Terungkap! Pekerjaan dan Modus Mery Ana & Ade Friyanto dalam Kasus Penculikan Anak Makassar

Masih ada fakta terbaru soal Mery Ana dan Ade Friyanto, pekerjaan dan profil mereka terungkap terkait kasus penculikan anak di Makassar.

TRIBUNSTYLE.COM - Terungkap identitas dan lokasi penangkapan pelaku penculikan anak di Jambi. 

Perempuan bernama Mery Ana dan lelaki bernama Ade Friyanto Syaputera berhasil ditangkap oleh tim gabungan Polda Jambi setelah terlibat dalam kasus penculikan seorang anak perempuan bernama Bilqis Ramadhany, berusia 4 tahun.

Penangkapan dilakukan di Jalan H Bakri Koto Tinggi, yang berada di Kecamatan Sungai Penuh, Kota Sungai Penuh, Jambi.

Proses penangkapan berjalan lancar berkat kerja sama tim kepolisian yang cepat menindaklanjuti laporan masyarakat dan hasil penyelidikan awal.

Ade Friyanto Syahputera, 36 tahun, adalah seorang pria yang tidak memiliki pekerjaan tetap. Ia tercatat sebagai warga Kampung Baru 2, Pasar Bangko, Kabupaten Merangin, Provinsi Jambi.

Baca juga: Pilu Pasutri Bawa Balita Nekat Jalan Kaki Semarang-Banyuwangi Gegara Tak Ada Ongkos, Ditolong Polisi

Sementara itu, Mery Ana, 42 tahun, seorang ibu rumah tangga, tinggal di Jalan Tembesu, Kabupaten Merangin, Provinsi Jambi.

Kedua pelaku berdomisili di daerah Bangko, yang menjadi pusat administratif Kabupaten Merangin. Jarak antara Bangko dan Kota Jambi kurang lebih 255 kilometer, yang dapat ditempuh melalui jalur darat sekitar 5 jam perjalanan.

Lokasi ini membuat proses penyelidikan lapangan sedikit menantang, namun tim kepolisian berhasil mengatasi hambatan tersebut.

Direktorat Reserse Kriminal Umum (Ditreskrimum) Polda Jambi, melalui Kombes Pol Jimmy Christian Samma, menegaskan bahwa korban dari kasus penculikan ini adalah Bilqis Ramadhany.

Pihak kepolisian kini masih melakukan pendalaman kasus untuk mengetahui motif penculikan dan kemungkinan adanya pihak lain yang terlibat.

Pelaku Membawa Korban dari Makassar untuk Mencari Keuntungan

Pelaku membawa Bilqis dari Makassar, Sulawesi Selatan, ke Kabupaten Merangin, Provinsi Jambi.

Pelaku mencari keuntungan dengan cara menjual anak tersebut.

"Dari hasil pemeriksaan awal, motif para pelaku murni untuk mencari keuntungan ekonomi. 

Rencananya, pelaku akan menjual melalui perantara pertama seharga Rp 3,5 juta. 

Kemudian di wilayah Jambi, pelaku menjual anak tersebut  seharga puluhan juta rupiah.