Jenguk Setya Novanto, Istri Berderai Air Mata, Wakil Bendahara Golkar Bawa Buku yang Jleb Banget!
Pasalnya, selama ini, Deisti biasa sehari-hari bersama dengan suami di rumah tinggal yang sama.
Penulis: Burhanudin Ghafar Rahman
Editor: Diah Ana Pratiwi
"Iya tadi kasih buku. Judulnya 'Renungan Kalbu'. Tadi beliau senang dikasih itu. Kalau bukunya bagus, dia pasti baca," ujar Zulhendri.
Buku berwarna hijau itu, tertuang beberapa pengalaman manusia hingga mencapai sebuah kebahagiaan.
Kebahagiaan yang sesuai dengan aturan main ayat Al-Quran dan juga sunnah Rasul.
Di dalam buku juga dituangkan pengertian yang hakiki mengenai perenungan umat manusia untuk menggapai jalan-Nya.
Zulhendri mengaku memberi buku tersebut karena dirasa bagus untuk menginsafi semua yang sudah terjadi.
Ia berharap buku itu memberikan pencerahan kepada Novanto.
"Kita sebagai makhluk Tuhan, tidak akan terjadi sesuatu tanpa skenario Yang Maha Kuasa. Semoga beliau tabah dan ini yang namanya dinamika kehidupan," ujar Zulhendri.
Beberapa waktu yang lalu, Golkar dikabarkan dalam keadaan dilematis.
Hal tersebut dinilai oleh pengamat politik dari Universitas Nasional Alfan Alfian.
Melansir dari kompas.com kembali, menurut Alfan, hal itu disebabkan oleh keputusan rapat pleno Golkar yang memutuskan mempertahankan Setya Novanto sebagai ketua umum dan Ketua DPR hingga proses praperadilannya selesai.
Ia juga menilai jika nantinya Novanto memenangkan praperadilan dan kembali menjabat Ketua Umum Golkar dan Ketua DPR justru akan semakin dikecam masyarakat.
"Kalau bertahan lagi di Golkar maka penurunan kepercayaan dari masyarakat terjadi," kata Alfan di Menteng, Jakarta Pusat, Sabtu (25/11/2017).
Ia menambahkan, semestinya Golkar tak memaksakan untuk mempertahankan Novanto dalam kondisi seperti ini.
Sebab masyarakat yang kian peka dengan isu korupsi akan semakin menghujat Golkar dan Novanto.
Alfan pun mengingatkan sejatinya partai politik merupakan institusi publik sehingga segala kebijakannya akan berpengaruh kepada publik.
"Pemimpin partai politik tak hanya sekedar mengurus internal organisasi. Mereka beyond political parties. Karena parpol itu instrumen politik yang terkait erat dengan masyarakat," lanjut dia.
(TribunStyle.com/ Burhanudin Ghafar Rahman)