Per Januari 2018 Tak Ada Buku Tere Liye di Gramedia, Penulis Stop Terbitkan Buku, Alasannya. . .
Per Januari 2018 buku-buku ciptaan Tere Liye tak akan ada lagi di toko buku Gramedia.
Penulis: Mohammad Rifan Aditya
Editor: Desi Kris
Tere Liye merasa ada ketidakadilan soal pajak bagi penulis di Indonesia ini.
Dia menjelaskan skema pajak yang dikenakan terhadap penulis sebagai berikut:
"Penulis buku membayar pajak 24x dibanding pengusaha UMKM, dan 2x lebih dibanding profesi pekerjaan bebas. Dan jangan lupakan lagi, penulis itu pajaknya dipotong oleh penerbit, itu artinya, dia tidak bisa menutup2i pajaknya."
"Artis, pengusaha, lawyer, wah, itu sih mudah sekali untuk menyembunyikan berapa penghasilan sebenarnya. Penulis tidak bisa, sekali dipotong oleh penerbit, maka bukti pajaknya akan masuk dalam sistem," tulis Tere Liye.
Inilah alasan mengapa Tere Liye menghentikan penerbitan bukunya.
Menurut Tere Liye, penulis buku adalah yang paling dermawan kepada pemerintah soal pajak karena jumlahnya massif sekali.
Tere Liye sebenarnya telah berusaha meminta pemerintah untuk memperhatikan masalah ini.
"Saya sudah setahun terakhir menyurati banyak lembaga resmi pemerintah, termasuk Dirjen Pajak, Bekraf, meminta pertemuan, diskusi."
"Mengingat ini adalah nasib seluruh penulis di Indonesia. Literasi adalah hal penting dalam peradaban. Apa hasilnya? Kosong saja." tulis Tere Liye
Bahkan surat yang ditulis Tere Liye itu tidak ditanggapi sama sekali.
Cerita persoalan pajak yang dialami Tere Liye ini bisa kamu baca selengkapnya di bawah ini.
Tapi kalian tidak perlu khawatir, sebab sang penulis akan tetap menulis dan karyanya tetap bisa kamu nikmati.
Tere Liye akan diposting lewat media sosial secara gratis.
Bahkan sang penulis memberikan kata-kata seperti ini kepada para penggemarnya.
"Mari terus menulis bahkan jika hanya bisa ditulis di atas daun-daun sekali pun" tulis Tere Liye.
Bagaimana pendapatk kalian dengan kasus yang dialami Tere Liye ini guys? (TribunStyle.com/Rifan Aditya)