakan kekerasan fisik.
Demo siswa itu bisa datang karena murni ada masalah yang tak bisa dipecahkan.
Kepala sekolah SMAN 2 Malang akhirnya diganti sebagai solusi dari tuntutan.
Kepala sekolah nantinya harus menciptakan rekonsiliasi karena sempat ada konflik dalam sekolah.
Zainuddin menambahkan bahwa suasana kondusif harus kembali diciptakan pada sekolah tersebut.
Karena pembelajaran memerlukan suasana yang kondusif.
Kepala sekolah sudah memiliki tugas dan wewenang yang telah ditulis di regulasi.
Kepala sekolah harus menaati berbagai aturan seperti menarik pengutan yang bersifat sumbangan bukan tarikan.
Posisi anggaran pendidikan tidak banyak jadi kepala sekolah memang mendapat tekanan soal pembiayaan sekolah.
Kendati demikian sekolah tak boleh melanggar aturan.
Kepala sekolah harus mampu memenuhi pekerjaan meskipun di bawah tekanan.
Siswa SMAN 2 Malang Ungkap Utang Sekolah & Kejanggalan Mobil Pajero Kepala Sekolah
Sebelumnya diberitakan Siswa SMAN 2 Malang membuat heboh dunia pendidikan dengan ramai-ramai berdemonstrasi menuntut Dwi Retno menyudai tugasnya sebagai kepala sekolah, Kamis (6/4/2018).
Menurut pengamat pendidikan Kota Malang bahwa Dwi Retno kurang memperhatian etika komunikasi sebagai kepala sekolah hingga menimbulkan tidak kepercayaan siswa dan guru.
Ketua MKKS SMAN Kota Malang, Tri Suharni, menyatakan ada etika komunikasi yang kurang diperhatikan Dwi Retno sebagai kepala sekolah SMAN 2 Malang.
“Apalagi ini di dunia pendidikan. Masalah prinsip etika komunikasi harus diperhatikan.”
“Sehingga tidak ada siswa, guru, dan orang tua yang terluka,” jelas Tri Suharno seperti dikutip Tribunstyle.com dari Suryamalang.com, Kamis.
Hal itu rupanya lebih disadari para siswa SMAN 2 Malang.
Mereka melihat ada etika yang tidak dijaga oleh sang kepala sekolah.
Hal itu menimbulkan prasangka buruk dari siswa yang justru menjadi bumerang bagi kepala sekolah.
Siswa SMAN 2, Adam, mengatakan bahwa dirinya sering melihat Retno memakai mobil Pajero warna hitam ke sekolah.
Mobil itu sering diparkir di depan ruang kerja kepala sekolah.
Adam menuturkan bahwa itu mobil sekolah tapi selama ini hanya dipakai Retno.
“Katanya sekolah punya utang, tapi malah membeli Pajero,” papar Adam. (Tribunstyle.com/Verlandy Donny Fermansah)
BACA JUGA:
• 6 Fakta Demo Siswa SMAN 2 Malang Tuntut Kepala Sekolah Mundur, Terungkap Sosok Dwi Retno!
• Siswa SMAN 2 Malang Ungkap Utang Sekolah & Kejanggalan Mobil Pajero Kepala Sekolah, Begini Katanya!
• Viral Video Bocah TK Naik Motor Ditilang Polisi di Jalan Raya, Begini Ekspresinya Bikin Gemas!
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/style/foto/bank/originals/sman-2-malang_20180405_141922.jpg)