Menurut keterangan yang dihimpun bahwa orang tua tersebut sudah mengalami penurunan daya ingat.
Keluarga menyatakan telah menjenguk keduanya pada hari lebaran namun entah mengapa beberapa hari kemudian keduanya memutuskan untuk berangkat ke rumah anak dan cucunya di Rancakalong.
Baca juga: Niat Hati Mudik, Kakak Adik Ini Malah Terpisah dari Orangtua Gegara Namanya Mirip, Begini Nasibnya
Diketahui, hari raya Idul Fitri menjadi momen berkumpulnya keluarga.
Masyarakat Indonesia terutama bagi mereka yang muslim berbondong-bondong untuk mudik ke kampung halaman.
Namun sayangnya, tak semua orang bisa merasakan mudik.
Mereka yang bekerja di hari Lebaran harus menahan rindu untuk bertemu keluarga.
Seperti yang dirasakan oleh seorang Nahkoda Kapal Motor Penyeberangan (KMP) Sebuku, Kapten Dwi Irianto.
Baca juga: CURHAT Polisi Pantura Bertugas Selama Ramadhan , Ternyata 32 Tahun Tak Mudik saat Lebaran
Kapten Dwi Irianto ayah asal Semarang, Jawa Tengah, ini merupakan seorang Nahkoda Kapal KMP Sebuku milik PT ASDP Indonesia Ferry.
Ia merupakan seorang kepala keluarga yang loyalitas akan pekerjaannya.
Bahkan, Kapten Dwi Irianto ini sudah 23 tahun atau 23 kali lebaran tidak berkumpul dengan keluarganya.
23 kali momen Idul Fitri itupun harus ia lewati dengan mengarungi lautan dan mengantarkan para pe mudik yang hendak pulang kampung.
Hal itu ia lewati dengan perasaan campur aduk, antara sedih dan rasa tanggung jawab yang diembannya.
Kapal yang dikemudikan oleh Kapten Dwi Irianto ini diberangkatkan dari Pelabuhan Bakauheni menuju Merak.
Pria yang berusia lebih dari 50 tahun ini mengaku dirinya menjamin dan bertanggung jawab atas tugasnya mengantarkan pe mudik hingga berlabuh di tujuannya.
Bahkan, ia juga menikmati momen Idul Fitri di atas kapal.