Kisah Yuliana dan Yuliani - Kenangan Itu Sering Diejek Botak di Bagian Belakang
Mama dan Papa sering nunjukin kliping koran dan majalah,saat lahir kami kembar dempet.
Penulis: Suut Amdani
Editor: Suut Amdani
Wajah Yuliana dan Yuliani tampak murung.
"Ya, siapa, sih, yang enggak sedih ditinggal Nenek. Apalagi, kami termasuk dekat dengan beliau."
Malamnya, ketika NOVA kembali datang, wajah keduanya sedikit cerah.
Dengan lancar, mereka menceritakan "sejarah" mereka dulu ketika masih dempet.
"Kami tahu kami lahir sebagai kembar siam saat masih TK. Mama dan Papa sering nunjukin kliping koran dan majalah. Mereka berterus-terang, kami lahir sebagai kembar dempet," kata Ana yang dianggap lebih tua.
Arti Nama Pristian
Mereka pun kemudian paham arti nama depan mereka: Pristian.
"Itu diambil dari kata Prasetian yang merupakan singkatan Peristiwa bulan Juli, saat kami dioperasi," imbuh Ani yang baru setahun belakangan memakai kacamata, sedangkan Ana sudah sejak kelas 3 SD.
Pemberitahuan sejak dini membuat Ana-Ani memahami benar kondisi mereka.
"Setelah selesai operasi, kepala kami botak di bagian belakang. Jadi, begitu ketemu orang-orang di jalan, kami suka diledeki. Bahkan sampai sekarang kami masih sering diusili orang. Tapi kami cuek saja. Kan, sudah diberitahu orang tua jauh sebelumnya," papar Ani.
Sekarang, orang tak bisa lagi mengejek mereka.
Rambut mereka panjang sampai sepinggang dan hitam lebat.
"Rambutnya sampai berkilau," celoteh mereka serempak.
Ingin Jadi Dokter
Ana dan Ani tumbuh sebagai remaja yang aktif. Mereka senang bergurau dan sering diledek teman-temannya.