Berita Viral

PERMINTAAN Terakhir Menantu Tewas Digorok Mertua di Pasuruan, Ingin Beli Motor hingga Minta Maaf

AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Bak firasat, inilah permintaan terakhir menantu tewas digorok mertua di Pasuruan, ingin beli motor hingga sering minta maaf.

TRIBUNSTYLE.COM - Bak firasat, inilah permintaan terakhir menantu tewas digorok mertua di Pasuruan, ingin beli motor hingga sering minta maaf.

Sedih putrinya tewas di tangan besannya, ibunda Fitri atau Fitria Almuniroh Hafidloh (23) mengungkap percakapan terakhirnya dengan sang putri.

Ibu Fitri, Nurul Afini (49) tak menyangka ucapan sang anak menjadi pertanda peristiwa tragis ini terjadi.

Kini, ia pun hanya bisa mengenang sosok putri sulungnya.

Rumah ibu Fitri berada di Perum Sinar Amerta Medayu Selatan, Medokan Ayu, Rungkut, Surabaya.

Terkuak dugaan motif mertua habisi nyawa menantu yang sedang hamil di Pasuruan. (ISTIMEWA)

Baca juga: TANGIS Ibu Korban di Kasus Mertua Bunuh Menantu Hamil 7 Bulan di Pasuruan: Kok Tega Sama Calon Cucu?

Raut kesedihan tampak jelas di wajahnya saat ditemui pada Rabu (1/11/2023).

Diberitakan sebelumnya, Fitri dibunuh mertuanya Khoiri atau Satir (53) pada Selasa (31/10/2023).

Kejadian tersebut terjadi di Dusun Blimbing, Desa Parerejo, Kecamatan Purwodadi, Kabupaten Pasuruan, Jawa Timur.

Terkuaknya pembunuhan itu berawal dari teriakan suami Fitria, Sueb saat pulang kerja.

Sueb melihat Fitri sudah tergeletak di kasur dengan bersimbah darah.

Nahas, ketika dalam perjalanan menuju ke Puskesmas Purwoadi, nyawa korban yang tengah hamil tujuh bulan tersebut tidak tertolong lantaran diduga kehabisan darah.

Firasat Wanita Hamil 7 Bulan Sebelum Dibunuh Mertua, Fitri Ingin Beli Motor, Ibu: Jenazahnya Senyum

Beberapa jam sebelum memperoleh kabar mengagetkan tersebut pada Selasa (31/10/2023) malam, ibu Fitri, Nurul Afini sempat melakukan video call dengan putrinya.

Nurul Afini mengaku sempat berkomunikasi dengan sang anak hampir dua jam lamanya.

Dan, rampung sekitar sekitar pukul 14.45 WIB. 

Sepanjang berkomunikasi dengan sang anak, tak ada obrolan yang benar-benar serius.

Halaman
123