Berita Viral

Keluarga Tutup Mulut, Ibu Guru MI di Boyolali Tak Tahu Putranya Dibunuh, Khawatir 'Carikan Joko'

AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Ibu guru MI Boyolali jadi korban pembunuhan belum mengetahui anaknya tewas.

TRIBUNSTYLE.COM - Ibunda Joko Siswoyo (23) guru MI Al Islam 3 Ngesrep Boyolali yang jadi korban pembunuhan Pinjol ternyata tak tahu kejadian naas yang dialami putranya.

Hal ini lantaran pihak keluarga belum ada yang berani untuk menyampaikan kabar tersebut.

Dilansir dari tribunsolo.com, kondisi ibu Joko Siswoyo diungkap oleh saudara kandungnya yang enggan disebutkan namanya.

"Belum ada yang ngasih tahu," katanya, di kediaman almarhum di Kecamatan Simo, Boyolali, Selasa (9/5/2023).

Pihaknya tak ingin memberikan informasi apapun terkait pembunuhan si bungsu dari tiga bersaudara itu kepada sang ibunda.

Sebab kondisi sang ibunda tak memungkinkan.

Baca juga: INNALILLAHI Guru Dibunuh Usai Bantu Teman Dapat Pinjol, Dicekik dan Dijegal, Mayat Dibuang ke Sungai

Suasana rumah kediaman almarhum Joko Siswoyo, guru MI di Boyolali yang jadi korban pembunuhan dan dibuang ke Sungai Bengawan Solo, Selasa (9/5/2023).

Diketahui, sang ibunda mengalami stroke.

Fakta Joko menjadi korban pembunuhan ditakutkan akan memperburuk kondisi kesehatan yang bersangkutan.

Bahkan, pihak keluarga sampai memilih untuk tak membuka media sosial hingga melihat berita di televisi.

Kepergian Joko meninggalkan duka mendalam bagi sang ibunda.

Sang ibunda terus meminta untuk dicarikan berita soal kematian Joko kepada pihak keluarga.

"Ibu itu terus nangis. Suruh carikan berita (tentang kematian Joko)," tambahnya.

Kronologi pembunuhan

ilustrasi mencekik / memukul

Kapolres Karanganyar AKBP Jerrold Hendra Yosef Kumontoy mengungkapkan awal mula pembunuhan terjadi.

Awalnya tersangka Agung menjalin kesepakatan dengan korban untuk meminjam secara online atau pinjol dengan menggunakan nama korban.

Agung pun meminjam uang Rp 6 juta dan setelah beberapa waktu pinjaman berbunga menjadi Rp 13 juta.

Uang tersebut digunakan Agung untuk membayar utang modal dagang.

Agung mengaku sudah berusaha mencicil utangnya kepada korban. Namun baru sebesar Rp 500.000.

Niat Agung menghabisi nyawa korban muncul karena tak terima dan sakit hati namanya disebut korban dalam status WhatsApp yang bersangkutan.

Lantas, Agung menjanjikan akan mengembalikan uang korban dengan meminta korban datang ke rumahnya pada Selasa (2/5/2023) sekira pukul 20.30 WIB.

"Korban diminta untuk datang ke rumah tersangka. Tersangka Agung telah merencanakan aksinya dengan menghubungi G untuk menyiapkan tongkat dan karung serta mencari lokasi yang sepi untuk eksekusi," kata dia, Senin (8/5/2023).

Korban kemudian tiba di rumah tersangka sekira 23.30 WIB seorang diri menggunakan sepeda motor Honda Beat nopol AD-4950-AHD.

Sebelumnya, Agung telah mengajak tersangka Gilang alias Cawet dari tempat kerjanya untuk menghabisi korban.

"Pada saat itu, tersangka Agung berbisik kepada tersangka Gilang 'ayo tak ajak nganu joko wet (cawet, -red), dan yang dimaksud nganu itu yaitu mukul orang," ucap dia.

Setelah korban berhasil diajak tersangka Agung ke lokasi kejadian, tersangka Gilang sudah berada di lokasi dengan membawa tongkat dan karung yang sudah disiapkan tersangka G.

Lalu pada Rabu (3/5/2023) pukul 01.00 WIB, aksi pembunuhan itu pun terjadi.

Tersangka Agung langsung mencekik leher korban dari arah samping dengan lengan kanan dan menjegal kaki korban hingga terjatuh.

Kemudian tersangka Agung menyuruh tersangka Gilang untuk mengambil tongkat dan memukul kepala korban sebanyak tiga kali hingga tongkat tersebut hampir patah.

"Kondisi korban saat dicekik, korban mengeluarkan lendir dan kejang-kejang, kemudian setelah dipukul, kepala korban berdarah," ucap dia.

Ilustrasi jenazah (Istimewa)

Setelah korban tidak bereaksi, tubuh korban dimasukkan ke dalam karung dan diisi tiga buah batu paving dengan diikat menggunakan kawat bendrat.

Korban kemudian dibuang ke sungai Bengawan Solo, tepatnya di wilayah Kecamatan Mojolaban, Kabupaten Sukoharjo.

"Kemudian, Kamis (4/5/2023) pagi pukul 09.30 WIB, korban ditemukan dalam kondisi tidak bernyawa di Wilayah Dusun Dingin, Desa Kemiri, Kecamatan Kebakkramat, Kabupaten Karanganyar," ujar dia.

2 pelaku ditangkap, 1 buron

Setelah melakukan penyelidikan, polisi pun meringkus kedua pelaku di dua tempat berbeda.

Gilang ditangkap di Jagalan, Jebres, Surakarta.

Sedangkan Agung tertangkap di Ponorogo, Jawa Timur.

Sementara, G masih buronan polisi.

Polisi menyita barang bukti berupa kaos merah, celana panjang hitam, jaket Adidas putih kombinasi merah biru serta satu buah sendal biru bagian kiri milik korban.

Selain itu, pihaknya juga mengamankan motor Honda Beat merah putih dengan nopol AD-4950-AHD milik korban dan Honda Revo Hitam Merah dengan nopol AD-6261-RT milik pelaku.

"Kedua tersangka dijerat pasal 340 dan 338 KUHP dengan tuntuntan maksimal hukum mati," ucap dia.

Diolah dari artikel kompas.com dan TribunSolo.com