TRIBUNSTYLE.COM - Kisah pilu dialami oleh Nasip (56), seorang petugas pertahanan sipil (Hansip) di Pasar Rebo, Jakarta Timur.
Ia menjadi korban pembacokan geng motor di sekitar lingkungan RT 12/RW 10, Kelurahan Kalisari, Pasar Rebo, Jakarta Timur.
Ia diserang setelah bertugas pada Minggu (16/7/2023) sekitar pukul 03:30 WIB.
Hingga harus dilarikan ke rumah sakit, bagaimana kronologi kejadian yang dialami Nasip?
"Kejadiannya pas saya sama teman selesai tugas jaga. Saya jalan pulang ke rumah sendiri, karena teman beda arah pulang," kata Nasip di Pasar Rebo, Jakarta Timur, Minggu (12/7/2023).
Baca juga: Yuk Satu Lawan Satu! Tak Terima Cewek Direbut, 2 Remaja Jogja Saling Duel, Berujung Pembacokan
Kala dalam perjalanan pulang tersebut, Nasip berpapasan dengan pelaku yang berdasar rekaman CCTV menyorot kejadian berjumlah sekitar belasan orang menaiki lima sepeda motor.
Nasip yang tidak mengetahui bahwa pelaku merupakan geng motor memilih melanjutkan perjalanan ke rumahnya karena jam tugasnya sebagai Hansip sudah berakhir.
"Saya enggak negur mereka atau apa, saya tetap jalan lanjut pulang. Tiba-tiba pas saya lagi mau lompatin portal ada dua motor yang putar balik, dua motor itu satu boncengan tiga, satu dua orang," ujarnya.
Ketika Nasip lengah karena memalingkan pandangannya, seorang pelaku tiba-tiba turun dari kendaraan lalu membacok punggung korban dengan senjata tajam diduga jenis celurit.
Setelah melancarkan aksinya geng motor yang secara perawakan diduga masih merupakan anak di bawah umur tersebut melarikan diri ke arah kawasan Gongseng, Kecamatan Pasar Rebo.
Baca juga: NANGIS & Berlutut Ibu Tukul pada Orangtua Siswa SMK Bogor Korban Pembacokan: Nyesel Punya Anak Gini
"Setelah nyerang saya mereka langsung kabur. Pas saya noleh mereka sudah enggak ada. Saya enggak tahu jenis motornya apa, karena gelap. Mereka masih muda, anak-anak," tuturnya.
Akibat luka bacok tersebut Nasip mengalami pendarahan parah hingga harus mendapatkan tindakan medis di Puskesmas Kecamatan Pasar Rebo, dan RSUD Pasar Rebo.
Atas kejadian dialami Nasip sudah melaporkan kasus penganiayaan ke Sentra Pelayanan Kepolisian Terpadu (SPKT) Polsek Rebo dengan harapan pelaku dapat tertangkap.
"Setelah kejadian saya lapor ke RT, dari RT awalnya lapor Polsek. Baru Polsek datang terus minta saya bikin laporan. Tadi sudah bikin laporan. Kata polisi baju yang dipakai pas kejadian buat bukti," lanjut Nasip.
Tak meminta tolong ke warga
"Waktu itu saya enggak teriak minta tolong. Karena jam segitu kan orang masih pada tidur. Lagipula kalau teriak khawatir mereka makin-makin (beringas)," kata Nasip, Senin (17/7/2023).
Nasip khawatir bila dia berteriak meminta tolong, pelaku yang secara perawakan diduga masih anak di bawah umur tersebut kian kalap hingga mengeroyoknya.
Sehingga saat punggungnya dibacok seorang anggota geng hingga mengalami pendarahan, Nasip memilih tetap melanjutkan perjalanan pulang ke rumahnya.
"Kalau dari wajahnya mereka bukan orang sini. Karena mereka enggak pakai masker jadi saya sempat lihat. Enggak tahu kenapa mereka nyerang, padahal saya enggak ngapa-ngapain mereka," ujarnya.
'Yuk Satu Lawan Satu!' Tak Terima Cewek Direbut, 2 Remaja Jogja Saling Duel, Berujung Pembacokan
Yuk satu lawan satu!' gegara tak terima ceweknya direbut, remaja di Jogja tantang duel pria berinisial DM (17).
Pembacokan itu dilakukan oleh AH pada Senin (26/6/2023) dini hari sekitar pukul 00.30 WIB.
Akibat ditebas oleh salah satu pelaku memakai celurit, korban mengalami luka robek pada bagian paha.
Berikut kronologi lengkapnya!
Dipicu permasalahan cinta segitiga, seorang remaja berinisial AH (18) asal Kemantren Tegalrejo, Kota Yogyakarta membacok pria berinisial DM (17) warga Patehan, Kemantren Kraton Kota Yogyakarta.
Pelaku AH tak terima lantaran cewek yang diklaim sebagai kekasihnya itu direbut oleh korban.
Baca juga: FAKTA Kasus 3 Pelajar Nekat Bacok Polisi, 10 Tahun Penjara, Diduga Cuma Cari Hiburan & Musuh
Pembacokan itu dilakukan oleh AH pada Senin (26/6/2023) dini hari sekitar pukul 00.30 WIB.
