Pada 04.45 WIB, palang pintu sudah turun dan alarm berbunyi dengan lantang.
Namun, seorang petugas melihat L mencoba melintas dari arah Jalan KH Ahmad Dahlan menuju Jalan Kayu Manis Barat.
"Sudah diteriakin sama yang jaga pelintasan, 'Bang, awas ada kereta!'. Dikira para petugas, dia (L) enggak masuk (menerobos). Tahunya dia masuk. Pas kereta mendekat, dia masuk, ya ketabrak," Septi berujar.
Usai kejadian, Septi hanya melihat motor L tergeletak di samping salah satu rel, tepatnya di tiang sinyal di sisi Jalan Kayu Manis Barat.
Kala itu, ia sempat mengira bahwa kecelakaan tidak menimbulkan korban jiwa.
Namun, saat melihat ke arah tiang sinyal di sisi Jalan Kayu Manis Barat, Septi melihat L sudah dalam keadaan tewas.
"Jenazahnya nyelip di belakang tiang sinyal. Dia naik motor sendirian," kata Septi.
Penjaga pelintasan KA langsung menghubungi Polsek Matraman untuk melaporkan kejadian itu.
Anggota kepolisian langsung tiba di lokasi dan memeriksa CCTV untuk memeriksa kronologi tewasnya L.
"Setelah itu jenazah diangkut ke RS Cipto Mangunkusumo jam 06.15-an WIB," terang Septi.
Sementara itu, sepeda motor yang digunakan oleh L dibawa pihak polisi. Namun, Septi tidak mengetahui pasti kendaraan dibawa ke mana.
Pantauan di lokasi, Jumat, yang tersisa dari kecelakaan yang menimpa L hanyalah dua buah helm.
Dua helm yang terletak di dekat tiang sinyal itu terdiri dari satu helm berwarna hitam dan satu helm ojek online (ojol) berwarna hijau.
(Kompas.com/Tri Purna Jaya).
Artikel ini diolah dari Kompas.com