Idul Adha 2017
Benarkah Daging Kambing Penyebab Darah Tinggi, Fakta atau Hoax?
Masyarakat muslim Indonesia akan merayakan hari Idul Adha pada Jumat (1/9/2017) besok.
Penulis: Irsan Yamananda
Editor: Desi Kris
Kolesterol dalam daging kambing juga hanya 75 miligram, sementara daging sapi 80 miligram.
Selain itu, daging kambing juga mengandung lebih banyak zat besi, yaitu 3,73 gram, sedangkan daging sapi hanya 2,24 gram.
Terakhir untuk kandungan seng (zinc), daging kambing memiliki kandungan sebesar 5,27 miligram dan sapi hanya 4,61 miligram.
Walau begitu, cara memasak yang tepat juga sangat mempengaruhi kandungan nutrisi dalam daging kambing.
Bagi pecinta hidangan sate kambing, Johanes menyarankan agar tidak memanggangnya hingga gosong.
Saat proses pemanggangan terjadi, protein pada daging kambing yang terkena panas tinggi akan berubah menjadi zat karsinogen.
Nah, zat karsinogen inilah yang menyebabkan penyakit kanker bersemayam di tubuh manusia.
Dengan begitu, dapat dikonfirmasi juga bahwa arang bukanlah penyebab penyakit kanker.
Melainkan daging yang dipanggang terlalu lama.
“Kalau makan di-grill itu cukup seminggu sekali. Jangan tiap hari (bisa) bikin kanker,” ujar Johanes.
Selain dipanggang, biasanya daging kambing juga dimakas dengan kuah.
Dalam proses seperti ini, usahakan untuk tidak terlalu banyak menggunakan santan.
Jelas sekali bahwa hal itu dapat memacu tekanan darah naik.
Pemanfaatan sayuran juga bisa menabah kandungan vitamin pada hidangan daging kambing.
Dengan begini, rumor daging kambing penyebab darah tinggi merupakan hoax, selama yang dimakan adalah dagingnya lo ya.
Kalau yang dimakan semacam jeroan, babat, dan sebagainya, bisa menyebabkan darah tinggi juga. (TribunStyle.com/ Irsan Yamananda)