Cerai Andre Taulany Berakhir Damai: Erin Pilih Umrah, Kuasa Hukum Ungkap Gangguan Psikis

Di tengah drama cerai, Erin Taulany terbang ke Tanah Suci untuk Umrah. Keputusan damai Andre-Erin dipicu kondisi psikis dan prioritas anak.

TRIBUNSTYLE.COM - Babak baru dalam proses perceraian pasangan selebritas Andre Taulany dan Rien Wartia Trigina, atau yang dikenal sebagai Erin Taulany, telah tiba. Keduanya kini telah mencapai titik sepakat untuk berpisah secara damai, berikrar mengubur dalam-dalam segala aib dan perselisihan masa lalu.

Menyusul kesepakatan monumental tersebut, Erin Taulany mengambil langkah mengejutkan: meninggalkan Indonesia untuk menunaikan ibadah Umrah. Sebuah perjalanan spiritual yang dipilihnya di tengah tekanan emosional yang memuncak.

Baca juga: Nggak Ngurus Sabrina Chairunnisa Sempat Sentil Deddy Corbuzier, Soroti Keakraban Bareng Agnez Mo

Tim kuasa hukum membenarkan bahwa ibu dari tiga anak ini memang mengalami gejolak batin dan gangguan psikis selama menghadapi proses perceraian yang panjang dan berliku.

Saat putusan akhir perceraiannya dengan Andre Taulany kian mendekat, Rien Wartia Trigina memilih menenangkan jiwanya dengan beranjak ke Tanah Suci. Pilihan spiritual ini sejalan dengan terkuaknya alasan mendasar di balik keputusan keduanya untuk mengakhiri pernikahan secara damai.

Wahyu Purnomo, kuasa hukum Erin, mengonfirmasi keberangkatan kliennya ke Tanah Suci pada Rabu pagi. Percepatan jalannya persidangan di Pengadilan Agama Jakarta Selatan, yang kini tak lagi menuntut kehadiran langsung Erin, menjadi faktor yang memungkinkan kepergian ini.

"Oh iya ya, betul. Umrah, tadi pagi berangkat. Erin akan berada di sana selama 9 atau 12 hari," ungkap Wahyu Purnomo di Pengadilan Agama Jakarta Selatan, Rabu (29/10/2025).

Ia melanjutkan, merujuk pada kondisi kliennya: "Psikis, psikologis terganggu karena ada proses perceraian pastilah."

Selain kondisi pribadi Erin, kunci utama yang mendorong tercapainya kesepakatan damai ini adalah kepentingan dan kesejahteraan anak-anak. Wahyu menekankan bahwa kedua belah pihak menempatkan buah hati sebagai prioritas tertinggi agar perpisahan ini tidak meninggalkan trauma berkepanjangan.

"Anak-anak menjadi salah satu poin penting untuk mereka membicarakan ini dengan baik-baik, tentu pasti," ujarnya.

"Karena ini kan pasti kita melihat bagaimana akibat perpisahan ini ya ke anak, ke keluarga. Tentu dengan bijak, baik prinsipal kami maupun pemohon, mempertimbangkan aspek-aspek tentang anak," tandas Wahyu.

Sebagai kilas balik, upaya perceraian ini berawal saat Andre Taulany mengajukan permohonan cerai talak di Pengadilan Agama Tigaraksa pada April 2024. Namun, permohonan tersebut ditolak majelis hakim pada September 2024, sebab dalil perselisihan yang diajukan Andre dinilai tidak terbukti, dan hakim kala itu menganggap masalah mereka hanyalah kurangnya komunikasi.

Tak menyerah, Andre lantas menempuh banding ke Pengadilan Tinggi Agama (PTA) Banten pada 25 September 2024, berharap putusan pengadilan tingkat pertama dikuatkan. Ayah dua anak ini kemudian mengajukan permohonan cerai talak baru di Pengadilan Agama Tigaraksa pada 9 April 2025, yang lagi-lagi kandas.

Puncaknya, pada 25 Agustus 2025, majelis hakim mengabulkan eksepsi atau keberatan dari pihak Erin mengenai yurisdiksi, menyatakan Pengadilan Agama Tigaraksa tidak berwenang mengadili lantaran domisili Erin berada di wilayah hukum Pengadilan Agama Jakarta Selatan.

Setelah tiga kali menemui kegagalan, Andre Taulany memindahkan permohonan cerainya ke Pengadilan Agama Jakarta Selatan, dengan gugatan dilayangkan pada 12 September 2025. Sidang perceraian Erin dan Andre dijadwalkan kembali pada Rabu, 5 November 2025, dengan agenda pembuktian sebelum majelis hakim membacakan putusan.