Pelaku bersama sejumlah rekannya membacok korban di Jalan Tentara Pelajar, Jetis.
Akibat sabetan senjata tajam, DM mengalami luka di bagian paha.
Pelaku dan rekan-rekannya juga menganiaya korban dengan menggunakan benda tumpul.
Keluarga korban kemudian melaporkan penganiayaan yang menimpa DM ke Polsek Jetis.
Kapolsek Jetis Kompol Wahyu Sudadi mengatakan laporan dari pihak keluarga tersebut kemudian langsung ditindaklanjuti oleh Unit Reskrim.
"Orang tua korban yang melaporkan, bahwasanya anaknya kena bacok di Jalan Tentara Pelajar, Jetis. Kemudian laporan kami terima dan tim Reskrim olah TKP," katanya, saat jumpa pers, Rabu (5/7/2023)
Setelah melakukan olah TKP dan pemeriksaan saksi-saksi, tim Reskrim Polsek Jetis akhirnya berhasil mengamankan AH bersama teman-temannya yang terlibat penganiayaan.
Para pelaku diamankan pada Senin malam.
"Setelah olah TKP dan gelar perkara, Senin malamnya kami bisa amankan para pelaku," ungkapnya.
Sementara itu Kanit Reskrim Polsek Jetis AKP Mardiayanto menuturkan, ada enam pelaku yang diamankan oleh jajarannya.
Baca juga: AKSI Remaja di Balikpapan Nekat Telanjang Bulat saat Mencuri di 3 Rumah Warga, Santai Numpang Mandi
Para pelaku antara lain AH (18) pelajar laki-laki asal Kemantren Tegalrejo, Kota Yogyakarta, perannya sebagai eksekutor dengan senjata tajam jenis celurit.
Kemudian RD (17) pelajar laki-laki alamat Tegalrejo, Kota Yogyakarta berperan sebagai joki motor.
Lalu DR (17) pelajar laki-laki alamat Kasihan, Kabupaten Bantul berperan sebagai eksekutor yang memukul korban dengan stik baseball.
Kemudian YA (17) pelajar laki-laki asal Tegalrejo, Kota Yogyakarta berperan sebagai joki motor.
Berikutnya HDH (17) pelajar laki-laki asal Danurejan Kota Yogyakarta, berperan sebagai fighter dan AM (19) asal Gedongtengen, Kota Yogyakarta berperan sebagai joki.
"Untuk motif berawal dari adanya pesan WhatsApp yang berisi undangan untuk sparingan atau perkelahian satu lawan satu dari pelaku," tuturnya.
Kemudian setelah dilakukan pemeriksaan terhadap pelaku maupun korban, diketahui pemicu perkelahian bukanlah salah paham antar kedua geng.
"Bukan geng, jadi hanya perorangan berawal dari permasalahan cewek. Jadi pelaku merasa ceweknya diambil sama korban. Terus karena merasa gantle itu yuk kita sparingan perkalian satu lawan satu siapa yang menang," ungkap Kanitreskrim.
Kronologi Kejadian
Pembacokan ini bermula saat korban DM bersama saksi inisial I berangkat dari rumah di Patehan, Kemantren Kraton dengan berboncengan menggunakan sepeda motor Minggu malam pukul 22.40 WIB untuk menemui pelaku.
Sebelumnya, korban diajak pelaku ketemuan di lapangan salah satu SMP swasta di Kota Yogyakarta.
Namun pada jam yang dijanjikan, korban tidak menjumpai pelaku di lokasi.
Korban kemudian meninggalkan lapangan dan mencari rombongan pelaku di tempat lain.
Korban mengendarai sepeda motornya dari Jalan AM Sangaji menuju Jalan Tentara Rakyat Mataram.
Baca juga: MERINDING Tangan Putus Ditebas Parang, Pilu 2 Warga Takalar Jadi Korban Panah, Begini Kronologinya
"Setelah korban mencari ke Pasar Pingit ternyata tidak ketemu juga, terus korban berjalan sampai dengan Jalan Tentara Rakyat Mataram. Dari situ sudah mulai merasa dikejar oleh rombongan pelaku sebanyak dua motor," ungkapnya.
"Kemudian sampai dengan di Jalan Tentara Rakyat Mataram para pelaku sudah mulai menyerang korban, jadi yang motor 1 itu memukul korban pakai tongkat baseball, lalu pengguna motor satunya yakni pelaku AH itu menyerang dengan menggunakan celurit, menancap di paha korban," sambungnya.
Akibat penyerangan itu, korban DM mengalami luka robek pada bagian paha.
Sementara saksi I mengalami luka akibat hantaman benda keras berupa tongkat baseball.
"Untuk passal yang kita sangkakan atau yang kita terapkan saat ini menggunakan Undang-undang Perlindungan Anak kemudian kita rangkap dengan pasal 170 ayat 2 di mana termasuk penganiayaan berat dengan ancaman hukuman 7 tahun," terang Mardiyanto.
Diolah dari artikel TibunJakarta.com dan TribunJogja.com