Berita Viral

The Power of Netizen! Tentara Wanita Israel Pusing Diserang Netter Indonesia, Sampai Ganti Nomor WA

AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Tentara Israel dibuat pusing oleh serangan netizen Indonesia di media sosial. Bahkan, sampai ganti nomor WhatsApp.

"Ini adalah unit yang seluruhnya terdiri dari gadis-gadis muda dan komandan perempuan muda," kata seorang tentara yang tidak disebutkan namanya.

"Tidak ada keraguan bahwa jika ada laki-laki yang duduk di depan layar tersebut, segalanya akan terlihat berbeda," imbuhnya.

Tentara pengintai wanita Pasukan Pertahanan Israel, yang dalam bahasa Ibrani disebut sebagai tatzpitaniyot, adalah anggota Korps Pertahanan Perbatasan dan beroperasi di sepanjang perbatasan negara, serta di seluruh Tepi Barat.

Tentara pengawas disebut oleh banyak orang sebagai 'mata tentara' karena mereka memberikan informasi intelijen real time kepada tentara di lapangan, 24 jam sehari, tujuh hari seminggu.

Selama berminggu-minggu sebelum serangan Hamas pada tanggal 7 Oktober, tentara pengawas melaporkan tanda-tanda aktivitas di sepanjang perbatasan Gaza yang bergejolak, terletak satu kilometer dari Gaza.

Salah satu tentara, yang diidentifikasi hanya sebagai Ilana, mengatakan Hamas kerap mengoperasikan pesawat tak berawak.

"Dalam dua bulan terakhir, mereka mulai mengirimkan drone setiap hari, terkadang beberapa kali sehari, tepat di dekat perbatasan, sekitar 300 meter dari pagar, dan terkadang kurang dari itu," katanya.

"Satu setengah bulan sebelum perang, kami melihat bahwa di salah satu kamp pelatihan Hamas mereka telah membangun model posisi pengamat dalam skala yang tepat, seperti yang kami operasikan. Mereka mulai berlatih di sana dengan drone untuk menyerang penembak (senapan mesin)," tambah Ilana.

Tentara wanita Israel kemudian mengirimkan peringatan ke rantai komando bahwa Hamas sedang berlatih untuk melakukan serangan, namun mereka diabaikan.

Ilana mengatakan bahwa ketika serangan dimulai, Hamas menggunakan drone untuk menyerang posisi mereka menggunakan metode yang sama seperti yang mereka lihat saat pelatihan.

Tentara lain yang tidak disebutkan namanya mengatakan dia telah melihat warga Gaza membuat replika tank Merkava Mark 4 dan menggunakannya untuk pelatihan.

Sementara itu, tidak ada pejabat keamanan senior yang memberi tahu tentara wanita mengenai potensi penyusupan ke komunitas perbatasan.

"Jika kita mengetahui peringatan ini, keseluruhan bencana ini akan terlihat berbeda,"

"Tidak ada yang memberitahu kami bahwa ada tingkat kewaspadaan yang tinggi,"

"IDF meninggalkan kami seperti bebek. Para pejuang setidaknya punya senjata dan dibunuh seperti pahlawan,"

"Namun tentara pengintai wanita ditinggalkan oleh tentara dan dibantai begitu saja tanpa memiliki kesempatan untuk membela diri," kata seorang tentara yang diidentifikasi sebagai Yaara.

Bahkan ada salah satu tentara pengawas yang sampai meminta maaf karena membangunkan seorang komandan pada dini hari tanggal 7 Oktober demi melaporkan bahwa dia melihat sesuatu yang aneh.

Sebelumnya, tentara pengawas yang ditempatkan di sebuah pangkalan di Kibbutz Nahal Oz juga mengatakan bahwa peringatan mereka tidak pernah ditanggapi dengan serius.

Baca juga: TEGA Israel Mengebom Sekolah PBB Al-Fakhoora di Gaza Utara, 50 Pengungsi Anak & Perempuan Meninggal

Tentara wanita Israel mengalami tindakan seksisme (Israel Defense Forces)

Stasiun penyiaran publik Kan dan saluran 12 menyiarkan wawancara dengan tentara dan mantan tentara yang juga mengatakan bahwa mereka diabaikan.

Haaretz juga menerbitkan investigasi tahun lalu di mana tentara pengawas perempuan menggambarkan perlakuan yang dihina dan mengatakan bahwa pendapat mereka tidak dihormati.

Para prajurit pengintai mengumpulkan informasi melalui berbagai kamera, sensor, dan peta, dan diharapkan menyadari setiap perubahan kecil yang terjadi di wilayah 15-30 kilometer yang menjadi tanggung jawab mereka untuk memantau.

Setelah informasi relevan dikumpulkan oleh tentara pengintai, informasi tersebut diteruskan ke rantai komando, termasuk kepada pejabat intelijen yang kemudian menentukan langkah apa yang perlu diambil.

Para prajurit menghabiskan waktu sekitar dua hingga tiga bulan untuk mempelajari setiap detail dari satu sektor yang mereka observasi.

Haaretz juga mengatakan bahwa banyak tentara yang selamat dari pembantaian tersebut diberitahu bahwa mereka akan menghadapi sanksi karena desersi jika mereka tidak kembali ke pos mereka.

Banyak dari tentara tersebut mengalami trauma parah, setelah selamat dari serangan yang menewaskan teman dan kolega mereka ketika Hamas menyerbu pangkalan.

"Kami mencoba menjelaskan bahwa kami tidak bisa kembali,"

"Kami kehilangan teman-teman kami. Selama berjam-jam kami bersembunyi bersama mayat,"

"Para komandan belum mengunjungi kami. Tak seorang pun dari tentara datang untuk berbicara dengan kami dan menanyakan perasaan kami. Keberadaan kami diabaikan begitu saja," kata seorang tentara yang diidentifikasi sebagai May.

Sebagai tanggapan, militer mengatakan telah memberikan dukungan kepada tentara.

(Serambinews.com/Firdha Ustin)(TirbunnewsSultra.com/Desi Triana)(TribunStyle.com/Febriana)

Diolah dari artikel TribunnewsSultra.com