Berita Viral

Cerita Nila Mukti, Kena Begal saat Ikut Seleksi PPPK, Kini Lolos Ujian Nilai Tinggi: Ada Hikmahnya

Editor: Putri Asti
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Sosok Nila Mukti, kena begal saat ikut seleksi PPPK, kini lolos ujian nilai tinggi

TRIBUNSTYLE.COM - Saat hendak berangkat ikut seleksi Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK) , nasib wanita asal Palembang ini pilu.

Di tengah perjalanan dia kena begal hingga harus merelakan motornya diambil.

Namun di balik musibah itu, wanita tersebut kini berbahagia karena dinyatakan lolos ujian dan mendapat nilai tinggi.

Bagaimana kisah lengkapnya?

Ilustrasi - Wanita di Palembang kena begal saat ikut seleksi PPPK (Tribunnews)

Inilah sosok Nila Mukti bidan yang telah mengabdikan diri di daerah pelosok selama 7 tahun.

Akhirnya lulus seleksi Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK) 2023 Kabupaten Lahat yang dilaksanakan di Graha 66 Palembang, Kamis (16/11/2023)

Baca juga: SOSOK Korban Wanita di Rote, Baru Lulus PPPK Tewas Ditikam Saudara ODGJ, Ini Kronologinya

Tak hanya berjuang supaya mendapatkan nilai tinggi, saat berangkat ke Palembang untuk seleksi PPPK, dia sempat mendapat musibah kena begal.

Musibah itu terjadi saat pulang tugas sebagai bidan di Puskesmas Wanaraya Kikim Lahat.

Nila meraih nilai ujian 527 dari nilai yang ditetapkan untuk lulus ujian bidang Medis Kabupaten Lahat yakni 299.

Pengumuman hasil seleksi Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK) 2023 Kabupaten Lahat tersebut di Graha 66 Palembang, Kamis (16/11/2023).

Nila menceritakan detik-detik saat menjai korban begal.

Sosok Nila Mukti, kena begal saat ikut seleksi PPPK, kini lolos ujian nilai tinggi

Nila dibegal karena melintas di jalan alternatif di kebun sawit yang sudah tidak produktif sehingga jalan sepi dan tidak ada pengguna jalan lain.

Kondisi itu dimanfaatkan pelaku begal yang kemudian menodongkannya pistol dan sajam sehingga Nila harus merelakan motornya dibawa.

Saat kejadian Nila mengatakan dia hanya melintas seorang diri tidak ada pengguna jalan lain sehingga dia tidak berani melawan.

"Pistol dan pisaunya sudah ditodongkan di kepala saya, jadi saya serahkan saja daripada nyawa yang diambil kalau melawan," ujarnya.

Halaman
12