Berita Kriminal

WASPADA Modus Penipuan Baru di WhatsApp, Berbentuk Arisan Online, 2 Wanita di Bogor Bawa Kabur Rp 2M

Editor: Dhimas Yanuar
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Cara dua perempuan di Kota Bogor tipu 54 orang lewat arisan online.

TRIBUNSTYLE.COM - Waspada! Lagi-lagi muncul model penipuan baru di WhatsApp.

2 wanita berinisial FF dan YF nekat menipu 54 orang dengan model arisan lelang online.

Berbasis di Kota Bogor, Jawa Barat, FF dan YF mengiklankan penipuan mereka via status WhatsApp.

Lewat iklan itu FF dan YF berhasil jerat 54 orang langsung dengan iming-iming mendapat keuntungan dari uang modal awal yang disetorkan.

Dua peremppuan yang tipu 54 orang dengan modus arisan online di Mako Polresta Bogor Kota, Sabtu (5/4/2023) petang. (TribunnewsBogor.com/Rahmat Hidayat)

"Pelaku memasang iklan melalui status WhatsApp. Kemudian ada komunikasi dan nasabah (korban) langsung melakukan transfer," kata Kasat Reskrim Polresta Bogor Kota, Kompol Rizka Fadhila kepada TribunnewsBogor.com di Mako Polresta Bogor Kota, Sabtu (5/8/2023) petang.

Transfer yang dilakukan oleh para nasabah (korban) ini sesuai kesepakatan yang terjalin.

Dari 54 orang yang kini menjadi korban ini, bervariasi dengan nominal 15-100 juta rupiah.

Baca juga: Makanan Pesanannya Tak Sesuai Iklan, Pria Ini Tuntut Restoran Rp75,8 Miliar: Ini Penipuan!

Nominal itu nantinya akan kembali dalam bentuk keuntungan kepada para nasabah.

"Tergantung paketnya. Semakin besar dana yang tersetorkan makin besar yang didapatkannya. Namun, untuk persentasenya 10 persen sampai 50 persen," jelasnya.

Sejak bulan Februari, dua bulan awal tersangka berhasil memutar uang nasabah dan memberikan keuntungan kepada para nasabahnya.

Namun, sejak Juni, pembagian keuntungan itu mandek. Tersangka ternyata menipu dan menggunakan uang dari para korban untuk kepentingan pribadinya.

"Berangsur dengan masa tenggat 30 hari. Bulan maret sampai mei berjalan normal. Kemudian nasabah membludak. Sehingga perputaran di bulan Juni dan Juli jatuh tempo dan tidak terbayarkan," tandasnya.

Diketahui sebelumnya, dua perempuan berinisial FF dan YF ditangkap Polresta Bogor Kota.

FF dan YF ditangkap usai menipu 54 orang melalui modus arisan online.

Dari 54 orang ini, FF berhasil mengumpulkan uang mencapai 2 Miliar rupiah.

Kapolresta Bogor Kota, Kombes Pol Bismo Teguh Prakoso mengatakan, dua tersangka ini sengaja mencari orang untuk bergabung dalam arisan yang dibuatnya.

Kepada para orang yang bergabung, dua tersangka menjanjikan keuntungan dari uang awal yang disetorkan.

"Tersangka mengajak para korban untuk bergabung dalam arisan lelang. Kemudian menjanjikan keuntungan kepada para korban atau nasabah 10-50 persen dari uang yang disetorkan," kata Bismo di Mako Polresta Bogor Kota, Sabtu (5/8/2023) petang.

....

Hati-hati modus penipuan baru di WhatsApp, pelaku catut nama BNI, korban akan diarahkan ke situs phising.

Penipuan dengan modus pesan WhatsApp kembali terjadi.

Kali ini, penipuan juga mengatasnamakan Bank Negara Indonesia (BNI).

Pelaku akan mengirimkan pesan WhatsApp dilengkapi action button "View" atau "Lihat".

Modus baru tersebut salah satunya diungkap pengguna Twitter ini, Rabu (19/7/2023) pagi.

Melalui twitnya, pengunggah menyertakan tangkapan layar pesan WhatsApp dari nomor asing yang menggunakan foto profil BNI.

Tampak dalam tangkapan layar, pesan bertuliskan "INFO BANK BNI" disertai tombol "View" di bawahnya.

Penipuan mengatasnamakan Bank Negara Indonesia (BNI) dengan modus pesan WhatsApp

Baca juga: MODUS Penipuan, Karyawan Minimarket Kena Tipu, Tukar Uang Receh Diisi Tanah, Jumlahnya Tak Sebanding

"Selama ini gunakan APK, skrg gunakan Action Button 'View'. Jangan klik segera block. Kita lengah dikit aja langsung jadi korban. Saldo di bank/market place dll dikuras habis," tulis pengunggah.

Menuai perhatian, unggahan penipuan modus baru ini telah mendapat lebih dari 1,6 juta tayangan, 13.400 suka, dan 10.800 twit ulang dari pengguna hingga Jumat (21/7/2023).

Lantas, bagaimana cara kerja penipuan tersebut?

Cara kerja penipuan dengan tombol "View"

Pakar keamanan siber dari Vaksincom, Alfons Tanujaya menjelaskan, penipuan via WhatsApp dengan tombol "View" atau "Lihat" tersebut merupakan phising.

Phising adalah upaya mengelabui seseorang untuk mendapatkan informasi data yang bersifat sensitif, seperti kata sandi atau kartu kredit.

"Kalau diklik, maka korbannya akan diarahkan ke situs phishing yang menyamar menjadi situs BNI," terang Alfons, saat dihubungi Kompas.com, Jumat (21/7/2023).

Dia menambahkan, saat korban mengeklik tombol "View", halaman WhatsApp akan menampilkan surat yang diklaim berasal dari BNI.

Penipuan modus baru di WhatsApp (Tribun/Istimewa)

Surat tersebut menginformasikan perubahan tarif transaksi antarbank, dari Rp 6.500 per transaksi menjadi Rp 150.000 per bulan untuk bebas biaya transfer.

Kemudian, korban akan diarahkan untuk mengeklik sebuah tautan atau link berkedok bank yang sebenarnya merupakan situs phising.

"Dan meminta kredensial m-banking dan mencuri OTP (one-time password)," kata Alfons.

Dari data yang telah diisi di laman phising tersebut, pelaku penipuan akan bisa menguras saldo korban.

Kendati demikian, menurut Alfons, penerima pesan sebenarnya tetap aman, meski sempat mengeklik tombol "View" maupun mengakses tautan phising.

"Kalau tidak diklik aman-aman saja. Kalau diklik sekali pun tapi tidak memasukkan data ya aman," tuturnya.

Pasalnya, penipuan bermodus tombol "View" ini berbeda dengan file APK yang akan menjalankan aplikasi jika tak sengaja diinstal.

BNI laporkan kasus penipuan

Di sisi lain, Sekretaris Perusahaan BNI Okki Rushartomo menegaskan, pesan atas nama bank pelat merah dengan tombol "View" tersebut tidak benar.

"Pesan tersebut tidak benar dan bukan dari BNI," ujarnya, saat dihubungi Kompas.com secara terpisah, Jumat.

Sebelumnya, BNI juga telah melaporkan dugaan tindak pidana kejahatan informasi dan transaksi elektronik ke Polda Metro Jaya pada 14 Juli 2023.

Penipuan yang dilaporkan, yakni berkedok kenaikan biaya transfer antarbank seperti dalam surat yang tercantum pada pesan WhatsApp.

"Pelaporan ini adalah bukti komitmen BNI dalam menjaga kepercayaan dan keamanan nasabah serta untuk mencegah kasus serupa terulang kembali di masa mendatang," ujar Okki.

Dia mengatakan, BNI pun akan bekerja sama dengan aparat penegak hukum untuk memberikan keterangan, data, atau dokumen yang diperlukan guna mengungkap kasus ini.

"BNI berkomitmen untuk menangani permasalahan ini dengan serius dan bekerja sama dengan pihak berwenang untuk mengungkap siapa pelaku di balik modus penipuan terkait informasi palsu tersebut," paparnya.

(Kompas.com/Diva Lufiana Putri).

Artikel ini diolah dari Kompas.com

(*)

Artikel diolah dari TribunnewsBogor.com

Penulis: Rahmat Hidayat