Inspirasi
Penelitiannya Soal Game Disia-sia Sampai 11 Kali di Indonesia, Anak SMA ini Justru Dilirik Google
Diajukan sejak tahun 2016, proposal penelitian milik Farrel selalu ditolak di Indonesia. "Ya, kalau dihitung sampai 11 kali tidak diterima," katanya.
Penulis: Bobby Wiratama
Editor: Bobby Wiratama
Dari keinginannya main game tersebut, Christopher Farrel Millenio lalu mulai mencari di internet cara mengecilkan data.
Mealui penelitian kecil-kecilannya, remaja berusia 17 tahun ini menemukan data compression atau pemampatan data.
"Saya iseng-iseng mencari lalu riset dan ternyata, data compression belum begitu berkembang, ya lalu muncul ide untuk meneliti karena dampaknya luas juga," katanya.
Sejak kelas 1 SMA, Farrel melakukan penelitian lebih serius tentang data compression.
Setelah kurang lebih satu setengah tahun, remaja kelahiran Yogyakarta, 1 Januari 2000, ini berhasil menciptakan penelitian yang diberi judul "Data Compression Using EG and Neural Network Algorithm for Lossless Data".
Hasil penelitiannya itu lalu diajukan ke ajang kompetisi di Indonesia baik regional maupun nasional.
Sebab, menurutnya, belum ada orang Indonesia yang meneliti secara khusus mengenai data compression,padahal dampak positifnya begitu besar.
Namun, upayanya itu tidak membuahkan hasil. Diajukan sejak tahun 2016, proposal penelitian milik Farrel selalu ditolak di Indonesia.
"Ya, kalau dihitung sampai 11 kali tidak diterima," katanya.
Penolakan itu tidak membuat Farrel berkecil hati.
Dalam wawancara bersama kontributor Kompas.com, Wijaya Kusuma, Farrel sendiri terus berusaha menyempurnakan penelitiannya baik dari sisi teori hingga penulisannya.
"(Saya) tidak menyalahkan panitia, tetapi diri saya sendiri dan mengevaluasi. Mungkin cara saya menyampaikannya kurang tepat sehingga mereka sulit memahami, jadi terus disempurnakan sampai-sampai membuat delapan versi," ujarnya.
Belasan kali gagal tak membuat Farrel jatuh mental dan semangatnya.
Ia justru termotivasi untuk kembali tegak dan balik melawan!
Sepertinya, dalam kamus hidup Farrel tidak ada kata menyerah.