Breaking News:

Jenguk Setya Novanto, Istri Berderai Air Mata, Wakil Bendahara Golkar Bawa Buku yang Jleb Banget!

Pasalnya, selama ini, Deisti biasa sehari-hari bersama dengan suami di rumah tinggal yang sama.

Penulis: Burhanudin Ghafar Rahman
Editor: Diah Ana Pratiwi
TRIBUNNEWS/HERUDIN
Ketua DPR RI Setya Novanto berjalan keluar dari gedung KPK Jakarta usai menjalani pemeriksaan, Selasa (21/11/2017). Setya Novanto diperiksa sebagai tersangka selama 5 jam terkait kasus korupsi KTP elektronik. 

TRIBUNSTYLE.COM - Ketua Umum Partai Golongan Karya (Golkar) dan Ketua DPR Indonesia yang kini menjadi tersangka dugaan korupsi pengadaan Kartu Tanda Penduduk Elektronik (e-KTP) Setya Novanto, saat ini telah mendekam di salah satu kamar isolasi Rumah Tahanan (Rutan) Negara Klas 1 Jakarta Timur cabang Rutan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), mulai Senin (20/11).

Setelah beberapa hari mendekam, Istri Setnov, Deisti Astriani Tagor, menjenguk suaminya tersebut, Kamis (23/11).

Melansir dari Tribunnews.com, air mata Deisti tidak terbendung ketika menjenguk suaminya itu.

Menurut pengacara Setya Novanto, Fredrich, hal itu sangat wajar.

Inilah Akibatnya Jika Golkar Masih Pertahankan Setya Novanto, Fatal Banget!

Pasalnya, selama ini, Deisti biasa sehari-hari bersama dengan suami di rumah tinggal yang sama.

Tetapi kali ini, situasinya berbeda.

Keduanya harus berpisah tempat.

"Iya, tadi ibu nangis. Selama saya temani di dalam ruangan tadi, ibu selalu menangis," ungkap Fredrich Yunadi di Gedung KPK, Jakarta, Kamis (23/11).

Saat membesuk Novanto, Deisti juga membawa makanan untuk sang suami.

Hanya saja Fredrich tidak mengetahui makanan apakah yang dibawa Deisti, karena ia langsung keluar, sebab tidak mau mengganggu Novanto-Deisti yang santap pagi.

"Tidak tahu, saya tidak ngecek. Lagian saya keluar sebentar lah, tidak enak," ujar Fredrich.

Istri Setya Novanto, Deisti Astriani Tagor berjalan keluar gedung KPK usai menjalani pemeriksaan, Senin (20/11/2017). Deisti Astriani Tagor diperiksa selama 8 jam sebagai saksi untuk tersangka Anang Sugiana Sudihardjo terkait kasus korupsi KTP elektronik.
Istri Setya Novanto, Deisti Astriani Tagor berjalan keluar gedung KPK usai menjalani pemeriksaan, Senin (20/11/2017). Deisti Astriani Tagor diperiksa selama 8 jam sebagai saksi untuk tersangka Anang Sugiana Sudihardjo terkait kasus korupsi KTP elektronik. (TRIBUNNEWS/HERUDIN )

Selain Deisti, Wakil Benda­hara Umum Partai Golkar, Zulhendri Hasan, kemarin juga datang untuk menjenguk.

Melansir dari TribunNews.com, Zulhendri membawakan Novanto buku berjudul 'Renungan Kalbu'.

Harapannya, buku itu dapat dibaca oleh Novanto untuk mengisi waktu selama di dalam tahanan.

"Iya tadi kasih buku. Judulnya 'Renungan Kalbu'. Tadi beliau senang dikasih itu. Kalau bukunya bagus, dia pasti baca," ujar Zulhendri.

Buku berwarna hijau itu, tertuang beberapa pengalaman manusia hingga mencapai sebuah kebahagiaan.

Kebahagiaan yang sesuai dengan aturan main ayat Al-Quran dan juga sunnah Rasul.

Di dalam buku juga dituangkan pengertian yang hakiki mengenai perenungan umat manusia untuk menggapai jalan-Nya.

Zulhendri mengaku memberi buku tersebut karena dirasa bagus untuk menginsafi semua yang sudah terjadi.

Ia berharap buku itu memberikan pencerahan kepada Novanto.

"Kita sebagai makhluk Tuhan, tidak akan terjadi sesuatu tanpa skenario Yang Maha Kuasa. Semoga beliau tabah dan ini yang namanya dinamika kehidupan," ujar Zulhendri.

Beberapa waktu yang lalu, Golkar dikabarkan dalam keadaan dilematis.

Hal tersebut dinilai oleh pengamat politik dari Universitas Nasional Alfan Alfian.

Melansir dari kompas.com kembali, menurut Alfan, hal itu disebabkan oleh keputusan rapat pleno Golkar yang memutuskan mempertahankan Setya Novanto sebagai ketua umum dan Ketua DPR hingga proses praperadilannya selesai.

Ia juga menilai jika nantinya Novanto memenangkan praperadilan dan kembali menjabat Ketua Umum Golkar dan Ketua DPR justru akan semakin dikecam masyarakat.

"Kalau bertahan lagi di Golkar maka penurunan kepercayaan dari masyarakat terjadi," kata Alfan di Menteng, Jakarta Pusat, Sabtu (25/11/2017).

Ia menambahkan, semestinya Golkar tak memaksakan untuk mempertahankan Novanto dalam kondisi seperti ini.

Sebab masyarakat yang kian peka dengan isu korupsi akan semakin menghujat Golkar dan Novanto.

Alfan pun mengingatkan sejatinya partai politik merupakan institusi publik sehingga segala kebijakannya akan berpengaruh kepada publik.

"Pemimpin partai politik tak hanya sekedar mengurus internal organisasi. Mereka beyond political parties. Karena parpol itu instrumen politik yang terkait erat dengan masyarakat," lanjut dia.
(TribunStyle.com/ Burhanudin Ghafar Rahman)

Sumber: TribunStyle.com
Rekomendasi untuk Anda

BERITA TERKINI

berita POPULER

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved