Jika memilih berkirim surat baik daring maupun luring, pastikan untuk saling berterus terang tentang ketidaknyamanan hubungan yang ada.
Dari sini bisa jadi Anda lantas mengerti hal-hal atau problema yang dialami oleh mereka yang tak tersampaikan lewat pembicaraan telepon.
3. Berikan jeda dan mulailah kembali
Hubungan apapun, pasti butuh jeda. Jadi tak ada salahnya untuk memberi jeda pada persahabatan Anda, baru mulailah membangun kembali pertemanan yang hangat dan menenangkan.
Seorang psikolog asal Waschington DC, Maria Franco, mengatakan bahwa pertemanan terkadang butuh berjarak dulu agar masing-masing nantinya bisa mengurai perasaan dan segala ketidaknyaman dalam pembahasan yang dewasa.
Ketika jeda telah diberikan, berusahalah untuk membuka kembali komunikasi, dan utarakan segala ketidaknyamanan, kekecewaan, dan keinginan untuk berteman rapat kembali.
Ketika mereka tak ada keinginan untuk merekatkan kembali pertemanan, setidaknya Anda telah mencoba. Dan Anda bisa bangga lantaran Anda lah yang melakukan langkah lebih dewasa.
4. Menerima bentuk baru dari pertemanan
Ketika semua hal berubah seiring waktu, maka Anda harus menyadari bahwa tak ada pula persahabatan yang sama.
Karena mimpi dan tujuan hidup seseorang akan terus berkembang, jadi wajar jika ada beberapa pertemanan yang jadi tak selaras.
Ketika semua hal telah Anda usahakan untuk memperbaiki pertemanan dan gagal, maka sudah saatnya Anda menerima bahwa bentuk persahabatan tersebut sudah harus berubah.
Jadi terimalah bentuk pertemanan yang baru, tanpa menoleh di masa lalu.
5. Cermati alarm
Kadang-kadang berawal dari satu kesalahpahaman, sebuah persahabatan bisa rusak dan makin memburuk waktu demi waktu.
Seiring Anda ingin memperbaiki pertemanan, jangan melupakan kibaran bendera merah atau alarm yang ada.